Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Mengapa Tuhan Menurut Ajaran Islam itu Tidak Terlihat dan Tidak Berwujud

Banjirembun.com - Wujud Tuhan dalam setiap agama itu berbeda-beda. Namun, ada hal yang spesial dalam ajaran Islam. Menurut sebagian kalangan umat Islam, Tuhan itu tidak terlihat dan tidak berwujud. Artinya dia bukanlah zat atau benda layaknya makhluk. Sebab, menurut mereka Allah SWT itu tidak terikat oleh waktu, tempat, dan keadaan.


Lebih simpelnya, menurut mereka itu Tuhan berada di mana-mana. Termasuk juga sangat dekat dengan manusia sehingga lebih dekat daripada urat nadi di leher. Gambalngnya, Tuhan dapat dikatakan tidak memiliki tangan dan kaki. Alasannya Tuhan harus berbeda dengan ciptaan-Nya. Oleh sebab itu ketika Dia punya tangan dan kaki berarti menyamai makhluk.

Sedang menurut pendapat lain Allah SWT itu bersemayam di atas arsy. Yakni, sebuah makhluk semisal singgasana seperti kubah yang memiliki tiang-tiang yang dipikul dan dikelilingi oleh para malaikat. Arsy adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling besar dan posisi tertinggi. Tidak ada ciptaan yang melebihinya. Itulah pendapat dari sebagian lain umat Islam.


Tuhan menurut mereka merupakan zat. Artinya Dia memiliki tangan dan kaki. Bagaimana tangan dan kaki-Nya tidak perlu dibayangkan. Tentu pastinya bentuk dan ukuran jauh lebih Agung dan Indah dari makhluk-Nya. Bayangkan jika arsy yang sangat besar itu di atasnya ada Allah SWT. Lantas seberapa besar Allah SWT. Sungguh Dia Maha Besar.


Perbandingan antara bumi dengan arsy atau tahta Allah SWT sungguh "mengerikan". Berikut terjemah beberapa hadits tentang gambaran ukuran Arsy:


Hadit diriwayatkan oleh Ibnu Abi Khatim beliau terima informasi itu dari Ibnu Abbas. Di mana ibnu Abbas mengatakan "Tidak akan ada yang mampu mengetahui berapa ukuran arsy kecuali yang menciptakanya. Langit dibandingkan dengan arsy, ibarat kubah di tengah-tengah padang pasir sahara nan luas."


‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Antara langit dunia dengan langit berikutnya berjarak lima ratus tahun, dan jarak antara masing-masing langit berjarak lima ratus tahun. Antara langit ketujuh dengan kursi berjarak lima ratus tahun. Sedangkan jarak antara kursi dengan air berjarak lima ratus tahun. Kursi berada di atas air, sedangkan Allah berada di atas Kursi. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya amal-amal kalian.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam At-Tauhid, hlm. 105; Al-Baihaqi dalam ‘Al-Asma wa Ash-Shifat, hlm. 401. Riwayat ini disahihkan oleh Ibnul Qayim dalam ‘Ijtima Juyusy Islamiyah’, hlm. 100 dan Adz-Dzahaby dalam ‘Al-Uluw’, hlm. 64. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih sebagaimana dalam Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 103).


Hadits di atas tidak ada kejelasan maksud jarak lima ratus tahun itu menggunakan kendaraan apa serta dengan kecepatan seperti apa. Apakah kecepatannya melebihi kecepatan cahaya atau bahkan lebih cepat lagi yang tak terbayangkan manusia.


“Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul ‘Arsy, yaitu antara daging telinga dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Daud, no. 4727. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

 

HR. Muhammad bin Abi Syaibah dalam Kitaabul ‘Arsy, dari Sahabat Abu Dzarr al-Ghifari Radhiyallahu anhu “Perumpamaan langit yang tujuh dibandingkan dengan Kursi seperti cincin yang dilemparkan di padang sahara yang luas, dan keunggulan ‘Arsy atas Kursi seperti keunggulan padang sahara yang luas itu atas cincin tersebut.” 


Adapun tentang Kursi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi.” Terjemah Al-Baqarah: 255.


Dari sejumlah terjemahan hadits di atas dapat kita pahami bahwa arsy berukuran sangat besar. Tentu logika manusia tidak akan sampai untuk menerka bagaimana bentuk. Bagaimana mau mengukur kalau ternyata ukurannya saja sudah di luar nalar bahkan mendekati tak terhingga. Dengan demikian sangat dilarang keras untuk mengilustrasikan atau berandai-andi seperti apa wujud asli dari arsy.


Kenapa Tuhan Tidak Terlihat dan Tak Berwujud

Wujud menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu sesuatu yang nampak, berbentuk, atau mengambil rupa. Sedang dalam istilah wujud dalam pandangan Islam yaitu sesuatu eksis atau ada. Di mana, sesuatu yang ada (eksis) belum tentu berwujud. Contohnya cahaya, perasaan manusia, atau hal lain yang tak berwujud tapi keberadaannya pasti.

(Sumber gambar)

Tuhan menurut umat Islam adalah tidak setara atau serupa dengan apapun. Dampak dari itu tentu manusia tidak akan mampu melihat Allah SWT secara langsung. Sebab kemampuan manusia itu terbatas. Kalau manusia setara dan serupa dengan Tuhan tentu mereka bakal mampu melihat. Hal itu sebagaimana kisah di al Quran tentang Nabi Musa yang pingsan karena gagal melihat Allah SWT.


Kemampuan jarak pandang mata manusia cuma beberapa kilo meter. Mata manusia tidak mampu menembus luasnya langit di siang hari. Mata mereka cuma mampu "membaca" bahwa langit itu berwarna biru. Padahal di atas sana banyak sekali bintang-bintang serta benda angkasa lain yang sangat besar. Itulah bukti keterbatasan fisik manusia.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mengapa Tuhan Menurut Ajaran Islam itu Tidak Terlihat dan Tidak Berwujud"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*