Banjirembun.com - Mengimani hal yang gaib merupakan kewajiban bagi setiap Islam. Tidak cuma malaikat, kehidupan setelah kematian, alam barzah, surga, neraka, tapi juga keberadaan makhluk halus seperti jin juga wajib diimani. Baik itu jin kafir maupun jin yang beriman pada Allah SWT.
Begitu juga mempercayai pohon atau tikungan pada jalan ada penunggunya bukanlah perbuatan syirik atau dosa. Justru itu bagian dari bentuk keimanan umat Islam pada makhluk gaib yaitu jin. Namun, yang perlu ditekankan bahwa "penghuni" tersebut bukan roh orang mati yang gentayangan.
Dalam ajaran Islam sudah tegas menyatakan bahwa orang yang sudah mati itu rohnya berada di alam barzah. Dunia tersendiri yang tersekat atau tertutupi oleh batas yang kuat dan rapat. Roh yang berada di alam tersebut tidak akan pernah tahu bagaimana kehidupan dunia "nyata".
Lantas siapakah wujud penunggu di pohon besar dan tikungan jalan? Tentu itu adalah ulah dari jin kafir yang menggoda hati manusia. Membuat manusia menjadi takut sehingga dia akan mengalihkan rasa pasrah cuma pada Allah pindah pada hal-hal gaib selain Allah SWT.
Dengan demikian mempercayai serta membenarkan kejadian-kejadian di luar nalar bukanlah perbuatan syirik. Makhluk tak kasat mata itu memang benar adanya. Asal rasa yakin tersebut tak membuatnya menjadi tunduk, takut, bahkan menyembah pada hal-hal yang gaib selain pada Allah SWT.
Ada kejadian aneh seperti santet, sihir, pelet, atau hal aneh semacamnya adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Sesuatu yang membahayakan dan menyesatkan manusia itu jangan ditantang dan dilawan. Cukup dibiarkan dengan tetap minta perlindungan pada Allah SWT.
Perbuatan syirik itu tatkala seseorang memberi persembahan, sesajen, atau pengorbanan pada sosok makhluk halus yang menunggu tempat tertentu. Baik itu bertujuan cuma untuk mencari keselamatan maupun sebagai tumbal agar cepat kaya, memperoleh jabatan, atau punya pengaruh tertentu.
Semoga kita semua terlindungi dari perbuatan-perbuatan syirik kecil maupun besar. Sebab itu semua tergolong masuk perbuatan dosa besar yang berada di posisi paling atas. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa dosa syirik itu tidak terampuni. Meski sudah taubat tak dapat diampuni. Harus ditebus dulu dengan amalan saleh yang berkualitas dan istiqamah.
Amalan-amalan ibadah yang baik itu pahalanya diharapkan dapat mengungguli atau melebihi dosa dari perbuatan syirik itu. Dengan begitu saat berada di hari pertimbangan (mizan) amal baik lebih berat dari pada dosa yang diperbuat. Amal itu meliputi berbakti pada orang tua, berakhlak mulia pada sesama, sedekah jariyah, dan lain-lain.
Bagaimanapun Allah itu Maha Pencemburu. Dia akan cemburu pada hamba-Nya yang tergantung dan condong pada sesama makhluk (ciptaan Tuhan). Dia lebih suka pada hamba-Nya yang cuma cinta, patuh, dan takut pada-Nya. Bukan pada yang lain. Sebab Dia itu adalah Allah yang ahad. Tidak dapat dibandingkan atau disekutukan dengan apapun.
Kecuali jika sebelumnya dia tidak mengetahui ilmu tentang Islam secara lengkap terutama tentang dosa syirik maka sangat mungkin Allah SWT mengampuninya. Akan tetapi ketika sudah tahu bahwa dosa syirik tak terampuni tapi tetap berbuat demikian sudah barang tentu itu bakal tak terampuni.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Percaya di Pohon dan Tikungan Jalan Ada "Penunggu" Bukanlah Syirik"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*