Banjirembun.com - Banyak orang niat mengerjakan salat Duha bertujuan ingin rezekinya lancar. Dapat orderan, dagangan laku, proyek mulus, hingga karir gemilang. Tak sedikit pula orang merasa "tertipu" sudah terlanjur sedekah tapi nyatanya rezeki yang dijanjikan tak kunjung tiba. Akhirnya hati dongkol dan iman turun kembali.
Padahal kalau dicermati segala jenis ibadah sunah seperti di atas hakikatnya adalah sebuah rezeki. Sebab, tidak semua orang diberi kesempatan serta digerakkan hatinya untuk melakukan amal ibadah yang jarang dilakukan manusia. Intinya, rezeki itu bukan cuma materi dan tampilan fisik.
Kelapangan hati, kesabaran, keikhlasan, kedamaian, ridho, atas segala takdir Allah SWT, sampai rasa syukur sejatinya merupakan rizqi luar biasa. Dengan begitu seseorang tidak menjadi pribadi yang iri (dengki), sombong, mudah terhasut, penuh benci, serakah, serta perbuatan tercela lainnya.
Begitu pula punya orang terdekat yang baik dan selalu mengingatkan dalam kebaikan, itu termasuk rezeki dari Allah SWT yang patut dipuja-puji. Buat apa banyak harta tapi orang di sekitar cuma modus dan berwajah palsu. Mau mendekat kalau ada duitnya. Jika tak punya apa-apa maka tak mau bersahabat.
Baca juga: Ciri-ciri Manusia Palsu yang Tak Pantas Dijadikan Teman
Tak cuma hal-hal yang terlihat menyenangkan. Rezeki kadang berupa hal yang menyusahkan. Misalnya jatuh sakit. Alasannya, mukmin yang sakit sebenarnya salah satu metode Allah SWT menggugurkan dosa-dosa hambanya. Artinya, sakit bisa menjadi kesempatan untuk berkurangnya dosa-dosa.
Mendapati orang tua yang sakit-sakitan juga termasuk rizqi. Sebab, bisa menjadi ladang pahala bagi sang anak untuk merawat dan berbakti pada mereka. Dengan kata lain, menjadi Muslim itu sungguh luar biasa. Apapun keadaannya semua bisa menjadi ladang pahala baginya.
Justru terkadang banyak harta melimpah ruah tanpa "kontrol" berakibat tak terkendali yang patut diwaspadai, karena berbahaya. Jangan sekali-kali itu dianggap sebagai rezeki kalau semua nyatanya membuat manusia meninggalkan Allah. Serta tentunya lalai atas segala nikmat yang telah dia terima dengan mudah.
Terkadang manusia lupa kalau dirinya sebenarnya mendapat istidraj. Yakni, hal luar biasa atau tidak wajar yang diterima oleh orang tak beriman, lemah iman, zalim, dan penuh ankara murka. Istidraj hanya jadi tipu daya bagi para penerimanya. Mereka bakal terlena dengan kenikmatan palsu yang diperoleh.
Baca juga: Pengertian Serta Contoh Irhas, Mukjizat, Karomah, Maunah, dan Istidraj
Mulai sekarang patutlah berhati-hati. Hindari terjerumus mengejar harta secara berlebihan. Takutnya, saking semangat dan giat mengais uang segala cara dilakukan. Menghalalkan yang haram. Menerabas jalan-jalan yang sudah ditentukan agama. Segera sadari sebelum terlambat.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Dalam Agama Islam Rezeki Bukan Cuma Harta dan Kesehatan Tetapi juga Hal-hal Seperti ini"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*