Banjirembun.com - Tak boleh merasa hina dan rendah diri tatkala terkena fitnah, ghibah (gosip), hingga omongan langsung misalnya berupa sindiran yang enggak sedap didengar. Sebab, semua manusia pasti pernah mengalaminya. Bahkan, orang yang sedang memfitnah dan menggosip pun juga pernah menjadi korban lancipnya ujung mulut.
Hadapilah pedasnya lisan dan tulisan pada media sosial dengan hanya cukup diam. Tak perlu dilawan atau pun memberi "penjelasan" sebagai pembelaan diri. Ketimbang pusing memikirkan hal seperti itu, akan lebih bermanfaat tetap fokus berlatih dan belajar untuk pengembangan diri. Pasti suatu saat badai cobaan akan mereda sendiri.
Baca juga: 5 Dosa Besar yang Bersumber dari Lisan dan Tulisan
Jagalah pendengaran dari segala sumber. Ada orang yang membawa berita yang bikin sakit hati atau jengkel, janganlah mendengarkan dan memedulikannya. Paksa dia untuk diam. Lantas membahas hal lain. Bila dia tetap ingin berbicara tak baik maka tinggalkan saja. Pergi. Sekuat apapun iman, lambat laun bakal runtuh juga hatinya sehingga tersulut omongan orang lain.
Menghindari berita atau kabar yang bikin hati dongkol sangat penting. Agar tidak ada permusuhan. Saat bertemu dengan siapapun di lain waktu tak ada curiga, uring-uringan, maupun rasa tak nyaman lainnya. Bisa jadi kabar yang datang kepada kalian itu bukan bermaksud baik. Cuma ingin mengadu domba serta ingin membuat hidup kalian tak lagi tentram.
Memilih banyak bicara, menulis status, berkomentar, memposting foto/video, atau hal semacamnya untuk menunjukkan bukti "kebersihan" diri justru langkah yang tidak tepat. Semakin banyak bersuara bakal menimbulkan rasa curiga, risih, dan ilfil dari teman lainnya. Tentu itu bakal membuat musuh menjadi senang tertawa lepas.
Biarkan Allah SWT yang mengaturnya. Di mana, Dia akan membungkam mulut dan menali tangan mereka. Akibatnya, lisan dan tulisannya tak lagi dihiraukan. Serta Allah SWT dapat juga menggunakan banyak cara menakjubkan lain. Bagaimanapun, Dia adalah Zat yang menggenggam hati manusia maupun membolak-balikannya.
Tatkala berseteru dengan orang lain hindari bersitegang terlalu lama. Segera pergi menjauh ketika perdebatan mulai muncul. Tak perlu repot-repot mendebat orang lain. Sebab, bukan diri kalian yang wajib membela diri sampai masalah tuntas. Melainkan Allah yang akan membela orang-orang terzalimi yang memutuskan tetap bersabar.
Sebuah hal wajar ketika timbul kebimbangan, kebingungan, serta minder di waktu tuduhan sesat itu baru tiba di telinga. Akan tetapi hal berbeda terjadi. Yakni, pada orang-orang yang senantiasa menjaga kedekatan pada-Nya. Mereka akan tetap tenang dan nyaman meski dalam kesulitan yang luar biasa. Sebab, dia yakin Allah SWT tak akan meninggalkannya.
Sungguh manusia yang paling banyak kesalahannya yaitu mereka yang paling banyak menyebut kesalahan orang lain. Hal itu selaras dengan prinsip "Jika semakin banyak bicara maka potensi kekeliruan isi yang disampaikan juga semakin bertambah". Artinya, lebih baik diam saja agar tidak menimbulkan kesalahan-kesalahan baru.
Allah SWT akan terus memberi musibah berupa fitnah, ghibah, dan sindiran tak sedap kepada manusia yang disayangi. Hal tersebut dilakukan guna membersihkan dosa-dosa. Dari pada membersihkannya dengan penyakit atau musibah lain, Allah lebih memilihnya dengan memberi ujian melalui ucapan dan tulisan orang lain. Jadi mau pilih mana? Kalau mau sempurna cuma ada di surga. Bukan dunia.
Baca juga: 5 Tipe Karakter Orang yang Sebaiknya Memilih Diam Tak Bicara di Medsos Maupun Dunia Nyata
Dengan bersikap ridho (rela) terhadap takdir atau keputusan-Nya yang memberatkan jiwa seperti di atas diharapkan hati menjadi bersih. Lebih kebal terhadap cobaan-cobaan semacamnya di kemudian hari. Tidak lagi reaktif dan terpancing bertindak agresif. Namun, tetap menikmati hidup meski gonggongan anjing terus menyalak.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Tips Jitu Agar Tetap Kuat Iman Ketika Terkena Fitnah, Ghibah, dan Omongan Tak Sedap"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*