Banjirembun.com - Ada orang yang hidupnya tak habis-habisnya terbebani masalah. Hatinya sempit, jiwanya rapuh, serta pikirannya terganggu. Meski saat tampil di media sosial, tempat kerja, dan kumpul dengan teman-teman tampak biasa nyatanya sejatinya hati hancur.
Ada pula orang yang hidup terasa ringan, santai, tanpa beban, dan mampu menikmatinya. Segala urusannya mulus-mulus saja tanpa hambatan. Meski harta maupun barang yang melekat dan dibawanya tidak semewah yang lain tapi itu tak membuatnya merasa salah dan kalah.
Percayalah bahwa hukum balasan (sebagian orang menyebut karma) nyata adanya. Memang tidak harus mendapat imbal balik seketika. Seringkali terjadi bahkan saat orang itu sudah lupa apa yang dulu diperbuat. Tinggal menunggu soal momentum dan waktu tepat.
Apapun yang manusia lakukan niscaya berbalik pada dirinya. Tatkala ia berbuat akan mendapat balasan kebaikan pula. Begitu pula sebaliknya. Kadang memang manusia tidak menyadarinya. Mereka tidak mampu menghubungkan timbal balik dan sebab-akibat itu.
Apabila seseorang sedang ditimpa musibah bertubi-tubi maka intropeksilah. Mungkin saja kesusahan hidup tersebut terjadi lantaran perbuatan buruk yang dilakukan pada masa lalu. Bisa jadi dia sendirilah yang sedari dulu "mengundang" kedukaan dengan cara berbuat zalim.
Barangsiapa menebarkan hal negatif, kelak dia juga bakal memperoleh hal negatif pula. Cara atau pola yang terjadi tidak harus sama persis seperti yang dilakukan dulu. Akan tetapi rasa pedih atau dampak buruk yang diterima sama dengan orang yang dizalimi dulu.
Misalnya ada orang yang berhasil menghambat rizqi orang lain (menghancurkan usaha atau karir) dengan cara memprovokasi orang lain, memfitnah, atau menyudutkan. Dijamin kesialan itu juga akan menimpa dirinya. Cara dan gejalanya mungkin lain, tapi keperihannya tak jauh beda.
Supaya hukum "karma" itu kelak tidak terjadi, ada dua hal yang wajib dilakukan. Pertama minta maaflah. Manusia pasti pernah bersalah. Meminta maaf pada orang-orang yang pernah disakiti, dengan niat dan usaha keras berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Memohon maaf adalah hal positif. Itu dapat menangkal hal negatif seperti "karma" yang dapat menghampirinya di kemudian hari. Paling tidak, keadaan kesehatan mental menjadi netral. Dengan meminta maaf, energi negatif tidak akan terus menempel dalam tubuh yang cuma membebani.
Kedua penuhi janji. Orang yang berhutang tentu ada janji untuk melunasi. Serta janji-janji lain se-ringan atau se-sepele apapun tetapi mesti dipenuhi. Bisa jadi orang yang diberi janji itu sangat berharap mendapatkan apa yang telah dijanjikan. Jika tidak mampu penuhi maka minta maaflah.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hukum Balasan atau Karma Memang Nyata Adanya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*