Banjirembun.com - Tauhid adalah ilmu aqidah berbasis monotaisme atau keesaan Tuhan yang menjadi dasar ajaran agama Islam. Agama tersebut melarang pemeluknya untuk "meniadakan" tuhan mereka dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Mulai dari perencanaan mesti harus diniatkan untuk ibadah pada Allah. Lantas saat pelaksanaan juga tak boleh dilupakan. Begitu pula sesudah selesai. Semua itu semata-mata ingin mencari ridho, mendapat pahala, dan pertolongan dari-Nya.
Umat Islam dilarang menggantungkan nasib pada selain kepada Allah SWT. Demikian juga dilarang menyesali nasib berlarut-larut hingga putus asa. Seakan lupa bahwa semua yang telah terjadi merupakan ketentuan atau takdir-Nya.
Supaya ketauhidan tetap terjaga kemurniannya, ada tiga cara sederhana yang dapat dilakukan pada kehidupan sehari-hari.
1. Luruskan Tujuan
Menolong orang yang membutuhkan jangan semata-mata karena kasihan atau demi rasa kemanusiaan. Tanpa melibatkan Allah SWT di dalamnya. Seharusnya niatkan perilaku terpuji itu untuk ibadah dan mematuhi perintah-Nya.
Jangan justru sebaliknya. Meniatkan menolong orang demi mendapat pujian, supaya viral, supaya dapat imbalan materi yang jauh lebih besar dari penontonnya, atau yang semacamnya. Demi Allah, itu adalah dosa syirik kecil.
Tidak ada yang sia-sia atau terbuang dalam ajaran Islam. Semua perbuatan sekecil apapun pasti akan mendapat balasan-Nya. Oleh sebab itu, dari pada perbuatan mulia yang dilakukan percuma tanpa nilai lebih baik "sandarkan" itu pada Allah.
Contoh konkritnya yaitu dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Niatkan pilihan tersebut semata-mata untuk berjuang di jalan Allah, mencari ilmu bermanfaat, dan melakukan perbuatan baik demi menghindari maksiat atau dosa.
Kalau memang takut khilaf, lupa, maupun lengah lakukanlah doa setiap pagi setelah bangun. Mintalah pada Allah SWT untuk diluruskan aqidahnya. Supaya apa yang dilakukan di hari itu mulai dari bangun hingga tidur benar-benar murni demi ridho-Nya.
2. Selalu Ingat Takdir
Kegagalan, hambatan, rintangan, musibah, gangguan, cobaan, ujian, atau hal-hal yang tidak mengenakkan lainnya yang terjadi pastikan hati mengimani bahwa seluruhnya itu sudah digariskan oleh Allah SWT. Wajib untuk menerima.
Manusia boleh mengira-ngira, memprediksi, berharap, bermimpi, berdoa, hingga berusaha mati-matian. Namun Allah SWT yang menentukan. Tak boleh sekali pun lupa bahwa Allah SWT tidak hanya memberi takdir indah tapi juga takdir pedih.
Perkiraan bahwa kehidupan akan terus baik-baik saja merupakan kesombongan dan ketidaktahuan diri manusia. Tuhan memerintahkan manusia hidup di bumi ini memang sebagai cobaan. Kalau tidak mau bersusah payah apakah mau mati saja?
Contohnya saat bekerja di pabrik. Ternyata kondisi dan suasana di lingkungan kerja pabrik tidak sesuai harapan. Padahal sudah terlanjur tanda tangan kontrak. Di sisi lain juga butuh uang. Lalu apakah akan lupa bahwa itu juga bagian dari takdir?
Bolehlah mengeluh dan termenung sementara waktu. Akan tetapi, kemudian jadikan "penderitaan" tersebut sebagai cara untuk menghapus dosa-dosa. Niatkan dengan ikhlas dan penuh yakin bahwa kerja yang dilakukan berpahala.
3. Ihsan Secara Konsisten
Ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan keimanan bahwa ia seolah-oleh mampu melihat Allah SWT atau paling tidak membayangkan bahwa Allah SWT sedang melihat dirinya.
Berbuat ihsan tidak hanya dalam ibadah wajib seperti sholat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan saat sendiri sedang menyepi juga jangan meremehkan. Malah di saat itulah terkadang godaan setan menyerang. Dengan selalu ingat Allah dapat menghindari hati lalai.
Dengan merasa dekat (seolah-olah melihat) maupun perasaan diawasi Allah SWT akan membuat tauhid manusia menjadi kuat. Dia tidak akan menggantungkan nasib pada selain dari-Nya. Bila pun meminta bantuan pada sesama manusia itu cuma sebagai sarana ikhtiar.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Cara Sederhana Memurnikan Aqidah Tauhid dalam Kehidupan Sehari-hari"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*