Banjirembun.com - Rumah murah dekat Kota Malang sangat langka ditemukan. Apalagi harganya 150 juta. Sungguh beruntung saya bisa mendapatkannya. Walau tipe cuma 30/60 dan kualitas bangunan secara keseluruhan dikatakan "cukup" atau kelas standar, nyatanya sampai sekarang saya tak menyesal membelinya. Justru, kalau ada uang mau beli lagi di sini.
Baca: Perumahan Subsidi Pemerintah di Pakis Malang Cuma 150,5 Juta Dekat Pintu Tol Malang
Sebelum memutuskan beli, saya sudah keliling dan mencari berbagai titik lokasi perumahan harga miring di Malang. Dari daerah sekitar Bululawang Kabupaten Malang bagian selatan hingga Lawang ujung sisi utara sudah dijelajahi. Lebih dari 10 titik perumahan yang saya datangi. Masih-masing tempat yang telah saya survei ternyata melahirkan cerita tersendiri.
Umumnya perumahan murah dengan harga kisaran 150-an juta seperti di atas merupakan salah satu hunian yang target pembelinya memungkinkan dapat jatah subsidi pemerintah. Intinya, bukan "sembarangan" orang yang boleh membeli rumah di sana secara mencicil/kredit. Dengan kata lain, terdapat syarat dan ketentuan tersendiri bagi masyarakat yang ingin mendapatkan subsidi cicilan.
Tak perlu heran ketika saya amat perhitungan, teliti, dan rumit dalam mencari rumah murah. Maklum saja saya beli rumah ini dari hasil jerih payah sendiri. Satu rupiah pun tidak dibantu pasangan atau istri, apalagi orang lain. Kecuali dibantu oleh orang tua kandung saya. Terima kasih saya ucapkan pada beliau. Mau mengarahkan beli rumah tapi juga mau menyubsidi.
Saya memperoleh informasi keberadaan rumah murah dari YouTube serta dari aplikasi web milik pemerintah. Lebih lengkap silakan baca tulisan ini Tips Mencari Rumah Subsidi di Seluruh Indonesia Melalui Situs Resmi Pemerintah, Tersedia Ratusan Ribu Unit. Sayangnya, semua berakhir kekecewaan. Ada saja hal-hal negatif yang menjadi pantangan untuk dibeli.
Harganya cocok, tipe 36/72, dan legalitas sangat terpercaya tapi jalan masih becek berupa tanah berlumpur. Fasilitas umum seperti taman dan Masjid juga tak ada. Terdapat pula, yang semuanya sangat ideal tapi harga 180 jutaan. Lebih parah lagi, di perumahan lainnya ada marketing (sales) properti bersikap tidak mau terbuka. Sudah begitu, terus-terusan menghubungi lewat telepon reguler (non internet).
|
Musholla di perumahan subsidi (sumber foto koleksi pribadi hasil memfoto sendiri) |
Saya tidak patah arang alias putus asa. Memutuskan senantiasa mencari perumahan impian di tempat lain. Sedari awal saya sudah memegang prinsip yaitu kalau ada satu saja kecacatan, kelemahan, atau kekurangan jangan ambil risiko. Lebih baik pilih tempat lain. Toh masih banyak perumahan murah di Malang yang belum saya datangi. Dengan begitu penjual tidak akan bisa menekan dan mempengaruhi saya.
Lagi pula saya mencari rumah tidak terpatok pada lokasi di mana. Terpenting berada di daerah Malang. Jadi, makin lebih fleksibel untuk pilih-pilih perumahan yang cocok. Akhirnya, patut disyukuri setelah beberapa kali ke sana-ke mari ketemu juga rumah murah impian. Terbukti, setelah menemukan tempat itu saya sudah tak berhasrat mencari di tempat lain.
Langsung saja, marketing saya hubungi lewat WhatsApp. Saya tanya-tanyai lebih lanjut. Dari mulai chat awal hingga sekarang saya tak pernah ketemu marketing tersebut. Sebab, dia sudah mengundurkan diri. Adapun sebagai gantinya dia mewakilkan marketing di kantor pemasaran untuk menemani saya survei di lapangan serta tanda tangan berkas-berkas maupun ambil kwitansi pembayaran.
Marketing "misterius" tersebut sangat telaten dan sopan saat saya mintai kejelasan. Sabar menjawab semua pertanyaan-pertanyaan. Konsumen yang rewel dan bawel seperti saya ini mampu dia hadapi penuh profesional dan integritas. Tidak cuma lewat chat. Saat telepon pun kata-katanya sangat halus dan santun. Semua permintaan dari saya sanggup dia penuhi.
Pokoknya hal-hal yang menghakwatirkan, mencurigakan, dan bikin tidak nyaman sanggup dia hilangkan. Dia mau memberikan jaminan dan melayani semua keinginan saya. Hal itu saya lakukan supaya legalitas aman serta terhindar dari kecurangan maupun penipuan. Sebab, saya sudah belajar banyak tentang cara dan praktik-praktik beli rumah yang terhindar dari kerugian.
Target utama saya yaitu mampu memiliki rumah secara lunas (kontan), legalitas jelas, cepat tanpa inden, di lokasi terjangkau, akses mudah, dan perumahannya one gate system. Alhamdulillah, semua itu saya dapatkan sekarang. Setelah pelunasan tidak lebih dari 1,5 bulan saya sudah punya AJB (akta jual beli). Tepat dua bulan setelahnya juga sudah Serah Terima Kunci. Betapa hati ini gembira.
Silakan baca-baca tulisan terkait properti lainnya di situs ini. Saya belajar banyak cara beli rumah dari situs Banjir Embun. Pembahasan sangat komplit. Dengan begitu tidak akan ketipu. Intinya, beli rumah jangan terburu nafsu. Kendati demikian, usaha pencarian harus tetap dilakukan baik secara online maupun terjun langsung.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengalaman Pribadi Beli Rumah Secara Lunas 150 Juta, Sangat Dekat Kota Malang"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*