Sungguh kesalahan fatal tatkala mengatakan bahwa individu introvert dikatakan sebagai anti sosial. Lantaran karena mereka sulit bergaul dan terlibat pada kegiatan masyarakat dan keramaian. Sebab, introvert cuma perilaku yang tertutup.
Kepribadian introvert yang dikonotasikan sebagai manusia tidak punya teman dan kesepian juga salah besar. Seringkali mereka sangat selektif memilih teman. Serta mereka mampu mengisi waktu, pikiran, sampai jiwanya dengan hal positif.
Punya teman banyak bukan jaminan terhindar kesepian. Buat apa teman banyak tapi penuh kepalsuan, sandiwara, dan cuma menumpang kemewahan. Begitu pula punya teman sedikit belum tentu hatinya hampa.
Dari sini dapat dikatakan bahwa orang introvert belum tentu anti sosial. Serta sikap anti sosial tidak hanya berasal, diidap (diderita), atau disebabkan oleh introvert. Ekstrovert juga sangat mungkin mengalami gejala anti sosial.
Perbedaan anti sosial dengan introvert.
1. Anti Sosial
Gangguan kepribadian anti sosial adalah kegagalan individu usia remaja maupun dewasa dalam memahami, menaati, dan mengikuti norma-norma sosial. Perilaku anti sosial kerapkali memandang dan menyikapi segala sesuatu secara negatif.
Pelanggaran yang dilakukan oleh kaum anti sosial cenderung menetap dari waktu ke waktu. Perbuatannya mengarah pada kerugian diri sendiri maupun orang lain. Mereka tidak berpikir dampak buruk atas tindakan yang dibuat. Menganggap dirinya paling hebat dari yang lainnya.
Sikap anti sosial tidak cuma mereka yang mengucilkan diri dan menjaga jarak karena saking bencinya pada masyarakat. Justru kadangkala mereka mampu memanipulasi tampilan diri (mimik muka, busana, dan perilaku) supaya tidak dicurigai.
Pribadi anti sosial lebih memilih menyendiri dan menjauh dari komunikasi kelompok karena mereka asik dengan dunia sendiri. Memandang lainnya sebagai sampah. Tak ada rasa peduli, empati, dan simpati terhadap realitas kehidupan luar.
Pengidap anti sosial senantiasa melanggar dan mengabaikan hak-hak orang lain. Tidak mampu merasakan atau sensitif bahwa orang lain punya hak untuk hidup (bernyawa), mendapat kenyamanan, serta melangsungkan hidup yang layak.
Dapat disimpulkan bahwa anti sosial merupakan sebuah penyakit yang harus disembuhkan. Contoh gangguan kepribadian lain yang dikaitkan dengan anti sosial yaitu sosiopat atau psikopat. Wajah mereka tak ada penyesalan setelah "beraksi".
2. Introvert
Introvert adalah individu yang fokus pada orientasi atau pemahaman diri sendiri demi mendapat ketenangan batin. Orang introvert juga ada yang suka di keramaian. Namun, mereka tidak terlibat aktif. Hanya melihat dan menikmatinya.
Dari pada bergabung bersama komunitas besar, para introvert lebih suka duduk sendiri. Sambil menyelami alam pikirannya sendiri dan tenggelam dalam kebahagiaan. Dari situlah inspirasi dan motivasi kadang muncul tiba-tiba.
Pribadi introvert amat kesulitan berpura-pura bersikap manis dan sok akrab. Kepribadian mereka natural. Sebab mereka tidak mampu hadapi dampak buruk yang terjadi tatkala mengorbankan kehidupan pribadi demi menyenangkan orang lain.
Perilaku introvert yang menutup diri bukan berarti mereka tidak punya kepedulian sosial. Justru mereka melakukan pengabdian masyarakat dan menjadi manusia bermanfaat dengan cara sendiri. Intinya mereka masih berpedoman pada norma.
Orang introvert ketika dipaksa untuk bergabung dan aktif terlibat bersama kelompok besar malah membuatnya tidak produktif. Cepat kehabisan tenaga (lelah), sulit berkonsentrasi, dan motivasi melemah. Akibatnya, terjadilah frustasi.
Ilustrasi extrovert dan introvert (sumber gambar) |
Dapat disimpulkan bahwa introvert bukanlah gangguan ataupun penyakit. Tidak ada hal yang perlu diperbaiki dan dikasihani. Sebab mereka normal seperti halnya ekstrovet. Hanya saja cara mengaktualisasikannya yang beda.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Perbedaan Gangguan Kepribadian Anti Sosial dengan Individu Berkarakter Introvert"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*