Banjirembun.com - Membicarakan buzzer memang tidak ada habisnya. Seakan merekalah yang memiliki atau menguasai media sosial. Suara mereka seolah wajib didengarkan dan menjadi panduan untuk memutuskan. Baik itu untuk tujuan bisnis hingga politik.
Sejatinya buzzer itu bukan cuma menyangkut urusan demi mencapai atau mempertahankan jabatan dan kekuasaan. Ada juga mereka yang bertugas dalam dunia bisnis. Keduanya punya persamaan yaitu sama-sama ingin mendapat supremasi lewat medsos.
Tatkala kalian melihat komentar di YouTube, TikTok, Instagram, Facebook, Twitter, atau platform sosialisasi online lainnya pasti pernah merasa jengkel. Misalnya produk yang kalian sukai (fanatiki) ternyata jadi bulan-bulanan para hater (pembenci).
Tak perlu risau dulu. Kalian patut curiga bahwa tekanan itu ulah dari buzzer. Pasukan dunia maya itu dibayar oleh pihak culas guna menyerang atau merendahkan produk milik pesaing bisnis. Supaya pengguna internet terpengaruh atau setidaknya kena mentalnya.
Bagi orang awam tentu itu bakal dimakan mentah-mentah. Mereka akan mengira bahwa serangan komentar-komentar penuh kebencian itu adalah orisinil. Padahal semua itu dilakukan oleh buzzer. Menggunakan akun palsu dan kloningan.
Keberadaan orang yang tidak tahu kebenaran sesungguhnya lantas ikut-ikut berkomentar tentu menguntungkan buzzer. Terutama bagi mereka yang mendukung serangan buzzer. Makin banyak pendukung dari akun asli semakin gampang tercapai tujuan.
Contohnya saja ada konten atau status di media sosial. Ketika isinya seidologi dan seiring sejalan dengan misi mereka tentu bakal didukung habis-habisnya. Pasukan dikerahkan ke sana untuk ikut-ikut meramaikan. Selanjutnya bakal diviralkan supaya tersebar luas.
Ada juga pelaku bisnis yang licik. Mereka membuat konten yang kontroversi serta direkayasa oleh buzzer sendiri. Lalu dihujat sendiri oleh mereka. Kemudian mengkambinghitamkan orang lain. Mereka yang memulai. Mereka yang ramai. Mereka juga yang menyebarkan.
Menjadi buzzer tentu butuh waktu, kesabaran, dan ketekunan memantengi layar smartphone maupun laptop. Oleh sebab itu bayaran mereka juga lumayan. Biasanya mereka akan mendapat bayaran sekitar 10 juta perbulan dari juragan yang menjadi "ketua" kelompok buzzer.
Tentu bayaran di atas merupakan nilai tengah. Satu orang buzzer yang punya penghasilan lebih dari itu juga ada banyak. Sedangkan yang penghasilannya cuma 2 juta perbulan setiap orang juga ada. Tergantung pada jerih payah dan hasilnya yang dicapai mereka.
Setiap gerombolan buzzer anggotanya umumnya lebih dari 10 orang. Masing-masing dari mereka bekerja secara terkoordinasi. Semua dilakukan secara teratur dan terencana. Supaya apa yang mereka inginkan benar-benar berhasil tanpa cacat.
Tidak semua buzzer bekerja secara jahat. Ada juga buzzer yang masih punya moral dan etika. Mereka memang menyuarakan dan memviralkan konten tertentu di medsos. Akan tetapi mereka tidak menipu, berbuat curang, atau hal jahat lainnya.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pantesan Bawel di Internet, Ternyata Segini Bayaran dan Tugas Buzzer"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*