Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Salahkah Membuat Pemukiman atau Perumahan yang Lingkungannya Berbasis Santri dan Islami?

Banjirembun.com - Islam bukan agama ekslusif. Yakni, yang mengajarkan untuk mengucilkan diri atau sebaliknya menjauhkan dari orang-orang non Muslim. Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta. Kalau ada yang salah dari perilaku umat Muslim jangan sudutkan agama Islam. Beri nasihat dan pengertian pada orang yang mengaku Islam itu.


Namun demikian, membentuk komunitas Muslim atau bahkan tinggal bersama dalam sebuah perumahan dan pemukiman Islami bukanlah bentuk tidak toleran. Sebab, semua manusia berhak untuk tinggal di mana yang mau mereka pilih. Seperti halnya kelompok agama, suku, ras, dan golongan lain yang juga melakukan itu. Salah satunya area pecinan (kampung cina).

Ditemui pula pada beberapa perumahan elit nan mewah juga banyak yang dihuni oleh ras dan agama tertentu. Itu merupakan perilaku alami yang sangat wajar. Setiap orang tentu ingin berkumpul dengan manusia yang punya ideologi, kepercayaan, hingga pandangan hidup yang sama. Termasuk juga memilih tempat tinggal di lokasi yang sesuai hatinya.


Rasa nyaman dan aman terbentuk tatkala individu menetap di lingkungan yang homogen. Tidak akan ada rasa ewuh pakewuh, serba salah, atau takut menyakiti ketika ingin melakukan kegiatan keagamaan di rumah. Ditambah lagi ketika dalam satu cluster (pemukiman) itu fasilitasnya lengkap. Mulai sekolah berbasis Islam, taman Islami, sampai Masjid.


Tidak ada keganjilan ketika pemukiman atau perumahan cuma menerima pembeli dan penghuni khusus beragama Islam. Akan tetapi dalam menggunakan pilihan bahasa saat menyampaikan maupun ketika promosi harus secara bijak. Itu agar tidak menyinggung atau bikin gaduh. Intinya tinggal pintar-pintarnya saja pihak penjual rumah dalam bicara.

Perumahan Muslim Djogja Village (sumber gambar)

Sangat banyak manfaat yang diraih ketika umat Islam bernaung di dalam komunitas Muslim. Selain dari yang disebutkan di atas fungsi lain dari memilih tinggal dan menetap di lingkungan berbasis santri nan Islami yaitu untuk menjaga keimanan dan ketaatan dalam beragama. Lebih khususnya nilai-nilai khas santri tetap dapat dipertahankan.


Konsep "Kampung Santri" juga bisa menjadi pilihan. Di mana, di dalamnya terdiri dari orang-orang lulusan pesantren maupun siapa saja yang ingin belajar tentang ilmu seperti yang diajarkan pada pesantren. Hasil akhir yang ingin dicapai yaitu terciptalah lingkungan yang serasi serta seiring sejalan. Lantas anak-anak generasi yang lahir di sana menjadi penerus di tempat lain.


Sungguh terlalu sembrono ada orang yang mengatakan gagasan tentang Kampung Santri itu sebagai bentuk perilaku eksklusif (menutup diri). Sangat tidak pantas dibilang itu lantaran mereka juga hidup di tempat lain, bekerja, bersosialisi, hingga berurusan dengan pemerintah desa setempat. Terpenting tidak ada gesekan dan konflik.


Dari pada meributkan perumahan yang berbasis santri dan Islami lebih baik koreksi juga pemukiman lain yang sangat ekslusif. Mereka mengunci rapat perumahan tersebut bagi masyarakat lokal di sekitar. Menutup diri rapat-rapat dengan memberi portal palang pintu, satpam, dan setiap rumah diberi anjing penjaga. Kenapa cuma mengkritik perumahan kecil.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Salahkah Membuat Pemukiman atau Perumahan yang Lingkungannya Berbasis Santri dan Islami?"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*