Tujuh Alasan Orang Tidak Pernah Kaya Raya Menurut Deddy Corbuzier

Banjirembun.com - Semenjak beragama Islam master Deddy Corbuzier semakin banyak membawa manfaat. Jumlah penonton video dan pengikut media sosialnya bertambah membludak. Kiprahnya bagi perkembangan syiar agama Islam mulai nampak. Sebagai mualaf memang semestinya harus dimaklumi kalau ada salah. Jangan dicaci tapi diarahkan.

Salah satu hal pernyataan Corbuzier yang menginspirasi yaitu terkait penjelasan tentang mengapa manusia tidak pernah kaya. Apa yang dipaparkan olehnya bukan tanpa pengalaman pribadi. Terbukti dia sendiri bisa dibilang sangat sukses karirnya. Terutama dalam masalah keuangan sudah begitu banyak pundi-pundi yang didapat dari bisnis dan YouTube.

Mantan pesulap yang sekali tampil di TV langsung maupun offline berbayar 200 juta lebih itu adalah orang sukses. Salah satu bisnis yang digeluti yaitu properti. Yakni, jual beli rumah. Tak jarang dia merenovasi maupun membuat rumah sendiri lantas dijual kembali. Tak cuma itu, sumber penghasilan lain juga berasal dari toko ponsel dan toko kamera beserta perlengkapannya.

Adapun saat menjadi presenter talkshow Hitam Putih dalam satu episode ia mendapat bayaran 50 juta. Selain itu, tubuh kekar yang dimilikinya tentu berasal dari proses latihan kebugaran. Nah, dia memiliki arena kebugaran yang tentu juga jadi sumber pendapatan tersendiri. Bisa dibilang semua hobi dan bidang minat serta ketertarikannya menghasilkan uang.

Berikut ini 7 alasan seseorang tak pernah kaya.

1. Terlalu Banyak Menabung

Betul sekali apa yang dikatakan oleh om Deddy itu bahwa terlalu banyak menyimpan uang merupakan penyebab susah kaya. Hal tersebut juga selaras dengan ajaran Islam. Di mana, Islam mengajarkan pada pemeluknya untuk tidak menyimpan uang banyak. Lebih baik diputar untuk digunakan usaha. Dengan itu secara tidak langsung juga membantu rakyat kecil.

2. Perhitungan dalam Bekerja

Mungkin penjelasannya yaitu bahwa seseorang dalam bekerja main hitung-hitungan. Apakah yang dilakukannya akan menguntungkan bagi dia secara finansial dan karir tidak. Padahal kadang pengalaman dan jam terbang jauh lebih penting. Biasanya orang seperti itu akan sering komplain atau banyak alasan lantaran memang pemalas.

3. Terlalu Cepat Puas

Sebagaimana kita ketahui bahwa om Corbuzier itu tipikal orang tidak puas. Walau karir sebagai pesulap moncer gemilang tidak membuatnya berhenti. Alih-alih pensiun dini untuk menikmati sisa hidup. Justru yang terjadi dia merasa tidak puas. Tidak hanya dalam masalah bisnis. Begitu pula dalam masalah keyakinan sehingga menyebabkan pindah agama.

4. Menginginkan Barang yang Tak Kuat Dibeli

Bermimpi boleh. Namun, berambisi pada sesuatu sangat dilarang. Keduanya beda jauh bagai langit dan bumi. Selengkapnya silakan baca tulisan kami berjudul "6 Perbedaan Impian dan Ambisi, Jangan Disamakan karena Jauhnya Seperti Langit ke Bumi". Daripada berkhayal mendapat sesuatu yang diluar jangkauan lebih baik fokus kerja.

5. Menjadi Peragu

Orang kaya melihat peluang dan kesempatan. Sedang orang miskin terlalu banyak berpikir tentang rintangan. Kendati seperti itu dalam memulai bisnis seyogyanya seseorang harus tahu betul-betul bagaimana peluang yang dimiliki. Bukan hanya dari dugaan, prasangka, atau kabar burung. Melainkan bersumber dari penelitian, riset, atau data yang valid.

6. Tidak Pilih-pilih Teman

Dalam agama Islam juga mengajarkan pemeluknya untuk pilih-pilih teman. Akan tetapi dalam menyeleksi untuk memilih teman wajib menggunakan cara elegan. Jangan sampai begitu mencolok. Tetaplah menjadi pribadi yang ramah pada semua orang. Kalian harus tahu mana teman yang bermanfaat bagi kehidupan dan mana yang cuma sampah.

7. Tak Menyadari Pentingnya Investasi

Masih mending tidak menyadari pentingnya investasi. Lebih parah lagi ada orang yang tak tahu apa itu investasi, bagaimana cara investasi, dan apa manfaatnya. Akibat buruk ketidaktahuan tentang investasi adalah dia akan tetap miskin. Bahkan, terus selalu memperkaya orang kaya. Lebih lengkap baca "5 Kegiatan yang Memperkaya Orang Lain Vs Membuat Kaya Diri Sendiri."