Banjirembun.com - Selama ini umat Islam cuma fokus dan perhatian pada dosa-dosa besar yang menjurus pada hal-hal menyentuh aspek aqidah maupun yang penuh tantangan (adrenalin). Seperti halnya zina, homo, syirik, mabuk (khamr), judi, durhaka pada orang tua, narkoba, membunuh, hingga mencuri. Hampir semuanya itu menjurus pada hawa nafsu fisik.
Padahal ada banyak dosa besar yang bersumber dari lisan dan tulisan yang patut diwaspadai. Barangkali karena efek negatifnya terjadi butuh waktu lama atau panjang sehingga beberapa orang mengabaikannya. Menganggap lisan dan tulisan yang "dikeluarkan" bagian dari hal sepele. Lantas lupa untuk bersyukur bahwa lisan merupakan karunia dari Allah SWT.
Sungguh miris bukannya lisan dan tulisan diarahkan untuk kebaikan yang meliputi berzikir, memberi nasihat baik, membaca al Quran, sampai menyiramkan ilmu bermanfaat justru dipakai sebagai sarana berbuat dosa. Lisan serta tulisan dapat menyebabkan orang sangat mudah masuk surga. Sebaliknya pula dapat begitu gampang memasukkan ke dalam neraka.
Bisa dikata, dosa yang paling banyak dilakukan oleh manusia bersumber dari lisan dan tulisan yang dibuat. Oleh sebab itu, menahan lisan dengan memilih diam jauh lebih mulia ketimbang berbicara tapi berakibat maksiat. Lebih lengkap terkait itu silakan baca tulisan di sini berjudul "5 Tipe Karakter Orang yang Sebaiknya Memilih Diam Tak Bicara di Medsos Maupun Dunia Nyata".
Ilustrasi diam untuk kemaslahatan (sumber gambar) |
Seseorang yang ingin menzalimi dan menyakiti secara fisik langkahnya harus berada di hadapan langsung. Baru bisa memukul, menendang, atau mencelakai. Namun, bagi yang hendak menyakiti hati dan membuat terpuruk jiwanya cukup melalui lisan dan tulisan. Bisa melalui media sosial atau dapat juga disambungkan lewat mulut orang lain. Cakupannya tak lekang waktu dan jarak.
Di antara dosa besar yang bersumber dari lisan dan tulisan yaitu:
1. Dusta
Dusta merupakan salah satu dosa besar yang dianggap biasa-biasa saja. Walau Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan pada pengikutnya untuk berkata jujur tapi masih ada yang menilainya enteng. Terjemahan hadist mengatakan "Katakanlah yang benar meskipun itu pahit (berat untuk dikatakan)" HR. Ibnu Hibban.
2. Saksi Palsu
Memberikan saksi palsu apalagi disertai sumpah palsu merupakan dosa besar. Salah satu akibat yang didapat yaitu pengadilan atau pihak berwenang yang menyelenggarakan "sidang" dapat membuat keputusan yang merugikan orang tak bersalah. Jangankan bersaksi palsu umat Islam dilarang enggan memberikan kesaksian apabila dibutuhkan. Sebab tak memberi kesaksian padahal tahu terdapat kezaliman.
3. Adu Domba
Hukum perbuatan adu domba adalah haram. Mengadu domba dua orang yang sedang konflik batin maupun sedang bersekutu merupakan dosa besar. Adu domba tidak cuma bisa dilakukan lewat lisan. Malah di zaman digital ini banyak sekali adu domba di dunia maya. Mengadu ulama atau umat islam dengan pemerintah sehingga kehidupan sosial jadi kacau.
4. Memfitnah
Fitnah adalah bentuk tipu daya yang sangat mengerikan. Seseorang yang ingin merendahkan harkat dan martabat seseorang dapat saja melakukan berbagai cara licik. Salah satu yang dipilih ialah dengan memfitnah. Bahkan ada yang pakai jurus "melempar batu sembunyi tangan" lalu menuduh orang lain sebagai pelakunya.
5. Ghibah
Sungguh bikin heran. Ada orang yang rajin sholat berjamaah ke Masjid, rajin menjalankan ibadah-ibadah sunnah, serta terdapat indikator kesholihan lain dalam diri seseorang tapi sering melakukan ghibah. Sulit bagi dia untuk mengontrol dan mencegah tulisan dan lisannya untuk mencela atau membicarakan kejelekan orang lain yang tidak bersama dia.
Sebagaimana umumnya bentuk kemaksiatan lain, dalam ghibah juga mengandung kenikmatan atau kepuasan tersendiri. Baik yang berghibah maupun yang mendengarkannya sama-sama menikmati. Itulah mengapa ghibah sangat sulit dihentikan sebagaimana sulitnya para pezina, penjudi, peminum, atau bentuk maksiat lain mau lepas dari dosa.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Dosa Besar yang Bersumber dari Lisan dan Tulisan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*