Banjirembun.com - Riya' adalah perbuatan menunjukkan amal ibadah pada orang lain dengan tujuan supaya dipuji, dihormati, disegani, atau yang semacamnya. Intinya dalam beramal saleh memiliki niat yang salah. Bukannya ditujukan semata-mata untuk meraih ridho Allah SWT, justru demi mendapat "ridho" manusia.
Dengan kata lain, orang yang berbuat riya telah ikut menuhankan manusia. Menganggap manusia sebagai salah satu tujuan dari ibadah yang dilakukan. Itulah mengapa riya disebut perbuatan syirik kecil. Lantaran masih membutuhkan ridho makhluk dalam beribadah. Semestinya yang namanya niat wajib ditata dan diluruskan sebelum bertindak.
Kendati seperti itu, riya' letaknya di hati manusia. Siapapun tidak boleh memvonis orang lain telah berbuat riya. Biarlah cukup Allah SWT serta orang yang melakukan sendiri yang tahu. Tugas umat Islam bukan mengadili maupun memberi penilaian atas amal ibadah sesamanya. Sebab, bisa jadi amal ibadah si penilai juga belum bersih dari riya'.
Hal yang lebih gampang saja yang perlu direnungkan ialah jangan-jangan selama ini telah melakukan sedekah, sholat duha, puasa sunnah, bersholawat, atau amalan lain cuma demi untuk kesuksesan dunia. Beramal semata-mata agar meraih dunia. Tapi lupa serta mengabaikan bahwa takdir atau kehendak Allah itu jauh lebih baik.
Idealnya amalan-amalan mulia yang dilakukan semuanya demi kesuksesan akhirat. Adapun dalam mengusahakan kehidupan dunia cukup didahului dengan berdoa lantas diusahakan sekuat tenaga. Kalau memang sudah rizqi tanpa "ritual" khusus pun seperti berzikir atau bersholawat pasti akan datang. Kuncinya benarkan niat dalam ibadah.
Allah itu Maha Pencemburu sehingga Dia membenci hamba-Nya yang beribadah untuk makhluk. Ibadahnya terkontaminasi dengan hal-hal keduniawian. Masalah riya merupakan bahasan yang sangat berat. Selain karena sulit terdeteksi oleh si pelaku sendiri, juga risiko yang dihadapi saat di akhirat juga tidak bisa dianggap sepele.
Hal penting yang harus diperhatikan yaitu bukan berarti setiap orang yang memperlihatkan ibadahnya disebut riya'. Bisa jadi niat di dalam hatinya ingin memotivasi, memberi teladan yang baik, melakukan syiar Islam, atau hendak berdakwah pada orang lain agar taat dalam beragama. Oleh sebab itu, janganlah memvonis riya seseorang dengan alasan apapun.
Lebih mulai jadi orang yang mudah dalam berprasangka baik daripada keliru berprasangka buruk pada manusia. Lakukan intropreksi diri. Mempertanyakan amalan ibadah sendiri. Sudahkah telah terbebas dari riya. Sebab, Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajari umat Islam untuk mengetahui niat ibadah orang lain ikhlas atau tidak ikhlas.
Tatkala melihat postingan orang lain yang terkesan agamis mengatakan orang tersebut sudah berbuat riya, tidak ikhlas, demi tujuan duniawi, atau yang semacamnya. Sesungguhnya vonis riya' pada orang lain yang ternyata keliru sungguh kelak di hari pembalasan akan diadili oleh Allah. Tentu bakal menyesal orang-orang yang terlihat sholeh ternyata habis pahalanya gara-gara sering berprasangka buruk.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Lebih Mulia Terlanjur Salah dalam Berprasangka Baik, Daripada Keliru Sudah Memvonis Riya'"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*