Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Tips Meraih Kebahagiaan Saat Menggunakan Media Sosial Seperti Facebook, WA, dan YouTube

Banjirembun.com - Kebudayaan, peradaban, hingga gaya hidup manusia selalu mengalami perubahan. Secara fisik atau tampilan mungkin tampak ada perkembangan menjadi baik dan berkualitas. Namun, dari segi batin atau kejiwaan barangkali banyak sekali terdapat keterpurukan dan suasana hati buruk. Makin banyak kepribadian rapuh sehingga lebay, reaktif, dan sok tahu.


Sebenarnya terkait hubungan antara media sosial dengan kebahagiaan sudah pernah dibahas dalam website Banjir Embun. Alhamdulillah, ternyata pembacanya sangat banyak tembus puluhan ribu kunjungan. Silakan kalian buka judul tulisan ini untuk mengetahuinya "Sebab-sebab Media Sosial Merebut Kebahagiaan Manusia". 

Media sosial telah merenggut kebahagiaan manusia. Sayangnya, meninggalkan sepenuhnya juga bukanlah jalan keluar. Sebab masih ada hal-hal positif dan bermanfaat yang dapat diraih darinya. Perlu ditekankan bahwa media sosial bukan cuma facebook dan twitter. Melainkan YouTube, whatsapp, instagram, telegram, tiktok, dan masih banyak lagi.

Ilustrasi media sosial "menjauhkan" yang dekat (sumber gambar)

Lebih lengkap berikut ini cara meraih kebahagiaan saat menggunakan media sosial.


1. Hindari Mengurusi Urusan Orang Lain

Jadilah orang yang fokus pada masalah, tugas, kewajiban, dan tanggung jawab yang dikenakan pada dirinya. Walau sudah punya waktu luang atau menganggur bukan berarti lantas boleh ikut campur dan kepo (rasa ingin tahu yang berlebihan). Lebih baik kesenggangan tersebut digunakan untuk hiburan positif, bersosialisasi, dan mengembangkan diri.


Buat apa ikut-ikutan urusan politik dengan aktif berkomentar di media sosial atau pasang postingan terkaitnya. Misalnya pekerjaannya sebagai tenaga pendidik tapi gemar pada politik. Terkecuali jika memang pekerjaannya di bidang itu. Misalnya seperti anggota partai, legeslator, senator (DPD), pengamat politik, buzzer politik, atau semacamnya. Mereka mendapat uang dari berpolitik.


Baca: Pantesan Bawel di Internet, Ternyata Segini Bayaran dan Tugas Buzzer


Mengurusi urasan orang lain di media sosial dapat membuat gangguan suasana hati. Tiba-tiba perasaan menjadi marah, gemes, benci, risih, jijik, dan dendam setelah membuka media sosial. Kendati demikia untuk bertanya-tanya boleh saja. Namun, tujuannya memang ingin menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. Bukan karena hanya ingin tahu akibat penasaran pada hal "tak penting" di luar urusannya.


2. Tidak Perlu Mengumbar Keunggulan Diri

Mengumbar segala sesuatu terkait kelebihan diri sendiri bikin ketagihan. Sedikit-sedikit posting, bikin status, atau pasang foto dan video yang menunjukkan "kepunyaan". Buat apa seperti itu. Bukankah itu akan mendatangkan rasa iri serta permusuhan dari orang lain. Malah-malah akun medsos kalian diblokir atau paling tidak dihapus kontak dan pertemanannya.


Gunakan medsos sekadar untuk komunikasi "singkat", menyambung silaturahmi, mendapat hiburan yang melegakan hati, mencari inspirasi, serta mendapat kenalan baru. Bukan dijadikan sebagai ajang pamer dan mengumbar keunggulan diri. Lakukan secara alami. Tak perlu melebih-lebihkan. Kelak kalau memang berkualitas kalian akan dapat tempat aktualisasi yang tepat.

Kaidah yang dipakai yaitu "Lebih baik menyesal karena tidak posting dan berkomentar di medsos daripada menyesal telah unjuk diri secara berlebihan supaya dianggap pintar dan bermutu". Menjadi pribadi pendiam di dunia nyata maupun media sosial tetaplah baik. Ketimbang banyak bicara tapi justru membingungkan, menyesatkan, atau bikin gaduh.


Baca juga: 5 Tipe Karakter Orang yang Sebaiknya Memilih Diam Tak Bicara di Medsos Maupun Dunia Nyata


3. Jadilah Penonton dan Pembaca yang Baik

Andai kata tidak menyukai konten, status, atau postingan dari akun media sosial orang lain tidak perlu dikomentari. Apalagi disertai kata-kata cacian, menyudutkan, merendahkan, atau pun menggurui seperti orang yang sok bijak. Jalan lain yang bisa dilakukan yaitu beri dislike (jempol bawah) di postingan, laporkan akun pemilik konten, atau jalan terakhir blokir akun tersebut.


Saat mengikuti grup atau komunitas yang sudah keterlaluan para anggotanya dan bikin gaduh sehingga banyak pesan masuk lebih baik keluarlah. Kalian tidak serta merta dianggap sebagai pecundang dan "jahat" kalau melakukan hal-hal seperti di atas tadi. Sebab, siapapun berhak mendapat ketenangan. Buat apa buka medsos kalau di sana justru banyak keruwetan. 


Kalian berhak meninggalkan grup maupun membersihkan akun-akun yang bikin semrawut pikiran. Mulai sekarang jadilah penonton dan pembaca di media sosial yang baik. Jadilah pribadi yang pilih-pilih saat berteman di media sosial. Begitu pula seleksilah mana saja konten yang layak serta grup yang pantas diikuti. Hindari apa-apa di media sosial yang merusak jiwa.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Tips Meraih Kebahagiaan Saat Menggunakan Media Sosial Seperti Facebook, WA, dan YouTube"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*