Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

6 Perbedaan Impian dan Ambisi, Jangan Disamakan karena Jauhnya Seperti Langit ke Bumi

Setiap orang pasti punya impian, harapan, cita-cita, atau yang semacamnya. Akan tetapi tak setiap orang punya ambisi. Antara keduanya sangat beda jauh sehingga tak boleh disamakan. Banyak aspek yang membuat antara impian dengan ambisi memiliki ketimpangan luar biasa.

Banjirembun.com

Sayangnya, masih banyak orang yang tak mampu membedakan mana impian dan mana ambisi. Mereka mengira keduanya tak berlainan. Yakni, sama-sama suatu keinginan yang hendak diwujudkan. Kalau memang seperti itu sih memang benar. Namun, nyatanya masih banyak bedanya.

Impian adalah keinginan jangka panjang terhadap sesuatu secara terukur, terencana, dan disesuaikan dengan kemampuan diri. Bentuk-bentuk keinginan itu beraneka ragam. Mulai dari soal harta atau materi, profesi, pasangan ideal, hingga prestasi tertentu. Bisa dikata impian merupakan keinginan murni dari hati.


Adapun ambisi adalah hasrat terhadap sesuatu tanpa terukur, tidak ada perencanaan matang, dan seringkali tak disesuaikan dengan potensi diri. Orang yang berambisi biasanya karena disebabkan ingin mengalahkan atau menyakiti orang lain. Tak jarang cara yang dilakukan untuk menggapai tidak halal.


Agar lebih jelas berikut ini perbedaan antara impian dengan ambisi.


1. Terkait faktor pendorongnya

Impian bisa muncul dalam diri lantaran adanya semangat membangun nilai (keberartian) kehidupan, memenuhi perintah agama, dan ingin mendekatkan diri pada Tuhan. Niat awal mewujudkan impian tersebut bukan untuk kesombongan, keserakahan, dan pamer. Melainkan guna aktualisasi diri.


Sedangkan ambisi dapat ada dalam diri manusia disebabkan faktor nafsu dalam diri. Keinginan terhadap sesuatu yang menggebu tanpa pikir panjang. Pokoknya harus diraih. Tak peduli apakah bakat, minat, dan kemampuannya sanggup diajak bekerja keras serta dipaksa untuk mencapainya.


2. Terkait proses kemunculannya

Impian tidak muncul begitu saja lalu bertekat menjadikannya nyata. Butuh pertimbangan, refleksi (perenungan), dan "hitung-hitungan" secara menyeluruh. Salah satunya untuk membedah apakah sesuatu yang diinginkan tersebut memang benar-benar ia butuhkan atau tidak.

Ambisi muncul begitu saja dalam pikiran manusia. Kemudian serta-merta sangat berhasrat hingga memaksakan diri untuk segera mewujudkan. Tanpa pandang bulu apakah sesuatu yang diinginkan itu layak dia terima atau tidak. Apakah ia bakal mampu menggapai atau tidak.


3. Terkait durasi tertanam di pikiran manusia

Impian bakal hinggap di alam bawah sadar manusia dalam jangka lama. Apalagi tatkala keinginan itu merupakan sesuatu yang sangat berkesan dalam hidupnya. Barang tentu makin sulit untuk dilupakan walau ternyata tak dapat digapai sama sekali.

Ilustrasi impian yang tertanam dalam diri manusia (sumber gambar)

Ambisi sangat mudah hilang dari pikiran manusia. Ia tertanam dalam "otak" hanya sementara. Tak sampai tumbuh berdaun dan berbatang sudah layu di tengah jalan. Apalagi ketika ternyata faktor pendorong untuk mewujudkan keinginan tersebut mereda. Bakal mudah dihilangkan dari ingatan.


4. Terkait peluang untuk merevisi

Impian sangat mudah untuk direvisi. Misalnya ia punya impian ingin menjadi wartawan dan ahli program komputer. Dengan asalan tertentu impian itu tak terwujud. Akhirnya ia memodifikasi dan merevisi impian tersebut. Jadilah ia seorang Blogger yang pandai menulis seperti wartawan dan cukup mampu melakukan pemograman untuk situsnya.


Ambisi sulit untuk dirubah. Dalam benak orang yang berambisi lebih baik diwujudkan atau tidak akan mendapatkannya sama sekali. Baginya mewujudkan keinginan tersebut menjadi harga mati. Tak dapat ditawar-tawar lagi. Tatkala tidak terwujud bakal membuat malu, depresi, dan merasa kehilangan.


5. Terkait faktor kemunculannya

Faktor utama impian bisa hadir dalam seseorang karena dari dalam diri sendiri. Guna ingin memantaskan dan membahagiakan diri. Oleh sebab itu ketika dirinya sadar belum mampu meraih impiannya tersebut maka akan terus belajar, mengembangkan diri, dan bekerja keras.


Adapun faktor kemunculan ambisi ada dalam manusia disebabkan mayoritas faktor eksternal (dari luar). Ia ingin mencari perhatian dan "membahagiakan" orang lain. Mencapai sesuatu agar dapat pujian dan perhatian dari teman, keluarga, dan masyarakat. Tidak mau tahu keinginan tersebut baik atau tidak untuk dia.


6. Terkait waktu yang dibutuhkan untuk menjadi nyata

Impian merupakan keinginan yang diprogramkan untuk jangka menengah dan panjang. Ia sadar belum mampu mewujudkan dalam waktu dekat. Sebab masih butuh persiapan, mengumpulkan potensi diri maupun modal, dan syarat-syarat lain yang harus dipenuhi untuk mendapatkannya.


Ambisi merupakan keinginan yang ditargetkan dalam jangka pendek. Harus segera diwujudkan. Ketika itu ternyata belum terwujud dalam tempo yang ditentukan bakal merubah suasana hati jadi buruk dan rusak. Saking inginnya membuat dari terbebani dan tertekan. Pada akhirnya depresi yang muncul.






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "6 Perbedaan Impian dan Ambisi, Jangan Disamakan karena Jauhnya Seperti Langit ke Bumi"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*