Cinta pada lawan jenis merupakan rasa tertarik yang diawali dari kesukaan pada bagian tubuhnya. Entah itu warna kulit, bentuk, tinggi, ukuran, hingga punya ciri khusus (misal gingsul dan lesung pipi). Dari pandangan pertama itulah kemudian ada hasrat menelusuri dan mencari penilaian segi lainnya.
Tatkala sesudah mengadakan penyelidikan ternyata karakternya tidak sesuai dengan yang diidamkan barulah logika berontak. Kendati demikian nyatanya hati tetap saja menaruh perasaan cinta padanya. Sulit untuk dihapuskan. Butuh beberapa bukti lagi supaya hatinya semakin yakin dia tak sesuai.
Kalau sebuah ketertarikan dimulai dari sifat, kepribadian, dan sikapnya tanpa memandang fisik mestinya hanya cukup disebut suka. Baru setelah disertai memandang fisik ternyata cocok dan menimbulkan daya tarik, maka lambat laun tumbuhlah benih cinta di hati. Ada gairah untuk mencintai.
Orang kalau sudah ada rasa cinta dalam dirinya pasti akan bakal melindungi dan merawatnya. Bakal terpukul bila kehilangannya. Hal itu tentu seperti halnya perasaan cinta pada barang-barang, hewan peliharaan, dan benda lainnya. Bahkan rela berkorban demi mendapatkan dan menjaganya..
Banyak hubungan suami istri terjalin tidak didasari rasa cinta. Artinya, sebenarnya satu sama lain atau salah satunya tidak benar-benar tertarik pada tubuh pasangannya. Kalaupun mereka melakukan hubungan badan bukan didasarkan pada cinta. Akan tetapi hanya demi memuaskan hawa nafsu.
Faktor mupeng (muka pengen) untuk "menikmati" tubuh pasangan tanpa rasa cinta seperti di atas yang paling mencolok. Efek mupengnya sangat mirip ketika sedang melihat gambar dan video porno. Teramat jarang para penontonnya bakal jatuh cinta pada artis dewasa. Kecuali semata-mata nafsu.
Cinta Sejati pada Remaja Puber
Bagi para remaja yang sedang jatuh cinta patut waspada. Ketika ada lawan jenis yang sangat mudah mengajak dan diajak untuk melampiaskan nafsu sungguh sangat patut diragukan cintanya. Sebab kalau ia benar-benar cinta tidak bakal berbuat seperti itu pada orang yang dicintai.
Jikalau sepintas terbesit untuk mengumbar nafsu pada orang dicintai maka dengan cepat ia akan menepis. Ia tak ingin merusak sebuah hubungan cinta hanya demi meluapkan berahi. Baginya yang terpenting sebuah hubungan harmonis harus tanpa syarat apapun. Termasuk mendapatkan hal semacam "kenikmatan" tubuh.
Memiliki sebuah nafsu itu tidak dosa. Setiap manusia pasti punya nafsu. Namun, jangan biarkan sebuah nafsu itu lebih mendominasi. Nah, rasa cinta sejatilah yang sanggup menahan nafsu berlebihan itu. Dengan begitu hasrat memiliki dan menikmati bisa dikendalikan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cinta Sejati itu Sedikit Nafsu, Kalau Banyak Namanya Mupeng"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*