Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Contoh Akibat Menafsirkan al Quran yang Mengandalkan Terjemahan Bahasa Indonesia

Banjirembun.com - al Quran itu berbahasa Arab. Sedang terjemahan al Quran bahasa Indonesia itu bukan al Quran. Melainkan cuma terjemahan saja. Seperti halnya diterjemahkan ke bahasa lain bisa menyebabkan salah dalam menerjemahkan baik secara bahasa kalimat maupun pemaknaan.


Sebuah kesalahan fatal tatkala menafsirkan al Quran cuma mengandalkan dari arti atau terjemahan bahasa Indonesia. Lantas dari situ langsung begitu saja dimaknai sesuai dengan nafsu dan hanya mengandalkan pengetahuan yang dangkal tentang gramatika atau susunan bahasa Arab.

Santri Pondok Pesantren yang sudah lama mondok pasti tidak akan berbuat demikian. Apalagi bagi mereka yang mengkhususkan diri di pendidikan agama yang menggeluti bidang al Quran beserta tafsirnya. Tentu mereka tidak akan ceroboh dan "semena-mena" dalam memaknai Quran.


Berikut ini 3 contoh akibat menafsirkan al Quran cuma mengandalkan terjemahan bahasa Indonesia.


1. QS ar-Ra'd ayat 11


Berikut ini terjemahan bahasa indonesianya:

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.


Teks asli ayat al Quran di atas ternyata sebagai berikut:

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ - ١١


Potongan ayat di atas biasanya diambil dalam misi guna menyemangati umat Islam untuk berusaha merubah nasib. Ternyata penafsiran itu salah. Kenyataannya ayat tersebut bukan mengarah pada masalah takdir kehidupan manusia secara umum. Melainkan peringatan bagi kaum bermaksiat.


Pada dasarnya Allah menekankan kepada suatu kaum bahwa Dia senantiasa akan memberi rahmat berupa nikmat atau kesejahteraan. Namun, saat mereka melakukan maksiat maka pemberian rahmat itu akan berubah. Di mana ketika Allah berkehendak memberi keburukan itu tak ada lagi yang mampu mencegah.


Terjemahan potongan ayat di atas lebih tepat adalah:


"Allah tidak akan mengubah kenikmatan yang diberikan pada suatu kaum sehingga mereka sendiri yang merubahnya [dengan berbuat maksiat]."


Perbuatan maksiat itu sangat banyak. Salah satu di antaranya ialah merusak alam, tidak ramah lingkungan, hingga perilaku menyimpang lainnya yang tidak sesuai dengan sunatullah.


2. QS. al Baqarah ayat 286


Terjemahannya sebagai berikut:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”


Teks asli ayat al Quran di atas ternyata sebagai berikut:


لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ - ٢٨٦


Potongan ayat di atas biasanya digunakan sebagai motivasi bagi umat Islam supaya kuat dalam menghadapi musibah. Di mana, ketika seseorang mendapat suatu musibah sudah pasti manusia mampu menghadapinya. Tafsiran itu dikatakan salah sebab sudah jelas banyak orang tersesat dan stres gara-gara mentalnya jatuh terkena musibah.

Al Quran terjemah bahasa Inggris (sumber gambar)



Tafsiran yang benar tentang ayat di atas adalah bahwa Allah tidak akan membebani kaum muslim dalam masalah ibadah kecuali sudah ditentukan kadarnya. Artinya, dengan aturan dan ketentuan tentang ibadah yang dibebankan pada manusia tidak akan membuat mereka terbebani.


Kewajiban melaksanakan puasa ramadan, zakat, sholat 5 waktu sehari, haji, berbuat baik dalam bermualah, dan lain sebagainya semuanya itu pasti sudah realistis. Dapat dilakukan oleh siapapun. Tidak akan membuat rusak, sakit, atau menimbulkan hal bahaya bagi yang melaksanakannya.


Oleh sebab itu tidak boleh berpikir bahwa aturan atau perintah Allah masalah ibadah itu sungguh memberatkan. Kalaupun ada yang sakit, hamil, tidak mampu karena usia sepuh/tua, lupa ingatan, atau kesulitan lainnya muncul sungguh senantiasa ada keringanan (rukhsah).


Terjemahan bahasa Indonesia yang tepat dari potongan ayat di atas yaitu:


"Allah tidak memberi beban aturan yang tidak dapat dilaksanakan".


3. QS. al Baqarah ayat 191


Terjemahan bahasa Indonesia dari ayat di atas adalah:

Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.

Teks ayat al Quran di atas yang asli yaitu:

وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقَاتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ - ١٩١ 

Potongan ayat di atas dimaknai secara salah. Biasanya dinukil dalam maksud untuk memperingatkan bagi umat Islam tentang bahayanya fitnah. Dalam arti berita bohong, kabar dusta, menuduh tanpa bukti, atau semacamnya. Padahal makna fitnah dalam bahasa arab itu banyak.


Salah satu makna fitnah yaitu ujian atau cobaan. Makna lainnya yang sesuai dengan kandungan ayat di atas yaitu kekafiran dan kemusyrikan. Umat Islam yang membunuh memang tergolong dosa besar. Tapi dosa itu tidak sebanding (masih kalah) dari pada mati dalam keadaan kafir atau musyrik.


Apalagi pembunuhan yang dilakukan secara tak sengaja. Misalkan saat kecelakaan lalu lintas, memburu binatang, dan meracuni binatang. Ayat tersebut sebenarnya malah untuk menyemangati umat Islam supaya tak ragu memerangi dan membunuh orang kafir yang memerangi umat Islam.

Penerjemahaan yang tepat dalam tafsir di atas yaitu:


"Kekafiran lebih berat dosanya daripada pembunuhan."


Wallahualam bishawab.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Contoh Akibat Menafsirkan al Quran yang Mengandalkan Terjemahan Bahasa Indonesia"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*