Banjirembun.com - Cerita pendek ini dinukil dari kitab al-Nawadir karya Ahmad Shihabuddin al-Qalyubi bin Salamah diterbitkan oleh Musthafa al-Babiy di Kota Kairo pada tahun 1995. Sebuah kisah seekor anjing kecil membantu nabi dalam mengungkap kasus pembunuhan.
Sebut saja pada masa itu ada seorang lelaki bernama Fulan. Dia memiliki istri yang tidak biadab seperti halnya si Fulan. Dari pernikahan keduanya tidak juga kunjung dikaruniai anak. Bukannya bersabar dan ridho atas takdir yang diterima justru dia mengalami depresi. Gangguan jiwa.
Singkat cerita Fulan membuat keputusan yang tidak waras. Sebagai pelampiasan atas ketidakpunyaan keturunan membuat dia terdorong membunuh setiap anak kecil yang berada di sekitarnya. Entah apa alasannya apakah karena merasa rendah diri atau karena "cuma" stres.
Suatu ketika Fulan menemukan seorang bocil (bocah cilik). Lantas ia mendekat untuk merayu dan membujuknya supaya mau masuk ke rumah Fulan. Sesampainya di dalam hal mengerikan terjadi. Dia membunuh anak tersebut. Jenazahnya dikuburkan di samping rumah.
Baca: 4 Fungsi Penggunaan Nama "Fulan", Ternyata Juga Disebutkan dalam al Quran
Perbuatan laknat itu bukannya tanpa sepengetahuan istri. Sebenarnya pasangan hidup Fulan itu sudah mencegah dan mengingatkan. Akan tetapi saking frustasinya tak punya anak membuat Fulan mengabaikan nasihat Istri sambil berkata:
"Bila Allah berkehendak mau menghukumku atas perbuatanku ini maka Dia pasti akan menghukumku saat ini juga."
Istrinya menimpali "Engkau belum mencapai puncak kesalahan. Ketika nanti Allah sudah menganggap perbuatanmu itu telah mencapai batas seratus persen pastilah Dia akan menurunkan azab bagimu."
Selang beberapa hari kemudian Fulan melihat ada 2 anak bersaudara yang sedang bermain. Sebagaimana kasus sebelumnya. Dua bocil itu diperlakukan sama. Dibujuk dan dirayu supaya mau masuk rumah lalu dibunuh. Jenazahnya juga dikuburkan di lubang yang sama.
Setiba sore hari hingga malam hari ayah dari dua anak tersebut kebingungan lantaran buah hatinya tak kunjung pulang. Ia mencari dari sudut ke sudut di wilayah pemukiman tempat tinggal. Namun tak kunjung membuahkan hasil. Setelah usaha kerasnya itu lantas ia mengadu Nabi.
Baca: Mempertanyakan Najisnya Anjing Berlaku Cuma Liur atau Seluruh Bagian Tubuhnya
Perlu diketahui bahwa Nabi di sini bukanlah Nabi Muhammad SAW. Melainkan Nabi di zaman bani Israil. Sebab kisah ini juga terjadi pada masa itu. Setelah sowan dan mengeluh pada Nabi, ia diberi pertanyataan oleh Nabi.
"Apakah kedua anakmu itu memiliki mainan yang sering dimainkan?"
Orang tua kedua anaknya itu menjawab "Iya, mereka suka bermain bersama anjing kecil milik kami."
Kemudian Nabi memerintahkan ia untuk menyampaikan secara rinci terkait bagaimana cerita dua anaknya itu bersama si anjing. Sambil merasa gelisah dan sedih yang campur aduk lelaki itu menceritakan semuanya. Setelah tahu itu Nabi meminta ia menghadapkan si anjing kecil itu pada beliau.
Sejurus kemudian Nabi melepas cincin yang berada di jari beliau. Lalu meletakkannya persis di antara dua mata si anjing. Selepas itu anjing dibiarkan bebas. Setelah itu Nabi menyuruh pria itu untuk mengikuti ke mana pun anjing pergi. Bersama-sama warga lain ia membuntuti anjing itu.
"Coba kamu perhatikan rumah yang didatangi si anjing. Di sana ada informasi penting tentang anakmu."
Anjing itu mulai mengelilingi area perumahan. Di belakangnya cukup banyak orang mengikuti. Sampai tiba saatnya anjing itu masuk ke rumah Fulan. Lelaki bejat pembunuh bocil. Sungguh keberuntungan kala itu Fulan maupun istrinya tidak ada di rumah.
Setelah mengendus seluruh isi rumah anjing itu menuju samping rumah. Akhirnya sampai juga pada titik kuburan di mana dua jasad anak-anak itu dipendam. Anjing itu menggerakkan-gerakkan telinganya. Seperti memberi kode bahwa inilah tempatnya. Sambil kaki depan menggali kuburan.
Ilustrasi anjing kecil (sumber gambar) |
Warga yang tahu akan hal itu tentu menaruh curiga. Dengan serempak mereka bergumam yakin pasti ada sesuatu di sana. Lalu sebagian dari mereka ikut menggali kuburan itu. Betapa terkaget pria itu setelah tahu jasad kedua anaknya berada di sana bersama mayat-mayat anak yang lain.
Mengetahui fakta itu lantas mereka mengadukan kepada Nabi. Bersama warga beliau mencari keberadaan Fulan. Setelah ketemu Nabi memerintahkan supaya Fulan dihukum mati dengan cara disalib. Tahu akan hal itu sang istri akhirnya menegaskan kembali atas nasihat yang dia berikan sebelumnya.
"Apa aku bilang, sekarang kesalahanmu telah genap seratus persen. Allah SWT segera akan mengazabmu."
TAMAT
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cerita Pendek Anjing Kecil Pengungkap Kasus Pembunuhan Berantai pada Zaman Nabi "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*