Banjirembun.com - Sebenarnya angka berat badan bukan patokan pasti untuk menilai bagaimana kondisi kesehatan seseorang. Namun, usaha menurunkan berat badan dengan cara sering ditimbang menggunakan alat ukur bukanlah sepenuhnya suatu hal yang salah. Dengan catatan dia harus tahu berapa standar ideal berat badannya.
Orang yang memiliki berat badan ideal yaitu tidak gemuk dan tak terlihat kurus belum tentu menjadi jaminan kondisi kesehatannya baik. Ada sejumlah kasus kematian ditemui disebabkan gagal jantung padahal bentuk tubuhnya dianggap ideal. Tetapi nyatanya di dalamnya mengandung kolestrol jahat di luar batas kewajaran.
Selain karena hendak menghindari risiko gangguan kesehatan, seorang wanita ingin menurunkan berat badan juga lantaran faktor estetik. Berharap ketika berat badan turun diikuti pula dengan bentuk tubuh yang semakin kencang dan indah. Setidaknya tidak terlihat gembul dan over "kapasitas".
Bagi bunda yang ingin menurunkan berat badan tapi merasa kesulitan mungkin saja belum menyadari penyebabnya. Supaya lekas tersadar berikut ini sejumlah hal yang perlu diketahui oleh bunda:
1. Cemilan Tidak Mendukung
Makanan ringan di rumah dan kantor (tempat kerja) merupakan snack yang sering dikonsumsi. Bahkan hampir tiap hari. Sayangnya, seringkali bunda sulit menghindari berbagai jenis cemilan yang menggoda tersebut. Mungkin awalnya hati masih kuat sehingga tak tergoda untuk menikmati. Akan tetapi lambat laun terpikat juga.
Ada salah satu solusi yang dapat mencegah bunda memakan cemilan yang tak mendukung untuk diet itu. Yakni, buatlah dan bawalah bekal sendiri yang isinya makanan-makanan sehat serta mengenyangkan. Alternatif lainnya ganti makanan ringan itu dengan selingan mengonsumsi buah-buahan. Intinya, pastikan ada kompensasi pada diri setelah tak makan cemilan.
2. Menghabiskan Makanan Sisa
Makanan sisa di sini bisa dalam artian sebenarnya yaitu misalnya sisa dari makanan yang tidak habis dari anak sendiri atau sisa nasi di bakul dan wadah yang tak habis. Mau dibuang rasanya tidak tega. Kalau pun dihangatkan sudah tidak memungkinkan lagi. Jalan terakhir tentu harus menghabiskan seketika di hari itu juga.
|
Ilustrasi ibu akan menghabiskan makanan sisa dari bayinya (sumber gambar) |
Solusinya adalah jangan memasak atau membeli makanan secara berlebihan. Prinsipnya adalah lebih baik porsi menu utamanya kurang atau berjumlah agak sedikit dari pada membuangnya. Kalau pun ternyata perut masih lapar dapat dimanipulasi dengan minum air lebih banyak. Bisa pula ditambahi dengan makan buah dan cemilan sehat.
3. Sering Dibawakan Oleh-oleh Makanan
Suami, mertua, orang tua, atau keluarga lainnya seringkali membawa oleh-oleh berupa makanan. Alih-alih makan sehat, justru yang dibawa makanan yang mudah meningkatkan berat badan. Sebut saja seperti nasi goreng, martabak, ayam goreng, roti-rotian, donat, atau yang semacamnya. Mau diabaikan begitu saja sangat sulit.
Solusi yang dapat ditempuh yaitu beri pesan pada suami saat membelikan oleh-oleh makanan sebaiknya jangan yang banyak mengandung gula, tepung, dan minyak-minyakan. Kalaupun sulit dicegah lantaran diberi oleh keluarga jauh lebih baik kasihkan makanan itu pada tetangga atau berikan pada orang yang jarang memakan makanan begituan.
4. Terlalu Sering Ikut Kumpul-kumpul
Suatu perkumpulan tanpa dilengkapi makanan akan terasa hambar. Begitu pula ikut kumpul-kumpul yang terdapat makanan tapi enggak ikut menikmati hidangan juga terasa janggal. Apalagi tatkala acara kumpul-kumpul itu terjadwal. Misalnya seperti rapat, arisan, seminar, resepsi nikah, sampai acara ulang tahun.
5. Begitu Turun Sedikit Langsung Tancap Gas Lagi
Suasana atau kondisi hati terkadang mengalami perubahan tatkala berat badan turun. Merasa ada yang kurang. Biasanya mendapat asupan gula atau manis-manisan sudah beberapa waktu tak menikmatinya lagi. Bila tidak dikontrol dan minim keseriusan maka membuat alam bawah sadar begitu mudah menggiring untuk kembali ke habitat awal.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Penyebab Wanita Sulit Menurunkan Berat Badan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*