Banjirembun.com - Mitos adalah cerita, gagasan, konsep, hinggap perkataan turun temurun yang dianggap nyata dan benar adanya tanpa melihat fakta ilmiah. Kendati seperti itu, hampir semua mitos mengandung manfaat dan nilai etika di baliknya. Pesan sebagai nasihat, aturan, dan moralitas yang disampaikan di dalamnya disampaikan secara tersirat.
Dari pada langsung memberi perintah dan larangan secara langsung orang jawa lebih memilih "menanamkan" mitos pada anak-anakny. Selain karena orang jawa itu bertipe tidak mau terus terang, suka berhati-hati, dan serba merasa tak enak juga dikarenakan dengan menyebarkan mitos akan jauh lebih mengena sampai hati dan pikiran.
Mitos jauh lebih mudah diterima, tertanam, dan ditakuti oleh anak-anak maupun orang awam. Secara lengkap berikut ini mitos-mitos orang jawa yang bermanfaat bagi etika dan moralitas.
1. Dilarang Makan Parutan Kelapa karena Bisa Cacingan
Mitos orang jawa memakan parutan kelapa akan membuat cacingan. Manfaat dari mitos tersebut yaitu memberi ancaman yang tegas dan menakutkan bagi anak kecil. Tentu dengan itu diharapkan anak-anak tidak lagi makan parutan kelapa. Bukan apa-apa, sebab memarut kelapa itu sulit dan butuh waktu lama. Zaman dulu tidak ada mesin parut.
2. Bersiul Malam Hari Memanggil Setan
Bersiul sendiri bagi satu komunitas terutama para priayi dan bangsawan merupakan suatu perbuatan tidak sopan. Apalagi dilakukan saat malam hari. Di mana waktu itu belum ada listrik seperti sekarang. Keadaan perkampungan sangat sepi. Suara siulan tentu begitu terdengar keras. Akibatnya banyak tetangga yang terganggu.
3. Dilarang Potong Kuku Malam Hari
Tidak semua mitos disertai ancaman atau dampak buruk ketika melanggar. Salah satunya tentang larangan memotong kuku di malam hari. Pada zaman dulu gelap gulita. Penerangan lampu minyak tak begitu menerangi. Akibatnya sangat rawan tatkala melakukan pemotongan kuku yang hampir gelap gulita.
4. Menyapu Tidak Bersih Suami Akan Berewokan
Mitos ini sangat menggelikan. Betapa tidak bagaimana jika gadis yang diberi peringatan tentang itu saat menyapu ternyata suka pria brewokan. Bukannya menyapu makin bersih malah membuatnya sengaja menyisakan debu dan kotoran. Namun jangan salah sangka dulu. Perawan di zaman dulu umumnya suka pada pria yang bersih dari berewok.
5. Makan Sambil Tiduran Jadi Ular
Menurut ilmu kesehatan makan sambil tidur itu tidak menyehatkan. Selain risiko tersedak dalam jangka panjang dapat merusak lambung. Setidaknya terjadi gangguan asam lambung. Begitu pula dalam ajaran agama Islam yang juga mengajarkan tata krama saat makan. Salah satunya dilarang tiduran dan berdiri.
6. Duduk Tepat di Pintu Menyulitkan Jodoh
Mitos seperti ini sebetulnya mendidik anak-anak supaya melakukan hal yang benar. Bertindak sopan dan peka terhadap kepentingan orang lain. Orang yang duduk di pintu berakibat menghalangi hilir mudik keluar masuk ruangan. Tak cuma itu, ketika dipandang pun sangat merusak pemandangan.
7. Duduk di Atas Bantal Bisulan
Orang jawa itu sangat menghargai tata krama. Ada aturan-aturan dalam nilai kehidupan yang mereka pegang. Mereka mampu menempatkan dan menyesuaikan fungsi barang sesuai tujuan diciptakan. Duduk di atas bantal tentu itu melanggar etika serta tidak memfungsikan alat dengan benar.
Blangkon orang jawa (sumber gambar) |
8. Keluar Saat Maghrib Bisa Diculik Wewegombel
Sosok wewe gombel sangat ditakuti oleh anak-anak di era dulu. Dikenal suka menculik anak-anak. Mitos tersebut dibuat supaya anak-anak tidak keluar saat senja. Di mana pada waktu itu saatnya menjalankan Ibadah Maghrib dan istirahat dari aktivitas. Apalagi waktu sholatnya sangat pendek.
9. Jangan Makan Biji Buah-buahan Bisa Tumbuh di Perut
Zaman dulu sangat jarang sekali bibit tanaman. Biji merupakan barang berharga. Ternyata di balik mitos itu nilai moralitasnya yaitu menghargai kelestarian alam. Dengan tidak memakan biji maka peluang tumbuh tanaman baru semakin besar. Kendati demikian, menurut sebagian pendapat dokter biji buah-buahan tertentu nyatanya sangat bermanfaat bagi tubuh.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mitos-mitos Masyarakat Jawa yang Unik Tapi Penuh Manfaat dan Bernilai Etika"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*