Banjirembun.com - Bagi masyarakat desa renovasi rumah mungkin bukan suatu masalah yang berarti. Tinggal sediakan uang lantas tentukan tanggal pelaksanaan kapanpun bisa nyaman dan aman. Pengeluaran di luar renovasi mungkin hanyalah untuk syukuran. Itupun dilakukan seikhlasnya dengan cara membagikan makanan pada para tetangga.
Bagi masyarakat kota, apalagi di pemukiman padat penduduk, merenovasi tak segampang dilakukan. Perlu dipersiapkan dana-dana tambahan untuk dialirkan pada oknum-oknum tertentu. Baik itu secara resmi maupun dari jalur ilegal. Alasannya selain untuk uang keamanan juga sebagai kompensasi. Misalnya karena penggunaan jalan sebagai tempat material.
Bagi yang mau renovasi rumah baru di perumahan, lebih baik perhatikan betul lokasi tempat tinggal miliknya. Jangan sampai kunci rumah tertukar saat serah terima dari developer. Sebab ada kasus orang yang baru beli rumah serta merta langsung merenovasi. Ternyata rumah yang dipugar itu milik tetangganya. Beruntung ketahuannya tidak sampai selesai.
Maklum saja keadaan blok di lingkungan pemukiman tersebut mirip atau dapat dikatakan sama. Bentuk, ukuran, dan model sama. Begitu pula sama-sama belum pernah ditinggali. Berhubung kunci yang diterima dari developer salah, bukannya tanya-tanya lagi pada pihak pengelola, justru dengan lancang tetap merenovasi rumah yang kuncinya cocok.
Sebelum memutuskan renovasi dalam skala besar dan butuh durasi lama sebaiknya jangan salah dalam memilih kontraktor, mandor, tukang, serta kuli. Jangan sungkan maupun malu bertanya pada tetangga yang pernah melakukan renovasi. Termasuk untuk masalah detail. Mintalah rekomendasi tukang dari mereka-mereka yang telah pengalaman dalam memugar rumah.
Malu bertanya akan sesat di jalan. Begitu pula saat renovasi rumah. Terlalu percaya diri, risiko besar bakal menanti. Mendapat mandor dan pekerja bangunan yang tak bertanggung jawab. Istilahnya cuma mau duitnya tapi pekerjaan dilakukan seenaknya. Bila sistem harian maka akan mengulur-ulur waktu. Bila sistem borongan maka akan melarikan uang modal pembangunan.
Renovasi tidak cuma soal tampilan rumah. Melainkan juga mungkin terkait sumber mata air seperti sumur. Rumah yang hendak melakukan pengeboran sumur sendiri sebaiknya perhatikan waktu yang tepat. Misalnya dikerjakan saat musim kemarau. Alasannya pada waktu itu kondisi mata air lagi dangkal. Dengan begitu kelak di musim kemarau tidak ada kasus sumur kering.
Hal penting lainnya yang sudah disinggung di awal tulisan yaitu terkait adanya pungutan liar (pungli), terlebih lagi ditambahi unsur premanisme (pemaksaan) perlu juga diperhatikan. Ada saja orang yang iri, cari kesempatan, dan bermental pemalak yang ingin mendapat keuntungan dari proyek. Istilahnya "Ingin ikut senang melihat orang lain senang".
Kalau cuma 100 atau 200 ribuan mungkin masih bisa ditolerir. Namun, bila nilainya besar maka jangan begitu saja menyerahkan uang. Tanya-tanya dulu pada warga sekitar, Ketua RT, perangkat desa, serta petugas keamanan di sana. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya sebelum renovasi minta izin dulu pada pengelola perumahan atau pihak-pihak penanggung jawab.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Rumitnya Renovasi Rumah di Perkotaan, Salah Satunya Ada Premanisme dan Pungli"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*