Wabah Corona memang masih jauh dari kata berakhir. Bahkan, menurut sebagian ahli gelombang kedua pandemi COVID-19 belum terjadi. Meski beberapa waktu lalu ada lonjakan kasus. Nyatanya, itu tidak memenuhi syarat untuk disebut "gelombang kedua".
Dalam waktu dekat, diprediksi wabah menyesakkan dada ini masih terus berlangsung. Belum ada politikus, agamawan, hingga ilmuwan yang menjamin semuanya segera teratasi. Namun demikian, bukan berarti kita tak boleh berharap. Setiap orang berhak punya harapan.
Harapan itu penting. Dengan berharap seseorang bisa memiliki semangat atau motivasi hidup. Tetap menjalani hidup dengan berkualitas. Kendati setiap orang punya harapan beda setelah musibah ini berakhir. Ada harapan "egois", harapan realistis, hingga bersifat religius.
Setelah pandemi Covid-19 berakhir, akan muncul empat golongan manusia.
1. Manusia Tipe Pertama
Manusia pada golongan ini merupakan insan yang tahu diri. Mereka menyadari atas kelemahan, dosa, dan kelalaian. Meski ia sebenarnya sudah rajin ibadah dan terus berusaha mendapat ridho Allah SWT. Nyatanya, ia juga ikut merasa bersalah dan tobat ketika wabah menyerang.
Keadaan seperti sekarang ini membuatnya dekat pada Allah. Ia sadar atas dosa-dosa di masa lalunya. Ia juga sadar ibadahnya masih pas-pasan. Manusia tipe ini bertaubat dengan sungguh-sungguh. Setelah wabah berakhir kelak ia tetap istiqamah berada di jalan kebenaran-Nya.
Justru amal ibadahnya jauh lebih baik lagi setelah wabah berakhir. Itu sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dengan begitu, keimanan selalu tertanam di hati kala lagi terkena musibah maupun kala semoga permasalahan sudah terpecahkan.
2. Manusia Tipe Kedua
Manusia kategori kedua ini adalah manusia tak tahu diri. Saat dalam kondisi pandemi ia mengakui perbuatan dosa, takut, dan berharap pada Allah SWT. Namun, saat semua kembali normal ia meninggalkan-Nya. Dengan kata lain, Tuhan hanya jadi tempat singgah berkeluh kesah.
Di saat sedih rajin bersedekah dan meningkatkan ibadah. Akan tetapi saat kebahagiaan muncul, ia sudah tak sadar lagi bahwa Allah yang telah memberikan suasana bahagia itu. Ia lupa saat dulu menangis merengek pada-Nya untuk segera mengakhiri cobaan mengerikan ini.
3. Manusia Tipe Ketiga
Manusia tipe ini awalnya lalai pada Allah dan menganggap santai bencana Covid-19. Ia tak takut mati. Baginya mati adalah kepastian hidup. Akan tetapi setelah semua ancaman serius ini usai, justru membuatnya dapat hidayah. Ada beberapa alasan yang jadi pemantiknya itu.
Ia merasa mendapat keajaiban dan pertolongan dari Allah SWT. Di mana, peristiwa spiritual itu sulit untuk dinalar dengan logika. Ia menganggap Allah telah memberinya kesempatan kedua untuk berubah lebih baik. Implikasinya ia jadi manusia yang berubah total jadi agamis.
4. Manusia Tipe Keempat
Di antara semua tipe manusia pasca pandemi, di poin keempat inilah yang paling nista. Bukannya bersyukur sudah lolos dari jeratan wabah. Malah kemaksiatannya semakin menjadi-jadi. Keadaan normal membuatnya bebas melakukan sesuka hati.
Ia menganggap karantina mandiri telah membuatnya terpenjara. Jangkankan minta pertolongan Allah SWT, justru yang terjadi menghardik takdir-Nya. Ia tak menerima dengan keadaan yang harus dijalani selama pandemi. Akibatnya setelah "bebas" ia melampiaskan niat kotornya.
mudahan saya bisa jadi tipe ketiga ya...aminnnnn...sekarang masih belum betul soalnya...
BalasHapus