Pesantren, Madrasah, atau lembaga pendidikan Islam dalam bentuk lain seharusnya ada yang difokuskan mendalami jadi imam sholat dan muazin. Paling tidak ada pendalaman khusus jadi imam dan muazin bagi santri berbakat.
Banjirembun.com
Selama ini pesantren umumnya fokus menggembleng santri pada bidang tahfid (hafalan Quran), fikih (masalah hukum), tasawuf (filsafat Islam), nahwu saraf (tata bahasa arab), tajwid, mantiq (logika), tarikh (sejarah), aqidah, dan akhlak.
Masih sangat jarang yang mengkhususkan santri supaya menguasai jadi imam dan muazin. Jangankan pada sekup pesantren yang khusus untuk calon imam dan muazin, malah mata pelajaran tentang hal itu juga jarang ada. Mungkin dianggap tak penting.
Sejatinya menjadi imam dan muazin tidak hanya harus pandai mengucapkan lafal bahasa arab. Bukan cuma pandai membaca al Quran. Lebih dari itu mesti punya suara, nada, intonasi, cengkok, atau seni yang berkualitas.
Baca: Seharusnya Suara Muazin itu Merdu, Agar Tidak Mengganggu Telinga
Sungguh indah didengar tatkala ada imam dan muazin bersuara merdu. Tidak hanya bikin kuping umat Islam tergugah, tapi juga membuat orang non muslim tak terganggu. Yakni, yang sedang melintas di Masjid ataupun tetangganya.
Suara Merdu Bikin Masjid jadi Ramah
Berbicara masalah toleransi tak perlu muluk-muluk. Jangan membicarakan yang jauh-jauh sehingga di luar jangkauan. Lebih baik perbaiki dulu Masjid di sekitar. Apakah ia sudah menjadi rumah ibadah yang toleran atau belum.
Boleh saja mengumandangkan azan, mengeraskan suara imam, atau bahkan memutar qiroah (murotal Quran). Akan tetapi supaya suara tersebut tidak bikin bising, lebih baik perbaiki dulu kualitas sound systemnya. Serta tentunya perbatasan qiroah imam dan muazin.
|
Ilustrasi kegiatan pesantren khusus calon imam dan muazin (sumber gambar) |
Membangun Masjid tidak hanya memperbaiki fisik bangunannya. Tetapi juga memperbaiki seluruh hal yang terkait dengan segala kebutuhan darinya. Buat apa Masjid megah tapi alat pengeras suaranya bermutu buruk.
Tak hanya itu. Guna mendukung peralatan memadai tersebut mesti pula dipegang oleh orang yang tepat. Tidak cuma mampu mengatur dan menggunakannya, tapi juga kudu mampu mengeluarkan suara merdu saat azan atau jadi imam.
Sungguh menjadi keindahan sempurna tatkala kemegahan Masjid dipadukan dengan lantunan merdu suara azan dan imam. Bikin jamaah jadi betah. Membuat tetangga-tetangga Masjid tergoda untuk mendatanginya.
Enggak ada lagi orang kafir yang mencak-mencak protes suara Masjid yang berkualitas buruk. Sebaliknya, mereka malah terpesona alias terpana mendengar lantunan bacaan al Quran imam. Serta terhanyut pada keanggunan kumandang azan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Ya seharusnya Pemerintah MUI & DMI Turut memberikan Pelatihan tentang Bacaan Imam & Muazinlm. Jangan hanya Nama tapi pengabdian ga ada untuk hal tsb
BalasHapusBy Aldin Sakaruddin