Banjirembun.com - Berbicara tentang nilai sebuah ibadah bukan cuma terkait jumlah atau kuantitasnya. Malahan seberapa lama, seberapa banyak, dan seberapa seringnya tidak menjadi patokan sebuah ibadah akan berharga ketika dibawa ke langit.
Setiap amal tergantung pada niatnya. Begitulah kaidah yang berlaku. Seberapa pun tenaga, waktu, uang, hingga pikiran dikorbankan tak bakal disenangi penghuni langit kalau niatnya sudah salah. Dengan demikian, mestinya antara hati dan perilaku harus seiring sejalan.
Selain faktor bersihnya niat, kondisi lapang serta sempit seseorang juga menentukan kualitas ibadah. Orang yang sedang sulit atau susah tentu nilai pahala ibadah jauh lebih tinggi ketimbang yang sedang bahagia atau penuh kenikmatan. Itulah bukti sifat Maha Adil Allah SWT.
Seseorang mungkin bisa saja dapat masuk surga lantaran menolong lalat terjatuh di air dalam gelas. Sedang orang yang lain tidak mendapat pahala besar dari perbuatan yang sama. Sebab, maksudnya menolong lalat "cuma" lantaran kasihan. Tidak lebih dari itu.
Begitu pula seorang pezina yang menolong anjing kehausan di padang pasir. Bisa saja dosa-dosa terampuni sehingga dapat masuk surga. Lantaran dia tulus dan memang ingin mendapat ridho Allah SWT. Dia sadar amalnya sedikit. Berharap dengan menolong anjing setidaknya dapat pahala.
Amal ibadah dua orang bolehlah sama. Keduanya sama-sama berzikir dengan lafaz dan jumlah yang juga persis. Namun, nilainya tetap berbeda di mata Sang Pencipta. Satu orang niat berzikir karena dia sadar itu memang tugas manusia. Sedang yang lain diniatkan untuk memperoleh dunia.
Jangan beribadah layaknya seorang pegawai sedang bekerja. Bos atau atasan hanya menilai performa, hasil, dan apa-apa yang nampak di mata saja. Tidak akan peduli bagaimana isi hati karyawannya. Apakah dia kerja dengan ikhlas atau penuh beban karena motifnya cuma transaksional.
Mulai sekarang tatalah hati. Harapannya semoga nilai pahala yang didapat sangat berharga. Tak ayal dengan begitu penduduk langit menjadi terpesona ketika melihat amal ibadah yang telah dilaksanakan. Alhasil, apa yang dilakukan di bumi tak sia-sia sebagai bekal di akhirat kelak.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Amal Ibadah Dua Orang ini Sama, Tapi Beda Nilainya Saat Diantar ke Langit"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*