Ada yang mengatakan bahwa setiap orang hanya punya satu bakat dalam hidupnya. Pernyataan itu tak sepenuhnya harus dipegang. Sebab masalah bakat bukanlah urusan angka matematika yang sudah pasti dan bisa dirumuskan. Banjirembun.com
Tak sedikit kasus seseorang mampu menjadi ahli dalam dua atau tiga bidang di saat dewasa. Misalnya ia sangat jago melukis tapi ia juga pintar main gitar. Ada lagi, seseorang yang pandai memimpin banyak orang, di sisi lain handal sepak bola.
Boleh saja mengklaim bahwa bakat itu tidak bisa dimiliki dalam jumlah banyak oleh satu orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan jangan kesampingkan pendapat tentang adanya bakat dominan (primer) dan bakat resesif (sekunder).
Sebenarnya orang memang hanya punya satu bakat dalam hidupnya. Namun, sejatinya orang tak akan bisa benar-benar hidup selayaknya manusia umum tatkala hanya mengandalkan satu-satunya bakat yang dominan (primer).
Untuk mendukung bakat utama tersebut orang harus juga menyadari dan menguasai bakat pendukung yang ada pada dirinya. Bakat resesif itu juga tak kalah penting untuk diperjuangkan sebagaimana bakat dominan.
Sayangnya, masih banyak orang yang tak menyadari apa bakat yang ada pada dirinya. Bahkan sampai ia mati pun tak tahu apa sebenarnya bakat yang dipunyai. Ia hidup hanya sekadar hidup. Mengalir begitu saja tanpa tahu bakatnya.
Banjir Embun
Supaya kalian menyadari bakat kalian di bidang apa sebaiknya baca 3 cirinya berikut ini.
1. Menimbulkan Kenikmatan
Ketika kalian sedang belajar, berlatih, dan bekerja pada sesuatu dengan penuh rasa nikmat berarti hal itu salah satu indikasi sesuatu yang sedang digeluti merupakan bakat. Proses tersebut dilalui terasa cepat hingga lupa waktu.
Minat saja tidak cukup sebagai tanda kalian berbakat atau tidak. Sebab bisa saja seseorang meminati sesuatu hanya karena ikut-ikutan. Begitu pula dengan antusiasme atau dorongan, itu bukanlah menjadi tanda bakat atau tidak.
Minat dan antusiasme bisa saja hilang saat di tengah jalan saat diperjuangkan. Bukan karena putus asa atau menyerah. Melainkan telah menyadari bahwa itu memang bukan dunia atau bidang kehidupan yang harus digelutinya.
Memang awalnya saat menggelutinya sangat menikmati dan bikin bahagia. Akan tetapi makin lama dirasakan kenikmatan itu hilang. Hal yang menjadi faktor untuk tetap mempertahankan ialah karena gaji tinggi dan ada orang yang dicintai di sana.
2. Cepat Menguasai
Kecepatan orang memahami dan mampu menguasai sesuatu tidak hanya ditentukan dari kualitas belajar maupun latihannya. Banyak kasus karyawan yang menerima "pengembangan SDM" sama tapi hasilnya beda.
Orang bakat dalam bidang tertentu lalu ia belajar dan dilatih sesuai bakatnya bakal cepat menguasai. Di saat orang lain butuh waktu lama maupun materi belajar dan latihan yang banyak, orang berbakat akan melanjutkan belajar mandiri.
Ia menikmati di setiap momen-momen sedang belajar dan berlatih. Terutama saat dilakukan sendiri di rumah atau tempat lain. Ia tak mudah puas terhadap wawasan, pengetahuan, dan ilmu yang diterima dari proses mengembangkan diri itu.
Ia lebih memilih fokus menggeluti satu bidang itu. Sampai ia benar-benar tahu bahwa bidang itu memang bakatnya atau tidak. Setelah ia menguasainya, ia tetap mempelajari hal baru dan inovasi tentangnya. Sembari belajar bidang lain yang jadi bakat sekundernya.
3. Tak Ada Penyesalan
Pekerja kantoran atau di tempat lain yang bergaji tinggi sangat mungkin banyak yang bekerja tak sesuai bakatnya. Dengan uang berlebih itu ia sanggup membeli dan membayar hal-hal yang menyenangkan diri dan keluarganya.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa dengan pendapatan tinggi tersebut memang tujuan dan impian hidup secara materi (fisik) mungkin tercapai. Naasnya, ia tak mendapatkan kebahagiaan hakiki kecuali hanya bersifat semu.
Dari batin atau lubuk hati terdalam ia menyesal. Bawah sadarnya tahu bahwa selama ini ia hanya memperkerjakan otak dan tubuhnya. Tanpa melibatkan hati. Ia mengesampingkan kebahagian dan kenikmatan diri saat berproses.
Bekerja keras bukan berarti kalian harus menyiksa diri. Mengumpulkan banyak uang juga tidak mesti membuang bakat. Sebab dengan menguasai bakat primer dan sekunder sekaligus, dapat dipastikan orang dapat punya uang cukup.
Andai waktu bisa diputar kembali, orang-orang yang penuh penyesalan itu tentu tak ingin menjalani hidupnya lagi seperti dulu. Ia ingin mencoba cara hidup lain yang sesuai bakatnya. Ia berhasrat ingin menikmati hidup sesuai dengan hati kecilnya.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Ciri Sesuatu yang Sedang Digeluti Merupakan Bakat, Pertahankan ia Agar Tak Menyesal!"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*