Banjirembun.com - Transaksi jual beli apapun bentuk dan waktunya, pasti kedua belah pihak ingin mendapatkan keuntungan. Baik dari segi finansial, fungsi, atau kegunaan lain yang dapat menimbulkan peningkatan kualitas atau pun kuantitas.
Salah kaprah ketika berpikir bahwa yang namanya keuntungan itu hanya soal mendapat uang lebih. Kebahagiaan dan kepuasan setelah membeli sesuatu juga bagian dari keuntungan. Bedanya apakah efek tersebut dapat berjangka lama atau tidak.
Berikut ini beberapa contoh jual beli yang saling menguntungkan.
1. Jual Beli Tanah
Ada pemilik tanah yang sedang butuh uang untuk modal pengembangan usaha. Di sisi lain ada perusahaan membutuhkan tanah yang potensial untuk digunakan gudang. Secara sekilas kedua belah pihak tersebut saling membutuhkan.
Akhirnya setelah tawar-menawar dan negoisasi cukup alot, tanah tersebut berhasil terjual. Perusahaan itu membeli tanah senilai 3,2 miliar. Padahal harga pasaran tertinggi ketika dijual "normal" diperkirakan cuma seharga 2,3 miliar. Apakah pembeli rugi?
Pembeli yang cerdas tentu sudah melakukan hitung-hitungan. Barangkali sekilas ia rugi 900 juta. Membeli tanah dengan harga tak wajar. Namun, dengan cara tepat ternyata keuntungan yang didapat atas penggunaan tanah itu dalam 3 tahun sangat menggiurkan.
Begitu pula penjual tanah juga tidak mengalami rugi. Dia tahu menjual tanah itu sulit. Butuh waktu dan tawar-menawar rumit. Uang yang diterima itu dapat digunakan sebagai modal usaha. Adapun keuntungan 900 juta yang diterima bisa dibelikan aset tanah di tempat lain.
2. Jual Beli Mobil Bekas
Ada orang kaya yang punya mobil yang 2 tahun lalu dia beli baru. Langsung dari dealer resmi. Berhubung ingin memiliki mobil yang lebih tinggi spesifikasinya dia memutuskan untuk menjual mobil tersebut. Tentu uang itu juga digunakan sebagai tambahan biaya beli.
Ada pula orang yang ingin membeli mobil. Berhubung uangnya pas-pasan dia memutuskan untuk mengincar mobil bekas. Umur pakai tidak lama serta merk mobilnya terkesan bonafit. Terjadilah transaksi antara dua orang yang saling membutuhkan itu.
Diputuskan pemilik mobil menjual kendaraannya itu seharga 175 juta. Padahal dulu waktu beli dua tahun lalu perlu merogoh 260 juta. Sedang harga pasaran mobil bekas dengan keadaan normal (standar) seperti itu 182 juta. Apakah penjual rugi?
Penjual tetap untung sebab ketika dia jual di showroom paling mentok cuma 173 juta. Itu pun bayarnya juga tidak cash. Alias menunggu pembeli dulu baru dibayar lunas. Lebih baik dijual seharga 175 juta atau lebih kurang sedikit dari itu tapi cash tanpa biaya potong apapun.
Pembeli juga tidak rugi. Tatkala ia membeli mobil sekelas itu dengan kondisi sama, butuh uang 182 juta atau bahkan lebih. Apalagi kalau belinya di showroom. Keuntungan lain yaitu ia dapat memiliki mobil untuk membahagiakan dan memanjakan diri saat berkendara.
3. Jual Beli Rumah
Ada kasus seseorang pindah tugas dinas. Akhirnya rumah yang dibeli di tempat kerja lama mesti dijual. Sebab dia telah meniatkan bahwa beli rumah, selain untuk ditinggali dalam beberapa tahun juga untuk investasi. Setelah pulang kampung dijual.
Ilustrasi transaksi jual beli (sumber gambar) |
Sedang ada orang yang punya uang lebih. Dia ingin membeli rumah yang layak dan tempat strategis. Bertemulah dengan si penjual. Kesepakatan harga yaitu 560 juta. Padahal harga wajar tertinggi paling mentok 520 juta. Apakah pembeli rugi? Tentu tidak.
Investasi atau membeli rumah di lokasi tepat (tidak rawan bencana maupun risiko lain) akan selalu mendapat keuntungan tiap tahun. Selain itu dia juga punya uang serta memang benar-benar butuh rumah untuk tinggal. Daripada menyewa atau kontrak.
Begitu pula penjual juga tidak rugi atau kehilangan harta. Dia mendapatkan selisih harga yang lebih besar. Lantaran 5 tahun lalu belinya seharga 320 juta. Dengan uang itu pula dia dapat membangun rumah di atas tanah miliknya di kampung halaman. Sisanya untuk keperluan lain.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Contoh-contoh Bentuk Jual Beli yang Saling Menguntungkan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*