Menulis itu sulit. Apalagi untuk memuaskan banyak orang. Malah kadang memuaskan diri sendiri pun belum tentu bisa. Setelah tulisan dipublikasikan ke internet lalu dibaca ulang saat ada senggang, ternyata bikin terheran. Masih ada saja ditemukan kekurangan susunan kata hingga kesalahan ketik.
Menata kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi satu tema tulisan utuh bukan perkara mudah. Perlu ketrampilan merangkai kata dan ketelitian supaya karya tulis disenangi pembaca. Apalagi untuk menulis buku, novel, makalah, skripsi, hingga jenis karya cetak lain.
Kalau menulis di blog, media sosial, dan aplikasi/situs "penampung" cerpen maupun novel masih ada kesempatan untuk diedit. Bahkan bisa dihapus atau dihilangkan. Sedangkan karya tulis cetak, tatkala sudah beredar luas bakal sulit ditarik lagi. Jadi, sebelum diedarkan harus dipastikan karya sudah sempurna.
Itu bukan berarti kalian bebas membuat karya tulis seperti apapun di internet. Dilarang keras menulis bertemakan diskriminasi RASIS, kekerasan, jorok, hingga tentang sesuatu lain yang tak berfaedah. Serta buatlah dengan serius. Jangan asal-asalan dan cuek ketika sadar tulisan yang dibuat jelek. Perbaiki dan sempurnakan sebelum diposting.
Dapat dikatakan menulis di blog, medsos, atau web/aplikasi novel menjadi sarana belajar. Di sana kalian bakal tahu sejauh mana kualitas tulisan yang dibuat. Bila mendapat pembaca banyak dan mayoritas komentar nitizen di media tersebut positif maka itu salah satu tanda tulisan kalian dibutuhkan.
Akan tetapi ketika tulisan kalian sepi pembaca juga sepi komentar tak perlu bersedih dulu. Barangkali ada faktor lain mengapa tulisan kalian tidak banyak pengunjungnya. Bisa jadi itu faktor algoritma mesin pencarian (seperti Google), algoritma aplikasi/situs novel, dan algoritma medsos.
Algoritma salah satunya berfungsi dalam memosisikan tulisan atau video hasil karya kalian. Dalam tampilan muka (beranda) apakah akan diurutkan di posisi atas atau bawah. Saat di atas atau halaman pertama maka peluang mendapat pembaca bakal lebih besar. Tak pandang bulu tulisan kalian berkualitas atau tidak.
Dalam belajar menulis tak ada alasan untuk menyerah sebelum kalian memiliki banyak tulisan. Paling tidak buatlah 30 judul karya tulis artikel. Satu judul setidaknya mengandung 1000 buah kata. Kemudian posting tulisan itu di semua media yang ada di internet. Lakukan secara bertahap sambil memperbaiki tulisan dari hasil "koreksi" para pembaca.
Kritik dan masukkan nitizen sekali-kali jangan membuat kalian minder. Jadikan itu semua sebagai langkah awal untuk memperbaiki. Terus berusaha sampai titik nadir paling puncak. Nah, setelah mati-matian berjuang ternyata tak ada kemajuan sama sekali berarti menulis bukanlah bakat kalian. Tinggalkanlah. Fokus pada bidang lain sesuai bakat.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Menulis Memang Sulit, Tapi itu Bukan Alasan untuk Menyerah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*