Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Dua Malaikat Penanya Munkar dan Nakir Bertanya Menggunakan Bahasa Arab atau Tidak, Berikut Penjelasannya

Banjirembun.com - Permasalahan penggunaan bahasa setelah kematian tiba tidak cuma patut dipertanyakan dalam agama Islam. Di agama lain setelah mati komunikasinya menggunakan bahasa apa? Tuhan, malaikat, hingga manusia seiman beda bahasa di dunia bagaimana komunikasinya?


Seluruh umat Islam meyakini bahwa alam kubur yaitu tepat setelah kematian itu pasti ada. Walau matinya dibakar maupun tenggelam di dasar laut tanpa dikubur sejatinya alam yang juga disebut alam barzah tetap berlaku pada semua manusia. Tak terkecuali satu pun.

Pasca meninggalnya manusia pasti akan ditanya oleh dua malaikat yang bernama Munkar dan Nakir. Mereka bertanya tentang Tuhan, Nabi, agama, dan kitab. Sebagian meyakin pertanyaan itu menggunakan bahasa arab sehingga supaya paham manusia harus belajar bahasa arab saat hidup.


Tentu tuntutan supaya bisa menggunakan bahasa arab mengundang polemik. Mayoritas umat Islam di bumi ini bahasa kesehariannya bukan bahasa arab versi al Quran. Melainkan bahasa ibu, lokal, dan negara masing-masing. Kalau sudah seperti tentu timbul masalah.


Sedang menurut ad-Durr Al-'Farid fi Aqa'idi Ahli at-Tauhid karya Syeikh Ahmad ibn as-Sayyid Abdurrahma an-Nahrawi menjelaskan dua malaikat penaya di alam kubur menggunakan bahasa orang yang bersangkutan. Artinya apa yang diucapkan malaikat pasti semua manusia paham.


Dengan begitu yang tidak paham Bahasa Arab apalagi tanpa pernah bisa baca lafad huruf per hurufnya tidak perlu cemas. Sebab belajar bahasa Arab bukan kewajiban setiap muslim. Akan tetapi tetap wajib belajar membaca bacaan al Quran dan bahasa arab khusus digunakan untuk salat rawatib.


Perlu ditekankan bahwa tingkat religiusitas dan keimanan seseorang bukan diukur dari dia pandai berbahasa arab atau tidak. Melainkan dari aqidah dan akhlak yang mulia. Tak usah minder menghadapi orang yang pintar bahasa arab. Namun, itu bukan berarti boleh menyepelekan mereka juga. Sewajarnyalah.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Dua Malaikat Penanya Munkar dan Nakir Bertanya Menggunakan Bahasa Arab atau Tidak, Berikut Penjelasannya"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*