Keberadaan patung di sebuah perumahan merupakan hal lumrah. Hampir semua perumahan memiliki patung sebagai hiasan sekaligus ikon atau simbol. Kalaupun tak ada patung yang berbentuk makhluk hidup, paling tidak ada ornamen abstrak (berbentuk tak jelas).
Begitu pula adanya patung di salah satu perumahan kota Malang berikut. Pemukiman tersebut sebenarnya sudah berdiri lama. Salah satu bukti usia yang tak lagi muda ialah bentuk patung yang menyambut para penghuni. Selain gaya seni, kontruksinya juga tampak model lama.
Patung itu merupakan salah satu jenis unggas. Dikatakan unggas karena berbulu seperti burung serta dapat dipelihara, dikembangbiakkan, dan diambil daging maupun telurnya oleh manusia. Itu adalah patung burung unta. Yups, burung unta sekarang memang bisa diternakkan.
Baca: Burung Unta Bisa Dipelihara, Harga Sepasang Anakan 30 Juta di Indonesia
Lalu ada apa dengan patung burung itu? Bukan pada bentuknya yang aneh. Akan tetapi pada presepsi masyarakat terhadap patung tersebut. Banyak penduduk di sekitar perumahan Bukit Cemara Tidar yang menjadi pemilik patung itu menyebutnya salah kaprah.
Bukannya disebut burung unta, mereka malah menamainya dengan sebutan bahasa jawa banyak yang artinya angsa. Bahkan sebagian yang lain mengatakan bebek. Dari sekian kali tanya pada masyarakat sekitar tentang lokasi BCT itu ada yang mengatakan "Yang ada patung bebeknya".
Penyebutan yang salah itu sudah menjadi "kebenaran" bagi mereka. Justru tatkala kalian mengatakan pada mereka "Maksudnya patung burung unta ya?" akan dipandang aneh oleh mereka. Mau memaksa untuk meluruskan pun bukannya jadi baik malah terjadi keributan.
Foto-foto di atas terlihat dari sisi mana pun lebih mirip pada burung unta. Mulai dari kaki yang panjang, leher yang teramat jenjang, paruh yang lancip (tidak ceper seperti angsa/bebek), hingga warna bulunya. Angsa warnanya putih polos atau kadang hitam polos tanpa tambahan warna lain.
Saran saja bagi pengembang (developer) perumahan atau aristeknya agar tidak membuat patung makhluk hidup. Bukan apa-apa, daripada menimbulkan tanda tanya seperti di atas. Lebih baik membuat dekorasi lain yang "netral". Serta tentunya mudah dijadikan tanda atau patokan lokasi.
Kendati demikian, lepas dari hal di atas. Perumahan Bukit Cemara Tidar merupakan perumahan ideal di Kota Malang. Berhawa sejuk, sepi (tidak bising), aman, dan yang paling penting kebutuhan air harian murah. Sebab, masalah air dikelola sendiri oleh pengelola perumahan.
Ada sumber mata air bor yang sangat dalam dan besar untuk kebutuhan warga. Cukup membayar 33-an ribu perbulan sudah cukup untuk memenuhi keperluan air mandi, memasak, hingga menyirami taman. Serta tentunya ada kelebihan lain yang perlu dibahas dalam tulisan selanjutnya.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ada yang Aneh dengan Patung di Perumahan Kota Malang ini, Bukan pada Bentuknya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*