Banjirembun.com - Manusia adalah makhluk sempurna. Kendati seperti itu ternyata separipurna apapun manusia, tatkala masih hidup mereka masih rentan tersesat. Baik terperdaya dalam kategori ringan, sedang, hingga berat. Semua manusia pasti pernah berdosa dan bersalah.
Keburukan terjadi bisa muncul lantaran memang dari sifat dasar individu sendiri yang sudah buruk. Dapat pula dari peran dari godaan iblis. Sebenarnya hatinya sudah ingin kearah baik dan benar. Akan tetapi disebabkan hasutan setan terkutuk membuat manusia kehilangan arah.
Ada banyak cara yang dilakukan iblis dalam menggoda hati manusia. Setidaknya ada enam pintu tingkatan level godaan. Lebih lengkapnya sebagai berikut jebakan yang dipasang oleh setan:
1. Menjerumuskan pada Kesyirikan
Syirik adalah dosa puncak dan terbesar yang dilakukan oleh umat Islam. Hal itu wajar sebab kesyirikan menyebabkan mereka melupakan Allah. Bahkan "menduakan", menyekutukan, atau menganggap bahwa ada tandingan Tuhan selain Allah.
Mereka meminta bantuan, menyerahkan diri, dan berharap kebaikan terhadap hal gaib selain pada Allah SWT. Ironisnya, banyak orang yang telah berbuat syirik merasa dirinya tidak berbuat salah. Menggunakan dalih bahwa itu cuma sebagai perantara untuk mendapat keselamatan.
2. Menjerumuskan pada Kebiasaan Sesat
Perbuatan sesat kadang dilakukan oleh umat Islam. Melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan karakteristik umat Islam. Salah satu contohnya yaitu acara buka bersama saat Ramadan. Mereka berjilbab dan berkopyah. Namun, tanpa ada sholat. Malah setelah itu terjadi maksiat.
Mereka mengira mendapat pahala atas buka puasa bersama yang dilakukan. Padahal tradisi buka puasa yang seharusnya dilakukan secara benar dinodai dengan perbuatan tercela. Lantas itu jadi kebiasaan yang mereka lakukan setiap kali bulan suci tiba. Mereka disibukkan pada perkara yang sesat.
3. Menjerumuskan pada Dosa Besar
Berbuat munafik, membunuh, memfitnah, durhaka, maling, mabuk, zina, homo, serta perbuatan dosa besar lainnya semestinya tidak dilakukan oleh umat Islam. Strategi yang dilakukan iblis untuk meluluhkan hati manusia supaya berbuat dosa besar yaitu melalui perang pemikiran.
Iblis bakal merubah cara pandang umat Islam tentang dosa-dosa besar. Awalnya mereka memandang bahwa dosa besar itu menjijikkan sehingga pantas untuk ditinggalkan. Pada akhirnya lama kelamaan mereka meremehkan tentang dosa besar. Asal bukan melanggar hukum negara tak apa-apa.
4. Menjerumuskan pada Seringnya Berbuat Dosa Kecil
Meremehkan dosa-dosa kecil merupakan cara setan dalam menyesatkan manusia. Menggampangkan dengan bersitighfar saja sudah diampuni dosa-dosa itu. Lantas mengulangi lagi dosa-dosa kecil yang terus-menerus setiap hari diulang kembali sampai puas.
Sejatinya dosa-dosa kecil yang dilakukan umat Islam itu ibarat ranting kecil kering yang dapat digunakan api unggun. Makin banyak ranting yang dikumpulkan semakin besar pula bara perapian yang berkobar. Dosa kecil tanpa penyesalan jauh lebih berbahaya dari dosa besar yang penuh penyesalan.
5. Menjerumuskan pada Amalan Halal yang Berlebihan
Meski halal, mubah, atau dibolehkan untuk diperbuat tapi ketika dilakukan secara berlebihan itu juga dapat menimbulkan dosa. Awal hukumnya adalah halal tapi bakal menjadi haram saat dilakukan secara berlebihan sehingga melupakan hal lain yang lebih utama.
|
Lempar jumrah sebagi simbol menolak godaan iblis atau setan (sumber gambar) |
Contoh paling mudah adalah makan adalah perkara yang dibolehkan. Namun, kalau dilakukan berlebihan justru itu menimbulkan dosa. Begitu juga dengan mengobrol (diskusi). Andai dilakukan secara berlebihan sehingga lupa waktu, timbul fitnah, atau semacamnya juga menjadi haram.
6. Menjerumuskan pada Kesibukan Amalan Ibadah yang Pahalanya Kecil
Mengira amalan yang dilakukan penuh pahala dan berharga di mata Allah. Sebab dilakukan setiap hari. Terus diulang-ulang. Padahal itu nilainya kecil. Perlu diketahui bahwa Allah tidak cuma menilai perbuatan manusia pada kuantitas (banyak dan sering) tapi juga pada kualitasnya.
Disibukkan pada amalan kecil sehingga luput atau meninggalkan amalan-amalan bernilai besar merupakan kerugian. Contohnya adalah mengutamakan amalan-amalan sunah ketimbang wajib. Di suatu Masjid ada kajian (taklim) lebih baik memilih taklim daripada mendirikan sholat sunnah di sana.
Yoha
BalasHapus