Banjirembun.com - Dalam kandungan asmaul husna tergambar sifat-sifat Allah SWT melalui nama-nama yang baik dan indah. Salah satunya yaitu Ar Rahim yang artinya kurang lebih Maha Penyayang. Sayang pada hamba-hamba-Nya yang beriman.
Lantas kalau Allah itu memang benar sayang pada orang beriman mengapa masih ada penderitaan kehidupan. Apakah Allah itu tidak tahu kalau pemeluk agama-Nya itu menderita. Tentu saja Dia tahu semuanya karena Dia Maha Tahu segala sesuatu.
Banyak dijumpai orang yang rajin ibadah, setidaknya perintah wajib sudah dilakukan, tapi nasib hidupnya selalu tragis. Ujian-demi ujian selalu diterima. Posisi hidupnya terpinggirkan di tengah-tengah masyarakat. Sungguh kasihan ketika melihatnya.
Baca: Tiga Level Ujian dari Allah untuk Manusia Beriman, Jangan Mengaku Iman dan Taat Sebelum Lolos Level Ketiga
Sedang yang melalaikan sholat justru hidupnya bergelimang harta dan mampu berfoya-foya. Begitu pula perilaku yang jujur malahan tidak mujur lantaran dipersulit karena sistem atau memang karena apes. Sementara yang penjilat dan curang hidup mudah.
Perlu direnungkan bahwa sejatinya meski hidup ini penuh tragedi dan penderitaan tidaklah serta merta membuat kebaikan Allah SWT itu lenyap. Kendati ada banyak masalah di kehidupan, tetaplah dunia ini tempat yang indah dan menyenangkan.
Kehidupan ini sudah sesuai dengan proporsi apa yang dibutuhkan oleh manusia. Ketika lebih dari itu baik di bawah atau atasnya justru tidak akan baik bagi manusia. Kejahatan dan kebrutalan di dalamnya sudah sesuai takaran kemampuan manusia.
Ketika ada penderitaan yang perih dan membuat bunuh diri barangkali itu karena presepsi salah manusia terhadap masalah yang dihadapi. Dengan kata lain ada gangguan jiwa di alam pikirnya sehingga perilaku dan keputusannya menyimpang.
Manusia hanya memahami Kemahabaikan Allah SWT menurut kaca mata manusia. Bukan kaca mata ilahiah yang tentu akan sangat sulit untuk disentuh. Oleh sebab itu, munculkah kenalakan manusia dengan mempertanyakan kebaikan Tuhan.
Baik menurut versi kaum binatang belum tentu baik menurut manusia. Nalar "perdamaian" seseorang mungkin mengatakan membunuh itu perbuatan brutal. Namun, itu berbeda di dunia laba-laba. Setelah proses rerpoduksi justru betina membunuh jantan.
Tanpa adanya penderitaan manusia tidak akan mampu merasakan manisnya kebahagiaan. Lika-liku, perbedaan, hingga keberagaman itu penting bagi kehidupan dunia. Kalau semua sama dan dalam kondisi serba baik hidup tentu monoton.
Kesengsaraan dan kekecauan dapat menjadi harmonitas atau keseimbangan. Sunatullah (hukum alam) di ciptakan oleh Allah SWT terjadi untuk keteraturan. Hujan bagi orang lain adalah penderitaan tapi baik yang lain anugerah. Badai pasti berlalu.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Katanya Allah itu Maha Penyayang, Lantas Kenapa Masih Ada Tragedi Kehidupan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*