Tanpa pikir panjang saya langsung menghampiri toko itu. Selain karena masih banyak kios-kios yang tutup, itu juga karena ia berhijab. Saya tanya pada dia "Baterai handphone (saya menyebut merk) ada tidak mbak? Sekaligus ganti baterainya."
Baterai HP saya merupakan tipe tanam, permanen, atau removable. Artinya untuk copot-pasang tidak mudah. Butuh alat dan ketelitian. Orang awam seperti saya tidak begitu gampang untuk melakukannya. Jadi saya putuskan untuk menyerahkan urusan itu pada penjual baterai.
Ilustrasi cewek berhijab. Ini bukan foto cewek yang ada dalam cerita ini (sumber gambar) |
om
Penjaga toko itu menelepon seseorang. Bertanya terkait ketersedian baterei sesuai dengan yang saya butuhkan. Lalu menanyakan harga. Setelah itu, dia memberitahukan pada saya harganya 150 ribu. Sudah termasuk biaya pasang baterainya.
Ponsel saya terus ia pegang. Setelah saya serahkan pada dia di awal transaksi tadi. Tak pernah lepas dari tangan, walau dia sedang menelepon. Serta saat saya menanyakan harga silikon dan memilih-milihkannya untuk saya di deretan banyak silikon. Saya tidak sadar HP saya telah "ditahan" dia.
Seharusnya saya punya keputusan. Memiliki hak untuk menarik kembali hp saya yang dipegang dia selama belum "deal". Tapi entah, karena saya merasa butuh segera untuk ditangani atau niat sedekah saya begitu besar, serta karena dia memang lihai memainkan psikologis calon pelanggan. Saya tetap diam dan mengikutinya.
Saya tanya "Baterainya asli ya mbak milik (saya menyebutkan merek)?" Ia menjawab "Iya asli." Tahu itu saya makin mantap dan yakin untuk membelinya.
Harapan tinggal harapan. Saya kira ia yang memasangnya sendiri di gerai yang dijaga. Namun, ia mengajak saya untuk mengikutinya. Jalan menyusuri beberapa kios yang masih tutup. Lalu sampailah pada sebuah lapak khusus service HP. Akad transaksi saya diserahkan di kios itu.
Di sana ada 3 pria yang sibuk membenahi ponsel. Disertai satu penjaga berjilbab. HP saya langsung diserahkan pada salah satu tukang service itu. Langsung ditangani tanpa tunggu. Sedangkan penjaga yang mengantarkan saya tersebut kembali ke tokonya.
Tanpa tunggu lama penjaga toko cewek kios kedua itu pergi. Entah ke mana. Kurang lebih 5 menitan dia hilang. Setelah itu dia datang membawa baterei terbungkus plastik. Kemudian ia serahkan pada petugas service yang mengganti baterai HP saya.
Proses penggantian tak begitu lama. Saya lihat bungkus batereinya tidak asli sesuai merk. Nampak di bungkusnya sekilas tertulis "Original Accessories". Saya bisa menebakknya karena dulu pernah ganti baterei HP yang tidak orisinil seperti itu. Umurnya tak lama.
Akhirnya pergantian baterai selesai. Saya membayar ongkos 150 di kios kedua itu. Diberi nota dan diberi tahu asuransi 1 pekan. Bila baterei mengalami kerusakan maka akan diganti yang sejenisnya. Itu yang juga pernah saya alami dulu saat beli baterai. Benar-benar diganti. Namun, itu di toko lain yang saya lihat di Mall itu masih tutup.
Saya telah dibohongi dan dicurangi. Baterei hp ternyata tidak asli. Saya tidak diberi kesempatan untuk melihat baterainya seperti apa. Jadi semua serba gelap. Saya tetap terdiam saja. Sekaligus memang berniat ingin sedekah pada toko yang dijaga cewek berhijab. Dengan cara membeli dan membayar layanan ganti baterei tanpa menawar.
Sayangnya, cewek yang berhijab belum tentu salehah. Hijab mungkin hanya sebagai cara untuk menarik pelanggan. Itu tidaklah salah sebab berhijab adalah hal baik. Tidak salah menggunakannya itu memperlaris dagangan. Namun, bila yang dilakukannya curang maka itu bakal membuat image buruk cewek berhijab.
Dalam perjalanan pulang sempat hati ini kecewa, menyesal, dan kesal. Lambat laun itu mereda. Ditambah lagi saya berdoa berharap pada Allah. Bukan doa jelek. Saya berharap apa yang baru saya alami itu akan mendapat balasan rizqi yang melimpah dari Allah. Serta saya berdoa semua orang-orang tersebut mendapat hidayah berdagang dengan benar.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Berhijab Belum Tentu Islami, Bukti Nyata Penjaga Toko Berhijab di Kota Malang ini Curang"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*