Pak Mad, begitu beliau kerap disapa oleh jamaah Masjid. Mempunyai keterbatasan fisik berupa buta mata. Namun, jangan diremehkan masalah suara azannya. Lantunannya sangat merdu. Memanjakan semua masyarakat di sekitarnya.
Kebagusan suara muazin memang sangat diperlukan. Bukan cuma untuk menarik jamaah semangat berangkat ke Masjid. Lebih dari itu juga sebagai bentuk toleransi. Buat apa Masjid bagus tapi suaranya tak enak didengar telinga tetangganya.
Baca: Seharusnya Suara Muazin itu Merdu, Agar Tidak Mengganggu Telinga
Hal yang tak kalah penting lainnya yaitu keberadaan pondok pesantren khusus belajar jadi imam dan muazin mesti diperbanyak. Supaya orang-orang yang jadi muazin benar-benar terpilih. Memiliki suara merdu dan enak didengar.
Baca: Alasan Pesantren Khusus Calon Imam dan Muazin Wajib Diperbanyak
Entah dapat ilmu tentang azan dari mana, pak Mad yang mengalami kebutaan 5 tahun terakhir punya cengkok suara indah. Meski dalam keadaan seperti itu, tidak pernah menyurutkan beliau menuju ke Masjid.
Lokasi Masjid yang menjadi tempat beliau mengabdi yaitu di Masjid Baitul Muttaqin, Desa Kalipait, Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi. Berikut ini video azan beliau.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Buta Mata Tapi Imannya Tidak Buta, Kisah Nyata Seorang Muazin"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*