Banjirembun.com
Beliau menolak tegas pemberian menggiurkan seperti kendaraan, harta, jabatan, dan segala sesuatu yang mudah bikin lengah. Termasuk tawaran jadi PNS di Kemenag. Serta iming-iming lainnya yang bikin orang awam bakal menerimanya dengan kegembiraan.
Sebagai tokoh besar, hidup beliau teramat bersahaja, membumi, dan jauh dari kata "menjaga jarak dengan umat". Tak luput, posisi beliau sebagai pengurus PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) ternyata hasil "paksaan" dari Kiai Maimun Zubair (Mbah Moen).
Tak hanya itu, ustadz-ustadz radikal dari minhum (golongan mereka) juga tak main-main dalam memuji, menyanjung, dan mengakui keilmuan beliau. Bisa dikatakan Gus Baha yang bernama lengkap KH. Ahmad Bahaudin Nursalim itu diakui hampir semua golongan umat Islam Indonesia.
Gus Baha sebagai pakar tafsir (ilmu Quran) yang faqih merupakan ulama yang benar-benar wasathiyah (moderat). Tidak ekstrim kiri pun tidak ekstrim kanan. Tak pula dapat diintervensi oleh pejabat apalagi orang yang tak ahli agama.
Pantas bila beliau disebut sebagai sosok ulama yang matang. Tokoh yang menjadi murid kesayangan Mbah Moen ini jadi penyejuk di tengah perselisihan umat Islam Indonesia. Pernyataan beliau memberi solusi dan menentramkan. Bukan malah menimbulkan kegaduhan baru.
Gus Baha yang berfigur sederhana itu bisa diterima mayoritas umat karena memiliki pembawaan dan pendekatan dakwah yang cocok dengan masyarakat Indonesia. Di mana, selain dilandasi pada ilmu yang matang juga disertai penjabaran logis dan ditambahi guyonan khas.
Gus Baha saat mengisi cerama di Ponpes al-Hikam Depok (sumber gambar) |
Banjir Embun
Penjelasan beliau di setiap ceramah tidak terlalu kaku. Namun, bukan berarti itu akan melebar ke mana-mana dan berlebih-lebihan. Pandangan beliau tidak sempit akan tetapi pula tidak memudah-mudahkan. Khas ulama hebat yang kuat dalam berprinsip kuat sekaligus berpandangan luas.
Gus Baha, kami berdoa untuk panjenengan (anda). Semoga Gus Baha diberi panjang umur, tetap terus diberi kemudahan untuk berdakwah, tetap berada di garis lurus, dan istiqomah dalam jalan juang yang diridhai Allah. Aamiin. Kami cinta anda Gus.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Gus Baha, Sang Penyejuk di Tengah Perbedaan Umat Islam Indonesia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*