Banjirembun.com - Naluri manusia secara bawaan (default) sebagai makhluk hidup punya kehendak untuk survive (bertahan). Utamanya dari ancaman fisik berupa kelaparan, penyerangan, hingga pembunuhan. Kebutuhan biologis adalah yang paling pertama.
Kini manusia tidak cuma bisa hidup bahagia serta tentram kalau terpenuhi hasrat raga atau tubuhnya semata. Sekarang manusia juga perlu memperhatikan kebutuhan psikologis. Yakni, kebahagiaan yang berasal dari jiwa.
Nah, untuk memenuhi kedua jenis kebutuhan di atas salah satunya dengan meraih tahap kebebasan finansial. Di mana, pada fase itu kehidupan manusia sudah tidak lagi "diperalat" atau "bekerja" untuk uang.
Sebelum manusia merdeka dari "masalah" uang mereka akan melalui fase keuangan berat lebih dulu. Berikut ini tahapan keuangan manusia:
1. Jadi Beban Keluarga
Umumnya manusia yang berada pada fase ini berada pada usia dari lahir hingga lulus SMA (umur 18 tahunan). Sebagian lainnya di masa kuliah juga masih ada yang jadi beban keluarga. Walau mungkin tidak seberat di saat sekolah dulu.
Remaja milineal meski jadi beban keluarga wajib sadar dan punya tekat untuk "lepas", bebas, atau mandiri dari beban keluarga. Dilarang terlena dengan warisan maupun guyuran bantuan dari keluarga. Segera cari-cari gambaran masa depan.
Mau jadi apa, arah hidup ke mana, melakukan apa, sampai menyadari bakat/bidang apa yang dikuasai mesti disadari sedari dini. Sembari sekolah, menikmati masa muda, dan menikmati harta orang tua tetap waspada tentang masa depan.
2. Merintis untuk Mandiri
Pada masa anak-anak hingga dewasa awal merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan value (nilai) serta citra pada diri sendiri. Pada masa itu beban hidup belum terlalu berat karena masih jadi tanggungan keluarga.
Begitu pula masa merintis. Pada fase itu manusia belum benar-benar hidup mandiri. Mereka masih belajar praktik bagaimana cara menghidupi diri. Bertahan hidup tanpa bantuan keluarga. Walau didukung tapi sudah tak banyak.
Pada tahap ini manusia akan mencoba-coba jenis pekerjaan atau usaha apa yang cocok untuk menjadi "mesin" uang yang dapat ia andalkan. Bahkan barangkali, punya misi bekerja dulu untuk mengumpulkan uang sebagai modal untuk bekerja sendiri.
3. Berdikari
Berdikari atau berdiri dengan kaki sendiri dalam ekonomi bukan berarti tidak butuh hutang modal atau menolak kerja sama. Melainkan semua aktivitas keuangan sudah dikendalikan sendiri tanpa dituntun lagi dari orang tua.
Barangkali sebagian orang mengalami tahap ini dengan mengontrak rumah/kost, menu makan mengirit, hingga bergaya hidup hemat. Itu semua demi bertahan hidup di tengah usaha "memerdekakan" diri.
Investasikan sisa uang tabungan untuk biaya mengembangkan diri dengan cara beli buku, berlatih, menonton tutorial, dan informasi terkait pekerjaan yang ditekuni. Dilarang pelit untuk investasi terkait hal tersebut.
3. Punya Penghasilan Cukup
Tahapan ini penghasilan yang diterima masih pada kategori cukup. Hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar/pokok secara pantas dan manusiawi. Belum mampu untuk memenuhi keperluan pelengkap, apalagi mewah.
|
Ilustrasi kategori pendapatan cukup |
Tugas seseorang pada fase ini adalah meningkatkan pendapatan. Sebab kebutuhan berkeluarga akan terus bertambah. Walau penghasilan perbulannya tidak tetap tapi ada hal-hal "pasti" yang bisa jadi sumber penghasilan.
Penghasilan orang pada tahap ini cenderung stabil. Dia sudah tahu dengan apa bisa bertahan hidup dan mendapatkan uang. Masalahnya dia belum dapat meningkatkan jumlahnya dengan nilai besar.
4. Penghasilan Mulai Besar
Pada fase ini manusia sudah mulai memiliki penghasilan besar. Nilai itu sudah mampu memenuhi kebutuhan mewah. Meski kadang ditempuh dengan cara kredit atau mencicil.
Dikatakan berpenghasilan besar lantaran sisa uang yang diperoleh cukup banyak. Jauh melebihi dari apa yang jadi kebutuhan mendasar atau pokok manusia. Tabungan seharusnya juga lebih banyak.
5. Keuangan Terkendali
Pada tahapan ini orang sudah tidak lagi memiliki tanggungan hutang. Tidak memiliki kewajiban untuk mencicil. Bahkan tak ada rasa khawatir untuk diminta pensiun dini.
Nominal tabungan yang dimiliki makin lebih besar dari sebelumnya. Uang pegangan untuk hal-hal tak terduga sudah disiapkan. Otonomi keuangan sudah terlaksana sepenuhnya.
6. Aman untuk Pensiun Dini
Memang ada orang meski berstatus pensiun tapi belum tentu kondisi keuangannya pantas untuk pensiun. Sebab sejatinya pensiun itu harus benar-benar berhenti.
Pada tahapan ini finansial manusia sudah cukup untuk digunakan berhenti kerja. Sisa hidupnya bisa untuk jalan-jalan tanpa harus memikirkan kekurangan dana.
7. Bebas Finansial
Tahap bebas finansial ini seseorang sudah merasakan apa yang disebut pasif income. Bukan dia yang mencari uang melainkan sebaliknya. Meski ia menganggur uang tetap datang.
Jangankan sanggup tanpa ragu guna memutuskan pensiun dini, untuk memperbanyak jumlah tanah dan rumah juga mampu. Malah sebagian kadang digunakan untuk investasi non riil.
Kalau saya kayanya masih fase kedua ni :)
BalasHapusTetap semangat, tanpa depresi, yang penting bahagia
Hapus