Banjirembun.com - Islam agamaku, NU organisasiku, dan sholawat rutinanku. Itulah salah satu jargon yang dimiliki oleh kalangan pengikut Nahdlatul Ulama (NU). Fanatisme pada NU merupakan hal lumrah bagi komunitas terbesar di Indonesia yang disebut sebagai kaum Nahdliyin.
Salah satu ciri utama pergerakan masyarakat NU yaitu melakukan kegiatan sholawatan. Amalan ibadah yang menjadi ciri khas bagi mereka. Seringkali sholawat yang dilakukan rutin tersebut dilakukan secara berjamaah. NU tanpa sholawat, tahlilan, dan yasinan bagaikan raga tanpa jiwa.
Perlu diperjelas di sini bahwa NU pada hakikatnya di mata pendukungnya bukan cuma organisasi. Lebih dari itu justru lebih banyak warga NU yang tak tercantum dalam keorganisaian. Baik itu sebagai anggota biasa, pengurus, apalagi sebagai dewan tinggi.
Para anggota alami yang tidak tercatat itu merupakan orang-orang yang berpaham sama dengan NU. Mereka menjadi pengikut para Ustadz, Kiai, dan Ulama yang berafiliasi ke NU. Bahkan tanpa ragu mereka juga menyekolahkan anak-anaknya di pesantren maupun madrasah berbasis NU.
Panji NU Berkibar Tak Cuma Menghijaukan
Panji adalah sejenis bendera yang dijadikan tanda sebagai titik kumpul, menandai keberadaan pimpinan, hingga bukti suatu daerah telah dikuasai. Dalam konteks teman tulisan ini panji NU juga berkibar di mana-mana. Tak cuma menghijaukan akan tetapi juga menebarkan nilai positif.
Di mana bendera NU berhasil dikibarkan dengan tegak dan gagah berani di sanalah akan muncul kedamaian dan keharmonisan. Masjid-masjid, taklim, hingga kegiatan keagamaan lain menjadi lebih ramah pada setiap kalangan sekalipun non muslim.
Cobalah lihat di perumahan elit dan mewah di kota besar. Kegiatan NU seperti pengajian (taklim), khataman, tahlilan, yasinan, maupun sholawatan tetap terlaksana dengan hikmat. Meski disamping mereka ada tempat ibadah lain. Serta walau di sana lebih banyak non muslimnya.
Warga NU sanggup menempatkan diri dengan baik. Diterima oleh semua kalangan. Baik itu sesama Islam yang beda organisasi dan aliran maupun orang-orang bukan penganut Islam. Dengan begitu syiar (kabar/promosi) Islam bisa terjalan dengan baik. Tanpa dinodai dengan berita negatif.
NU selalu di hati. NU senantiasi menaungi. NU mengarahkan jalan hidup menjadi lebih manusiawi. Sungguh jasa orang-orang NU telah besar pada bangsa ini. Baik dari masa penjajahan kaum kafir belanda sampai kini yang tak akan pernah mati. NU tetaplah bangkit jangan pernah ingkari janji.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Di Mana Saja Bendera NU Berkibar di Sanalah Rahmat dan Siar Islam Bergelora"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*