Banjirembun.com - Regenerasi, pergantian tampuk kepemimpinan, pemerataan kesejahteraan, atau pemberian kesempatan generasi penerus untuk berkembang merupakan keniscayaan. Seberapa kuat dan lamanya kekuasaan dan kejayaan dipertahankan, suatu saat pasti bakal ditinggal mati ke alam kubur juga. Akhirnya, bakal digantikan yang lebih muda.
Banyak cara seseorang yang masih ingin tetap menonjol di masyarakat dalam menghambat, mengerdilkan, mengebiri, maupun membungkam pihak-pihak yang dianggap ancaman. Tujuannya yaitu supaya jabatan, kekayaan, atau kehormatan yang disandang tidak pindah pada orang lain. Kalaupun terpaksa copot harus digilirkan ke anaknya sendiri.
Berikut ini orang-orang yang dianggap tak tahu diri lantaran terus mempertahankan diri meski kondisinya seperti di bawah:
1. Orang Sepuh
Orang yang sudah sepuh sepatutnya istirahat serta pensiun. Setidak-tidaknya walau masih kerja, beban dan tanggung jawabnya telah dikurangi. Hal berbeda terjadi pada orang berusia lanjut yang serakah, gila hormat, dan tak tahu diri masih saja ingin terus tampil di depan. Menggunakan kekayaan, jabatan, dan wewenangnya untuk menekan maupun menjinakkan.
Baca juga: Penyesalan-penyesalan Bikin Sesak Dada di Masa Lalu yang Baru Disadari Pada Hari Tua
Dalam beberapa kasus, orang tua seperti di atas malah menyingkirkan dan mengabaikan generasi muda bibit unggul. Bukannya diberi kesempatan dan dikader dengan baik yang terjadi ialah pembonsaian. Segala hal yang membuat para pemuda itu menjadi berkembang dikebiri. Masa bodoh bagaimana nanti kondisi peninggalan atau warisannya setelah dia meninggal dunia.
2. Orang yang Lama Menjabat
Di era demokrasi seperti sekarang sebuah jabatan yang tak dibatasi bakal membahayakan. Tak cuma di sektor pejabat pemerintah. Semestinya jabatan teknis dan operasional di sebuah perusahaan swasta, lembaga, organisasi, institusi, atau komunitas juga dibatasi. Jika tanpa batasan maka membuat pengemban jabatan akan bernafsu untuk terus mempertahankan kekuasaan meski dalam status quo.
Sebaik apapun orang dalam menjabat suatu saat bakal berada di titik jenuh juga. Mungkin pada masa awal kepemimpinan gebrakan-gebrakan yang dilakukan sangat bermanfaat. Namun, pada akhirnya lambat laun tibalah dia pada batas kemampuan. Akibatnya, dia tak sanggup lagi untuk mengembangkan lebih jauh dan luas sehingga yang terjadi adalah kemandegan alias berhenti di tempat.
3. Orang Kaya Raya
Jangan beri kesempatan orang kaya raya untuk terus bertambah harta dengan cara zalim dan haram. Orang yang ingin menambah pundi uang dengan langkah menjarah hak rakyat, korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan sampah masyarakat. Begitu pula para pengusaha yang memperkaya diri tanpa peduli pada keamanan, keindahan, kesehatan, kebersihan lingkungan.
Baca juga: 5 Jenis Perbuatan Serakah yang Dilakukan Hanya Oleh Orang Kaya
Untuk menjadi rakus seseorang tak perlu punya status miskin. Orang kaya juga dapat tamak. Justru semakin kaya seseorang terkadang semakin hasrat untuk menambah kaya. Bersaing dan berlomba dengan sesama konglomerat untuk meningkatkan jumlah harta. Tentu yang jadi korban, mangsa, atau sasarannya ialah para kaum miskin dan terpinggir.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Kondisi Orang Seperti ini Tak Pantas Dipertahankan dan Mendapat Posisi di Masyarakat"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*