Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Berhentilah Jadi Keset, Agar Hidup Tak Selamanya Diinjak

Banjirembun.com - Seseorang kenapa rela menjadi keset sehingga mau diinjak-injak alasannya sangat beragam. Bisa jadi seseorang mengalaminya disebabkan oleh kesepian, lugu (terlalu polos dan naif), tidak ada pilihan lain, privasinya tidak dihargai, tak punya batasan diri, tak memiliki harga diri, trauma di masa kecil, hingga lantaran kehilangan daya kreativitas. Semua itu faktor umum kenapa manusia mau jadi "babu".


Guna melepaskan diri jadi keset tentu mesti menemukan dulu alasan kenapa secara begitu saja tiba-tiba menjadi keset. Setelah itu, mulailah bersikap tegas. Setiap individu berhak merdeka dan memegang kendali atas hidupnya masing-masing. Tak perlu harus menjadi keset untuk bahagia. Sebab kebahagiaan tidak cuma bisa diperoleh dari satu tempat, satu orang, atau komunitas tertentu saja.

Keluarlkan diri kalian dari mental keset. Selama kalian tidak sadar bahwa terus-terusan hidup seperti itu merupakan hal buruk, selama itu pula kalian akan tetap menjadi keset. Langkah pertama supaya dapat keluar dari kehidupan "rendah" yaitu tinggalkan, pergi, atau setidaknya diamkan orang-orang yang menginjak-injak kalian. Mendiamkan adalah cara terbaik ketika kalian belum bisa pergi dan melepaskan diri.


Baca: 5 Tipe Karakter Orang yang Sebaiknya Memilih Diam Tak Bicara di Medsos Maupun Dunia Nyata


Menjadi keset sungguh menyakitkan. Selalu di bawah, diinjak, dan tak pernah terlihat mata. Intinya diabaikan begitu saja. Meski sangat berguna tapi disepelekan dan tak dianggap. Apalagi tatkala dia berkualitas, berdedikasi, dan loyal. Inginnya terus menyenangkan orang lain padahal bagaimana kondisi sendiri ke depannya seperti apa masih belum jelas. Sungguh itu ciri-ciri orang yang tak punya prinsip hidup.


Manusia memang makhluk sosial. Mereka butuh ikatan hubungan dengan yang lainnya. Baik kekeluargaan, pertemanan, pekerjaan, sampai masalah romantika. Kendati seperti itu untuk menjalin sebuah ikatan juga butuh strategi. Tidak serta merta konyol "menghamba" pada orang lain demi mendapat sebuah hubungan pada pihak yang diinginkan.



Sikap elegan sangat diperlukan. Terkadang orang yang dilayani secara baik bukannya tahu diri sehingga respek kembali membalas dengan kebaikan, malah memanfaatkan keadaan. Kalau sudah begitu harus cepat sadar. Orang seperti itu adalah "racun" dan sampah. Beri ketegasan pada mereka supaya tahu bahwa kalian bukan keset.


Hasrat ingin diakui, diterima, dan disukai oleh orang lain merupakan hal normal. Semuanya itu adalah kebutuhan pokok manusia. Namun, bukan berarti kalian harus menjual diri dengan harga murah supaya dapat perhatian. Orang lain mungkin tidak akan memperlakukan kalian seperti keset seandainya kalian sendiri tidak membuka peluang.


Lakukan tarik ulur. Berhentilah terlalu sibuk jadi keset. Jangan selamanya memanjakan orang sekitar terus-menerus supaya tidak kehilangan mereka. Kalian punya privasi serta memiliki kehidupan sendiri. Buat apa mempertahankan hubungan kalau cuma datang dan mengajak bicara saat membutuhkan saja. Bagaimana orang lain mau menghargai kalau kalian tidak menghargai diri sendiri.


Selama kalian masih sibuk dan "asyik" menjadi keset, selama itu pula kalian tidak akan punya energi, kesadaran, waktu, dan kemauan untuk keluar dari kehidupan keset. Berhentilah jadi keset. Lantas nilai siapa orang-orang yang berubah setelah kalian tidak lagi menjadi keset. Perubahan yang dilakukan bertanda mereka cuma mau dekat sama kalian saat kalian mau menjadi keset saja.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Berhentilah Jadi Keset, Agar Hidup Tak Selamanya Diinjak"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*