Banjirembun.com - Sebagian orang di Indonesia mungkin bingung kenapa ada tokoh agama yang diberi gelar Syekh. Sedang lainnya tidak. Kebingungan itu wajar lantaran mereka tidak tahu arti dan tujuan dari penggunaan gelar tersebut. Syekh biasanya juga ditulis dengan Shaykh, Shaikh, Sheikh, atau Sheik. Dalam bahasa Arab berarti tetua, pemimpin, kepala suku, atau ahli agama.
Baca: Kisah Karomah Syaikhona Kholil al-Bangkalani, Mengentaskan Rakyat Madura dari Kelaparan
Selain Syekh Ali Jabir yang keturunan Arab, orang pribumi juga ada yang bergelar Syekh yaitu Syekh Kholil dari Bangkalan, Syekh Nawawi dari Banten, dan Syekh Subakir. Adapun tokoh Islam khususnya dalam bidang tasawuf yang sering diucapakan oleh umat Islam yaitu Syekh Abdul Qadir al Jailani. Semua figur yang disebutkan itu punya peran dan kontribusi pada perkembangan agama Islam.
Untuk mendapatkan gelar Syekh tidaklah sembarang patut disandangkan pada orang. Sebab gelar itu sebagai bentuk penghormatan. Akan tetapi juga bukan sebagai cara penjilatan. Ada beberapa alasan tersendiri kenapa seseorang pantas diberi gelar Syekh. Di antaranya sebagai berikut:
1. Orang yang Ahli Agama Islam
Orang yang pakar, ahli, atau faqih dalam beragama Islam biasanya mendapat gelar Syekh. Syekh juga diberikan sebagai gelar non formal untuk profesor di perguruan tinggi khususnya yang ahli agama. Di mana tingkat keilmuannya sudah diakui, teruji, dan pengabdiannya pada agama sudah tak terbantah. Kontribusinya banyak, manfaatnya terasa, serta masih terus aktif untuk Islam.
Khusus untuk alasan pertama ini biasanya orang selain Arab akan mendapatkan gelar Syekh. Adapun gelar Habib itu pasti keturunan Arab walaupun ciri-ciri khas Timur Tengah di tubuh tidak nampak dipastikan mereka secara gen (DNA) keturunan Nabi Muhammad. Dengan kata lain orang disebut Habib lantaran keturunan Rasulullah. Untuk mendapat gelar Habib harus ada sertifikat dari komunitas sesama Habib.
2. Orang Kaya yang Dermawan
Alasan yang kedua ini masih sejalan dengan alasan sebelumnya. Yakni, sama-sama punya andil dalam kehidupan masyarakat. Bedanya kalau yang pertama andilnya lebih banyak pada transfer ilmu agama kalau yang kedua ini berupa pemberian harta. Sifat dermawan tersebut bukan karena ingin mencalon jadi pejabat. Melainkan tulus dan ikhlas ingin menggapi ridha Allah SWT.
Kedermawanannya tak cuma untuk membangun pesantren, Masjid, Madrasah, hingga zakat. Lebih dari itu peran merekah dalam ikut serta membangun fasilitas publik seperti jalan, pengecatan, kebersihan, sampai urusan detail lainnya juga begitu nyata. Semua kalangan masyarakat dari golongan apapun ikut merasakan keberadaan fasilitas dan layanan yang disedekahkan oleh si orang kaya itu.
3. Orang Sepuh yang Dihormati
Orang dihormati umumnya disebabkan akhlaknya baik. Apalagi orang yang sepuh yang punya akhlak mulai dari kecil hingga tua. Selain karena akhlak, orang dihormati juga karena jabatan maupun ketokohannya di masyarakat. Artinya, siapapun orangnya terutama sudah dewasa ketika punya peran penting di lingkungannya juga layak diberi gelar syekh.
Tak cuma itu, orang sepuh yang bijaksana sehingga mampu mendamaikan perselisihan serta membuat sejuk suasana juga layak diberi gelar Syekh. Keberadaannya membuat orang disekitar jadi tenang dan hilang gelisah. Dia ibarat peneduh di tengah teriknya matahari. Mampu menempatkan diri dengan tepat sehingga tidak menyakiti hati.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Ko blm masuk
BalasHapusMohon maaf, maksudnya bagaimana ya?
HapusAssalamualaikum kenapa saya di panggil syihk oleh orang kampung ku padahal saya bukan ahli agama atau pemimpin
BalasHapusTerima kasih untuk informasinya.
BalasHapusBukankah yang mulia di sisi Allah SWT adalah mereka yang bertaqwa terlepas dari gelar duniawinya, ya?
Yg memberi gelar syech panji Gumilang siapa
BalasHapus