Banjirembun.com - Kalau kalian cermati di dalam peta, denah, kompas, mata angin, atau yang semacamnya pasti ditemui bahwa posisi atau bagian atasnya adalah arah utara. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ternyata ada yang berargumen yaitu saat pertama kali ditemukannya kompas, arah jarum selalu tertumpu pada pusat magnetik di kutub utara.
North atau N artinya arah utara (Sumber gambar)
Padahal sejatinya jawaban di atas hanya persepsi belaka alias anggapan tanpa dasar ilmiah. Sejatinya penunjukkan utara sebagai arah paling atas yaitu faktor subjektif atau egosentris. Lantaran pada saat itu belum ada kesatuan konsep tentang arah peta yang sama. Lantas dibuatlah standar peta yang dapat diterima banyak orang. Salah satunya standar arah atas peta.
Sebelum arah utara dijadikan posisi bagian atas di peta, sebagian masyarakat zaman kuno menempatkan timur sebagai bagian atas peta. Bahkan, masyarakat Mesir purba serta sebagian bangsa Arab meletakkan selatan sebagai bagian atas. Dapat disimpulkan posisi atas peta ditentukan oleh si pembuat peta sendiri. Yakni, didasarkan pada fanatisme masing-masing.
Baca juga: Manfaat dan Cara Menggunakan Navigasi Suara Google Maps di Android
Tatkala diperluas lagi terkait arah atas, sebagaimana diketahui bahwa mayoritas penduduk bumi meyakini bumi berbentuk bulat. Pertanyaan menggelitik ialah "Manakah posisi atas dan bawah bumi?" Kalau mengacu konsep arah utara bagian atas tentu kutub utara di bagian atas. Namun, sejatinya andai dilihat di ruang angkasa bumi tidak memiliki sisi atas maupun bawah.
Begitu pula saat masyarakat memandang posisi atas di permukaan bumi tentu akan relatif. Arah di atas manusia tergantung di mana orang berpijak. Masyarakat bumi sebelah selatan mengatakan arah atas yaitu menunjuk ke "bawah" bumi. Sedang masyarakat bumi utara ketika mengacungkan jari bakal menunjuk ke "atas" bumi. Semuanya itu benar.
Kalau ada yang bertanya "Kalau Tuhan itu berada di atas, lebih tepatnya sisi atas sebelah mana?" Bukankah posisi atas itu relatif? Jawabannya sederhana. Ibaratkan bumi ini sebuah kelereng. Lantas injaklah kelereng itu. Para penduduk bumi tetap akan mengatakan kaki orang yang menginjak kelereng berada di atas mereka. Baik orang yang berada di atas maupun bawahnya bumi yang diibaratkan kelereng tadi, mereka sama-sama mengatakan penginjak kelereng berada di atasnya.
Alasan lain mengapa utara dijadikan posisi arah paling atas yaitu patut diketahui bahwa 90% lebih manusia tinggal di belahan bumi utara. Dalam pengertian riil di utaranya garis katulistiwa. Selain itu, kutub utara juga menjadi satu-satunya ujung dunia yang bisa ditinggali secara memadai. Sedang kutub selatan dataran yang diselimuti misteri dan terus masih diadakan penelitian.
Baca juga: Inilah 3 Perbedaan Kutub Utara dengan Kutub Selatan
Seandainya mayoritas warga planet ini menyepakati arah selatan, timur, atau pun barat sebagai posisi atas tentu itu bisa dilakukan. Sayangnya, untuk saat ini hal tersebut mustahil terjadi. Sebab sejumlah alasan non ilmiah dan subjektif lebih dominan menguasai sehingga konsesus atau kesepakatan sekarang menyatakan utara adalah arah paling atas di peta.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Alasan Arah Utara Selalu Dijadikan Posisi Bagian Atas"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*