Banjirembun.com - Orang yang mengaku Islam ada kalanya belum tentu berperilaku dan berpenampilan Islami. Sebaliknya ada yang bikin geli, terdapat orang non Muslim tapi tampilannya layaknya umat Islam. Dari sini kita mesti sadar bahwa apa yang terlihat belum tentu sesuai kebenaran serta sama seperti apa yang ada di dalam hati.
Kita memang tidak boleh memvonis orang lain telah riya', tidak ikhlas dalam beramal, dan dicap memanfaatkan agama sebagai kedok mengeruk uang. Ingatlah, Lebih Mulia Terlanjur Salah dalam Berprasangka Baik, Daripada Keliru Sudah Memvonis Riya'. Sebab siapapun dilarang keras menghukum orang lain tanpa bukti. Cuma mengandalkan prasangka dan asumsi.
Tulisan ini hanya untuk mengingatkan siapa saja. Supaya berhati-hati dalam menjaga hati. Meluruskan niat dalam hijrah dan memantapkan tekat untuk ridho saat menuju jalan Allah SWT. Tentunya pula dapat menjadi pengingat bagi umat Islam lainnya agar waspada. Semoga tidak menjadi korban penipuan dari pihak-pihak yang menggadaikan Islam.
Bisnis berbasis syariah memang sangat baik. Asal semuanya dilakukan benar-benar secara totalitas. Bukan separuh-separuh. Apalagi label, simbol, atau penamaan Islami cuma sebagai umpan. Itu artinya Islam hanya sebagai komoditas duniawi. Dengan tujuan demi usaha lancar karena disenangi dan dibeli oleh umat Islam.
Kasus yang sama terjadi juga pada calon pejabat yang ingin mendapat suara coblosan terbanyak dalam pemilihan. Mereka rela tampil syar'i demi mendapat simpati. Padahal setelah terpilih belum tentu juga bakal mensejahterakan dan merubah nasib umat Islam. Setelah terpilih lupa begitu saja. Lebih baik pilihlah orang yang sudah benar-benar Islam sedari lama.
Walau tidak menipu dan menimbulkan kerugian materi, konsumen terkadang dibuat gerah. Misalnya pelayanan tidak profesional seperti lambat, tampak tak peduli, hingga tanpa rasa ramah. Padahal islam sendiri mengajarkan bahwa senyum adalah sedekah. Disiplin adalah ibadah. Serta peduli adalah kemuliaan.
Tak kalah parah ada yang mengaku syariah tapi mengabaikan kebersihan. Dengan kata lain pebisnis atau pedagang tersebut cuma mengandalkan "gelar" syariah untuk memanipulasi psikologi konsumen. Akan tetapi mengabaikan pola hidup yang benar-benar syariah. Itulah yang akan memperburuk citra bahwa Islam merupakan ajaran pagan dan terbelakang. Didasarkan pada fakta-fakta dari kasus seperti tadi.
Sebagai umat Islam kita memang harus mengutamakan membeli dan menggunakan jasa usaha dari kalangan Muslim. Baru kalau tidak menemukan yang sesuai dengan tujuan pilihlah tempat lain. Datangi pedagang, pebisnis, pengusaha, atau penyedia jasa yang tidak cuma mengaku syariah. Lebih dari itu pastikan bahwa yang demikian tidak sekadar modus menipu.
Banyak orang-orang munafik yang rela menjual agama Islam. Mengaku beragama Islam tapi sejatinya sangat membenci Islam. Rasa cintanya pada Islam sebatas seberapa besar uang di dapat tatkala setelah menjual produk "syariah" miliknya. Kelak akan terlihat siapa yang istiqomah di jalan Allah SWT. Biarlah semua akan terbukti di kemudian hari.
Ilustrasi pengusaha munafik, mengaku bisnis syariah nyatanya benci agama Islam (sumber gambar) |
Sekali lagi siapapun tidak boleh memvonis orang lain menjadi munafik atau bukan. Kendati seperti itu, tidaklah berdosa ketika hati memutuskan meninggalkan dan mengabaikan orang-orang yang dicurigai munafik. Lebih baik mencegah dan menghindar daripada menyesal telah mempertahankan sesuatu yang salah.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Modus Bisnis Menggadaikan Islam, Mengaku Sudah Hijrah dan Berbasis Syariah Ternyata Cuma Trik Menipu"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*