Banjirembun.com - Setiap orang punya kecerdasan atau kemampuan berbicara beda-beda. Ada yang handal mengatur omongan, menata intonasi, menampilkan mimik muka teduh, memilih diksi tepat, serta menggunakan volume tak berlebihan. Dengan itu orang jadi mudah percaya, terhanyut, terpukau, terpesona, simpati, dan salut. Membuat mudah disenangi orang.
Ada pula orang yang tidak punya kecakapan dalam mengatur kata-kata. Meski maksud, tujuan, serta berharap suara yang keluar dari lisan dapat diterima dan dimengerti secara tepat, kenyataannya justru orang lain salah paham. Bikin lawan bicara yang mendengar jadi emosi, muak, dan tidak tahan terus-terusan berdialog dengannya. Bukannya disenangi malah pada ilfil.
Seberapa lama orang betah maupun tetap bertahan mendengar omongan lawan bicara tidak cuma ditentukan oleh tujuan pembicaraannya untuk apa. Tapi seberapa "enak" orang tersebut teramat layak didengarkan juga jadi penentu. Kadang orang rela menahan beban hati dan mengabaikan "harga diri" dengan tetap mau mendengar lantaran memang butuh. Nah, kalau sudah tidak butuh tentu sikapnya beda.
Oleh sebab itu, melatih bicara sangat penting. Hal tersebut agar banyak disenangi orang lain. Secara lengkap berikut cara mengatur bicara yang baik.
1. Jangan Tinggikan Volume Suara
Meninggikan volume suara sangat tidak baik. Apalagi ketika waktu tertawa atau terkaget. Apapun alasan dan tujuannya volume suara tinggi akan mengganggu kuping orang di sekitar. Serta itu menandakan kejiwaan orang yang bicara sedang "bertahan" atau justru ingin menyerang (intimidasi). Sebab, dia merasa minder. Akhirnya untuk menutup keminderan itu salah satunya dengan meninggikan suara.
2. Bicara Seperlunya
Bicarakan apa yang sesuai topik, tujuan, dan maksud awal diadakan pembicaraan. Tak perlu ke mana-mana sehingga dapat keceplosan memuji-muji diri sendiri. Jangan memberi penjelasan tentang sesuatu yang tidak ditanyakan. Kalau memang lawan bicara tidak mampu mengimbangi dengan alasan tertentu, lebih baik sudahi dialog. Jangan memaksakan untuk mengobrol tentang hal-hal yang di luar rencana awal.
Baca: 5 Tipe Karakter Orang yang Sebaiknya Memilih Diam Tak Bicara di Medsos Maupun Dunia Nyata
3. Merespon Pendengar
Cara merespon lawan bicara yang sedang mendengarkan suara ucapan pembicara yaitu dengan mimik muka dan gerakan tangan yang menunjukkan antusias. Seandainya memungkinkan beri sebuah pertanyaan untuk memancing lawan bicara ikut bicara. Dengan begitu dia tidak cuma mendengar tapi juga diberi kesempatan menanggapi.
4. Jangan Ungkapkan Apa yang Ditolak dan Ditentang
Omongan orang lain jangan diluruskan atau dibenarkan secara frontal seketika itu pula. Sebab dapat membuat orang lain jadi tersinggung, malu, salah tingkah, atau bisa juga merasa tersudut. Lebih baik menerima dengan bilang "iya" maupun bergumam. Walau di dalam hati menolak keras apa yang orang itu ucapkan. Sambil saat ada kesempatan bicara meluruskan omongan dengan cara elegan dan pelan-pelan.
5. Tunjukkan Posisi Tubuh yang Nyaman
Bicara jangan tergesa-gesa. Apalagi didukung posisi tubuh yang menunjukkan tidak nyaman. Lebih elok bicara sambil duduk. Hindari bicara sambil berdiri. Tunjukkan posisi tangan, kaki, beserta anggota tubuh lain secara tepat. Jangan "gelisah" yang menunjukkan seakan tidak betah dan segera ingin mengakhiri pembicaraan.
6. Harus Tahu Siapa yang Berhak Mengakhiri
Lebih sopan yang berhak mengakhiri pembicaraan yaitu orang yang mengawali pembicaraan. Orang yang diajak bicara sedari awali seyogyanya lebih banyak mendengar ketimbang bicara. Sebab, biasanya orang mengajak bicara itu membutuhkan informasi yang ingin terus digali dari orang yang diajak bicara. Setidak-tidaknya mungkin saja dia sudah tidak lama bicara sehingga butuh tempat "meluapkan".
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "6 Cara Mengatur Bicara Supaya Disenangi Banyak Orang"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*