Banjirembun.com - Membahas takdir dalam ilmu Islam tidak akan pernah ada habisnya untuk bahan bicara umat Islam. Sebab definisi, pemahaman, dan cara menyikapi antara umat islam satu dengan yang lain terhadap takdir berbeda-beda. Apapun itu, asal tidak merusak aqidah dan tauhid.
Ada yang menganggap bahwa takdir merupakan kehendak dan kuasa manusia untuk mimilih, memutuskan, atau bertindak sesuatu yang mendapat restu Allah. Aliran paham paling ekstrim dari pendapat itu digunakan oleh golongan Qodariyah.
Ada pula yang mengatakan bahwa takdir merupakan hak mutlak Allah SWT. Manusia hanya pasrah menjalani hidup. Sebab apapun yang terjadi manusia cuma wayang yang sepenuhnya tunduk pada dalang. Golongan Jabariyah yang punya pemikiran sama seperti itu.
Sedangkan yang ketiga disebut golongan moderat (wasathiyah) mengungkapkan bahwa takdir mesti disikapi secara berimbang. Memadukan antara realitas dengan idealitas. Memadukan antara rasionalitas dengan irasional. Tanpa mengunggulkan salah satu.
Dalam sejarah peradaban umat Islam pembahasan tentang takdir tidak pernah didiskusikan mendalam pada zaman Nabi Muhammad. Begitu pula masa Khulafaur Rosyidin. Para sahabat Nabi seakan tahu dan ingin mengikuti jejak Rasulullah agar sedikit bicara tentang takdir.
Baru setelah Ali bin Abi Thalib wafat permasalahan tentang takdir mulai bermunculan untuk dibicarakan. Lantaran pada masa itu Kekaisaran Umayyah melegitimasi atau membuat dalih pembenaran tentang takdir sebagai cara mempertahankan kekuasaan.
Akhirnya terjadilah perdebatan. Menurut pandangan umat Islam satu dengan yang lain terjadi perbedaan. Lawan politik dari penguasa dengan jelas dan mantap menolak paham tentang "pasrah" pada takdir yang digunakan sebagai alat propaganda politik.
Definisi Takdir
Berikut ini definisi-definisi atau batasan tentang pengertian takdir menurut kaca mata umat Islam.
1. Takdir merupakan dampak baik maupun buruk dari adanya hukum sebab-akibat, keterkaitan erat, hubungan timbal balik, atau ketergantungan yang terjadi secara pasti sesuai dengan ketetapan Allah SWT. Orang dikatakan dapat melampaui apa yang diinginkan yaitu ketika syarat-syarat untuk melewatinya mampu ia penuhi.
2. Takdir secara bahasa berarti takaran (ukuran), kepastian, kemampuan, dan ketetapan. Segala sesuatu apapun itu di dunia ini sudah ada ukurannya. Baik itu waktu, ruang, peristiwa, benda, hingga makhluk hidup. Semua sudah ditakar atau ditetapkan.
3. Takdir tidak hanya menyangkut masalah kehidupan di dunia. Akan tetapi juga di akhirat. Takdir orang saat kelak sesudah mati keadaannya bagaimana sudah ada ketentuannya.
4. Takdir bisa terjadi juga bukan cuma karena adanya pengaruh atau akibat perbuatan manusia. Bencana yang terjadi tanpa ikut campur manusia (disebut sunattullah) juga disebut takdir. Contohnya ada meteor jatuh dari angkasa merusak bumi.
5. Takdir Allah itu meliputi segalanya. Bahkan saat orang mencoba berpikir keras dan mengambil sikap rasional "menentang" takdir, itu juga sudah ditakdirkan oleh Allah. Begitu pula orang-orang yang meragukan terhadap takdir, itu juga sudah ditakdirkan. Mau apapun dan bagaimanapun semuanya adalah takdir.
Perbedaan Takdir dan Nasib
Berikut ini perbedaan-perbedaan takdir dengan nasib menurut kaca mata umat Islam.
1. Nasib adalah wujud nyata dari takdir yang telah diberikan pada manusia. Takdir memang tidak bisa dilihat/diketahui secara pasti. Sedangkan nasib dapat dirasakan dan dilihat.
2. Nasib ditentukan oleh manusia sendiri. Adapun takdir merupakan bawaan sejak manusia sebelum lahir.
3. Takdir ibaratkan sebagai program komputer yang sudah terukur dan ditetapkan batasannya. Sedang nasib merupakan angka, tulisan, atau gambar yang muncul di layar akibat manusia mengetik atau menggerakkan mouse.
4. Takdir dan nasib itu ibarat pohon. Takdir adalah akar dan batangnya. Sedangkan nasib adalah cabang-cabang dan rantingnya. Manusia yang memilih cabang dan ranting itulah yang akan menerima nasibnya seperti apa.
5. Nasib lebih cocok disebutkan untuk menggambarkan keadaan seseorang. Misalnya sedang kesusahan, tidak punya uang, kelaparan, sakit, tidak punya pasangan, atau hal yang lain. Sedangkan takdir digunakan untuk memberi gelar (status). Misalnya orang miskin, orang kaya, bujangan, orang mati, orang sudah menikah, atau semacamnya.
6. Nasib hanya berlaku bagi manusia hidup. Sedangkan takdir berlaku sebelum manusia hidup hingga ia dipastikan bakal masuk ke dalam neraka atau surga.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan Takdir dan Nasib Menurut Kaca Mata Umat Islam"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*