Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Arti, Sejarah, dan Manfaat Tradisi Salam Tempel

Salam tempel adalah tindakan memberikan uang atau amplop berisi uang dengan cara menyelipkannya dalam tangan orang yang disalimi. Salam tempel ini merupakan bentuk pemberian tidak resmi alias tak tercatat dalam pembukuan.


Jadi, makna salam tempel tidak cuma berkonotasi positif melainkan juga bisa negatif. Bukan cuma pemberian dari orang tua pada anak-anak saat lebaran dan pemberian pada orang yang dihormati, tapi juga pada orang yang ingin disuap.


Supaya terkesan lebih sopan dan tidak seperti tindakan persekongkolan saat menyampaikan uang "tips", ucapan terima kasih, atau sogokan caranya dengan ditempelkan pada telapak. Dengan begitu si penerima tak tampak direndahkan.

Sejarah Tradisi Salam Tempel

Tradisi salam tempel sudah mengalami perkembangan. Salah satu hal yang paling mencolok yaitu amplop yang digunakan sebagai salam tampil jadi lebih menarik dan rapi. Terutama yang bakal diberikan pada anak-anak.


Sebenarnya budaya awal dari salam tempel tak cuma dilakukan saat lebaran, saat ada acara kegiatan keagamaan, atau ketika ingin melancarkan urusan. Saat pernikahan orang-orang seringkali melakukan salam tempel. 


Sejarah salam tempel tidak cuma dimonopoli rakyat China. Di Arab juga ada. Setelah sholat Idul Fitri mereka seringkali bakal berkumpul di Masjid. Guna melestarikan tradisi yang disebut Eidiyah. Yakni, memberi angpau saat bersalaman di sana.

Ilustrasi salam tempel (sumber gambar)



Tatkala ditarik lebih jauh, pada zaman pemerintahan Dinasti Fatimiyah (910-1171) kebiasaan bagi-bagi hadiah berupa uang, kain, pakaian, permen, dan lainnya sudah dilakukan oleh generasi itu di hari pertama lebaran.


Baru pada masa kekhalifahan Ottoman (1517-1924) tradisi memberi uang tunai menjadi tradisi paling umum. Barangkali hal tersebut diutamakan lantaran lebih simpel, lebih fleksibel, dan mudah diingat nominal hadiah yang diberi.


Berbeda dengan cara salam tempel di atas yang dilakukan secara massal dan terbuka. Tradisi salam tempel di Indonesia lebih cenderung privat, dekat, dan tertutup. Diberikan saat bertamu di rumah. Di ruang tertutup dan saat akan berpisah.


Manfaat Tradisi Salam Tempel

Manfaat lain memberikan uang tunai ialah anak terlatih mengelola uang. Serta dibiasakan untuk menabung sejak dini. Tak hanya itu, dengan memiliki uang sendiri mereka bakal tahu, berpengalaman, dan cerdas dalam membelanjakan.


Dengan melestarikan budaya salam tempel dapat menumbuhkan jiwa kepedulian sosial pada generasi penerus. Sikap berempati, bersimpati, saling menyayangi, saling membantu, dan saling berbagi menjadi lebih mekar.


Dengan begitu terciptalah kondisi yang rukun, kompak, guyub, dekat, erat, dan saling percaya antara satu sama lain. Hubungan kekeluargaan, saling sapa, serta saling kenal tetap terjaga meski hingga beberapa generasi jauh.


Bagi orang tua yang dititipi uang oleh anaknya sebaiknya bersikap amanah, jujur, cerdas, dan terbuka. Tidak boleh berbuat curang maupun membujuk anak membelanjakan uang untuk keluarga. Sebab, uang itu jadi hak penuh anak.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti, Sejarah, dan Manfaat Tradisi Salam Tempel"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*