Banjirembun.com - Kebersamaan, sosialisasi, atau bermuamalah dengan sesama manusia memang penting. Hal tersebut merupakan kebutuhan jiwa untuk memenuhi fitrah (bawaan) manusia sebagai makhluk sosial. Namun, sesekali menyediakan waktu untuk menyendiri tak kalah lebih penting.
Ilustrasi orang yang butuh menyendiri (sumber gambar) |
Sejumlah efek positif didapat tatkala menyempatkan diri untuk sendiri tanpa gangguan. Salah satunya, kesendirian dapat mempermudah individu "bersih-bersih" kotoran di hati serta pikiran. Dengan sendiri dan menepi dari keramaian seseorang dapat mempunyai waktu berharga untuk keselamatan diri.
Keheningan mampu memberikan waktu yang lebih spesial. Menjadi kesempatan untuk ibadah, mendekat pada Tuhan, berdoa, merenung, muhasabah (intropeksi), hingga memperbaiki hati. Tanpa itu semua siapapun dapat berubah menjadi sosok yang tercela, jahat, atau perbuatan tak terpuji lain.
Orang yang tamak (rakus), hasad (iri/dengki), lupa mati, takut mati, salah dalam menentukan tujuan hidup, tak tahu diri, merasa paling benar, serta yang semacamnya disebabkan lantaran dia terlalu sibuk. Lebih fokus mengurusi kebutuhan materi/fisik ketimbang aspek spiritual maupun akhirat.
Memperbarui prinsip hidup, mengetahui jati diri, hingga arah/haluan ke masa depan tak jarang ditemukan saat seseorang menyepi. Begitu pula bisa mengetahui bagaimana hakikat hidup dan apa tujuan dia dihadirkan di dunia ini. Sebab, hidup ini bukan sekadar tentang diri sendiri dan orang di sekitarnya.
Manusia mesti menyadari tentang keterbatasan dirinya. Hal itu, agar dia juga mau membatasi keinginan (hasrat). Asumsinya, seberapa pun prestasi atau capaian yang diraih pasti akan ditinggal mati juga. Walau dikenang oleh generasi penerus, itu tidak akan berlangsung lama. Serta sudah pasti hanya segelintir yang peduli kisah hidupnya.
Sebagai makhluk beragama, juga patut diperhitungkan sejauh mana bekal yang disiapkan untuk kampung abadi di surga nanti. Bagaimana ketika tiba-tiba meninggal begitu saja tanpa ada isyarat. Betapa menyesal kelak di akhirat. Tak sempat bertaubat lantaran terlalu repot mengurusi nafsu syahwat.
Dengan demikian, sudah sangat jelas bahwa meluangkan waktu untuk sendiri sangat penting. Selain untuk membentengi diri dari pengaruh buruk dari sesama insan, jika aktivitas menyendiri itu rutin dilakukan maka dapat terus mengisi kadar keimanan. Dampaknya, dia menjadi manusia yang terus lebih baik dari sebelumnya.
Efek positif menyediakan waktu untuk menyendiri lainnya adalah sebagai sarana menangis. Tangisan dalam artian yang sebenarnya. Mengeluarkan air mata sampai sesenggukan. Dengan menangis siapapun bisa merasa lega. Apalagi tatkala tangisan tersebut bentuk usaha mendekat dan bermanja-manja pada Tuhan.
Terkadang dalam berinteraksi sosial ada yang sulit atau lebih memilih tak mencurhatkan uneg-uneg pada pihak lain. Dia memutuskan diam daripada mengumbar ganjalan di dalam jiwa. Nah, dengan sendiri dapat menjadi kesempatan bercurhat pada Tuhan. Melaporkan kegelisahan hati pada-Nya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Efek Positif Menyediakan Waktu untuk Menyendiri"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*