Rasa minder banyak sebabnya. Salah satunya ada beberapa pembenci alias haters yang terus-terusan merongrong. Baik secara verbal maupun non verbal. Serta di dunia maya atau media sosial maupun di dunia nyata. Mereka bergentayangan ingin membuat hati kalian jadi ciut nyali.
Banjirembun.com
Tak sedikit alasan pula yang jadi pendorong para pembenci itu ingin melemahkan, menenggelamkan, menghentikan, dan menyiksa kalian. Itu semua tentu agar tujuan perjalanan hidup, karya-karya, beserta hasil jerih perjuangan kalian tak dapat tumbuh mekar. Biar ditelan zaman.
Apabila kalian memutuskan untuk berhenti bahkan mundur memperjuangkan sesuatu yang sesuai bakat dan benar-benar jadi prinsip maupun tujuan hidup kalian maka misi para pembenci itu berhasil. Sebagian mereka tak pantang menyerah. Malah kerapkali mati satu tumbuh seribu.
Tokoh-tokoh hebat yang sukses di bidangnya (politik, ekonomi, sosial, sains, dan lain sebagainya) juga tak pernah bebas dari pembenci. Termasuk Nabi Muhammad SAW sekalipun. Di awal kelahiran Islam, beliau barangkali menjadi satu-satunya figur paling banyak pembenci ekstrim di Makkah.
Perlu ditekankan bahwa orang yang dibenci bukan saja karena mereka orang jahat dan menyebalkan di masyarakat. Melainkan pula orang-orang baik, hebat, dan gigih dalam memperjuangkan idealisme ajaran (paham) serta prinsip hidupnya. Ia dibenci karena tak punya pemikiran sama.
Dengan demikian, jadilah orang yang dibenci karena kalian orang yang ingin keluar dari kemapanan yang bikin lena, zona nyaman, kefanatikan buta, dan kemandekan (status quo). Bukan dibenci lantaran kalian membuat keonaran, kebrutalan, kerusakan, pelemahan, dan tindakan buruk semacamnya.
Tatkala kalian ingin mengambil jalan tengah supaya sedikit orang membenci bahkan tak ada sama sekali kecuali hanya benci di hati, sungguh gampang caranya. Kalian cukup jadi pribadi pengikut arus, penurut, tak melakukan sesuatu yang berbeda dengan keumuman, bermain aman, dan hindari adu argumen.
Jika kalian memilih tak ingin dibenci orang maka bersiaplah menjadi manusia biasa-biasa saja. Tak punya pengaruh besar dan tak memiliki karya fenomenal. Padahal itu semualah yang bakal merubah kehidupan masyarakat lokal hingga umat manusia secara signifikan. Hidup kalian hanya seperti umumnya pilihan hidup orang lain.
Seorang pemimpin yang takut dibenci bakal tak akan sukses mengelola organisasinya menuju kemajuan pesat. Baik itu dibenci oleh bawahan maupun dibenci oleh orang-orang di luar organisasi. Pemimpin bidang pemerintahan, perusahaan, hingga lembaga sosial-pendidikan juga harus tak takut dibenci.
Sebetulnya dengan dibenci orang lain itu bertanda kalian tengah merubah tatanan dan paradigma (cara pandang) orang di sekitar. Awalnya memang dibenci. Lambat laun akhirnya sebagian mulia sadar bahwa pemikiran dan karya kalian memang layak untuk diterima dan digunakan masyarakat.
Tak perlu kecil hati ketika apa yang menjadi hasil perjuangan kalian mendapat caci maki. Sebab, banyak karya dan pandangan (teori) yang awalnya banyak dibenci akan tetapi akhirnya bukti menunjukkan hal beda. Akibatnya, seiring waktu banyak juga pengikut dan pendukungnya.
Mulai sekarang jadilah pribadi yang kuat hatinya. Tak mudah patah gara-gara cemoohan para pembenci. Sebab kadang para pembenci itu punya mulut untuk bicara dan punya jari untuk mengetik tapi sayang tak punya otak untuk berfikir. Katakan dengan tegas dalam hati pada para pembenci "Aku tak takut dibenci!".
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Tak Perlu Minder Kepada Para Pembencimu, Katakan: "Aku Tak Takut Dibenci!""
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*