Banjirembun.com - Ada yang bilang bahwa kebahagiaan dan kedamaian itu bersifat universal. Artinya siapapun yang dapat melakukan gaya, cara, atau pola hidup yang sama dapat mencapai puncak bahagia dan damai.
Caranya memperoleh pun sederhana. Pahami diri sendiri lebih dulu. Apa yang dibutuhkannya. Apa yang dimampuinya (jadi bakat). Apa yang disukai. Lantas turuti hati nurani. Dengarkan suara batin. Lepaskan diri dari belenggu kepalsuan.
Sayangnya sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat lepas dari pengaruh sesamanya. Meski dia menjaga jarak sosial dan kurang bersosialisasi tetap saja butuh manusia lain. Malah lebih parah butuh "diterima" dan diakui lingkungan.
Dengan penerimaan dari sekitarnya pada akhirnya bakal menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan kepercayaan dalam batin. Kenyataannya untuk mendapat pengakuan itu tidaklah mudah. Terkadang ada saja yang menolak kehadiran.
Baca: Ciri-ciri Kebahagiaan Sejati, Bukan Cuma Pura-pura Happy
Seberapa keras usaha dan kesungguhan untuk diterima secara total nyatanya masih saja sebagian menolak dan meremehkan. Meski bentuk penolakan tersebut tidaklah frontal tapi perilaku orang itu sungguh menyinggung hati.
Dari pada memikirkan penolakan dan pelecehan orang lain lebih baik fokuskan diri pada hal-hal yang bermanfaat diri. Dengan kata lain terlalu memikirkan dan bekerja memuaskan keinginan semua lain itu sama saja menyiksa diri.
Terlalu peduli pada harapan masyarakat dan pandangan sosial bakal merusak kedamaian dan kebahagiaan. Itu bukan berarti mesti egois karena mengabaikan hak-hak orang lain demi. Tetapi rubahlah sikap secara tepat.
Tak perlu menyalahkan dan merendahkan diri ketika apa yang terjadi pada pribadi tidak sesuai dengan keumuman (lumrah) masyarakat. Asal tidak melanggar norma hukum dan agama itu sudah cukup untuk merasa aman dan nyaman.
Tolok ukur kebahagiaan tiap manusia itu berbeda. Hindari berpura-pura jadi orang lain supaya nampak sama dan menyatu dengan kehidupan sekitar. Lebih baik tetap produktif dan mengembangkan diri ketimbang meladeni tren musiman.
Bersikap tegas untuk menjadi diri sendiri dan apa adanya bakal mendatangkan manfaat. Jiwa dan pikiran tidak akan goncang. Sebab tak semua orang mampu terus-terusan memaki topeng untuk menutupi kepedihan hati.
Berhentilah menilai atau menghakimi maupun khawatir atas bagaimana orang lain memandang kalian. Melabeli, mengelompokan, atau mengkategorikan orang berdasarkan kriteria sendiri tak selamanya berdampak positif.
Menghindari teman bermental sampah yang tiada berguna juga penting. Tinggalkan mereka daripada memperberat beban hidup kalian. Bukannya mereka mengantarkan hidup kalian ke jalan sukses malah sebaliknya menjerumuskan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ternyata Kebahagiaan dan Kedamaian Hidup Dapat Dicapai Dengan Cara Sederhana"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*