Burung unta yang dalam bahasa Inggris disebut ostrich merupakan salah satu dari sejumlah jenis burung yang tak bisa terbang. Selain menjadi hewan berkaki dua tercepat, ia juga berstatus sebagai burung terbesar di dunia. Bahkan di sekitar asalnya, burung ini ditunggangi untuk pacuan.
Burung unta memiliki tinggi hingga 2,8 meter untuk jantan dan 2 meter untuk betina. Mempunyai berat hingga 120 Kg pada pejantan dan 100 Kg pada indukan. Sebagaimana umumnya hewan besar, umur burung untuk juga relatif lama yaitu hingga 40 tahun. Pada penangkaran bahkan bisa 70 tahun.
Telur burung unta merupakan telur paling keras dan terbesar di dunia. Beratnya paling tidak antara 1,6 hingga 2 Kg. Dalam musim kawin, mereka akan bersarang secara sosial. Di mana sejumlah betina akan kompak bertelur pada satu sarang. Biasanya betina dominan yang akan dijadikan penentu di mana mereka akan bersarang.
Pada siang hari betina yang mengerami telur dan malamnya para pejantan. Itu sekaligus menjadi pertanda bahwa burung unta merupakan hewan yang setia pada pasangan. Sebagai tambahan, burung untuk betina memiliki warna kulit keabu-abuan. Adapun yang jantan, kaki dan leher berwarna pink.
|
Sepasang burung unta sedang asyik-asyikan di padang rumput (sumber gambar)
|
Uniknya, burung yang dikenal memiliki otak lebih kecil dari pada bola matanya ini selain terkenal "pengecut" juga dikenal "pemalu". Kadang ia lebih cenderung memilih berlari atau bersembunyi untuk menghindari pemangsa. Cara bersembunyi cukup merundukkan kepala hingga ke tanah.
Sebenarnya teknik membenamkan kepala ke tanah yang dilakukan burung unta hanyalah mitos. Ia tidak pernah menyembunyikan kepala masuk ke tanah. Melainkan hanya merundukkan kepala merendah ke tanah. Di mana, cara tersebut juga bukan tindakan lari dari masalah.
Justru dengan perilaku menundukkan kepala hingga ke tanah membuat predator jadi kebingungan dan terkelabui. Dengan begitu pemangsa tidak akan mendekati. Itu pun bukan cara satu-satunya yang dipilih burung untuk untuk melindungi diri dari ganasnya alam liar. Masih ada cara lain.
Jangan salah, burung untuk bukan burung penakut. Ia tergolong burung agresif yang membahayakan. Ketika ia terancama tak akan segan-segan menggunakan kaki kuatnya untuk melakukan tendangan mematikan. Pada sasaran yang tepat sudah cukup membuat daging musuh terkoyak.
Hal lain yang perlu diketahui ternyata burung unta masih kalah jinak dari pada burung emu. Walau nampak sangar, burung yang berasal dari Australia itu terkenal lebih jinak pada manusia. Di sana burung emu diternak untuk diambil daging, kulit, dan lemaknya. Tentu kedua burung itu kalah buas bila dibanding kasuari.
Untuk membantu proses pencernaan makanan di dalam perut burung ini harus rutin menelan kerikil. Tak tanggung-tanggung burung unta sanggup menampung 1 Kg bebatuan kecil di dalam perutnya. Ia juga tahan tak minum dalam beberapa hari. Sebagai ganti ia mendapat sumber cairan dari biji, akar, dan serangga yang di makan. Bisa dibilang ia omnivora.
Sebagaimana ayam yang tak bisa terbang, sayap burung untuk tetap ada gunanya. Ia mampu dijadikan alat kemudi terbaik untuk menjaga keseimbangan dan melakukan pengereman terutama saat bermanuver. Lebih dari itu sayapnya juga bisa jadi payung bagi anak-anaknya dari panas dan hujan. Sekaligus bisa pengatur suhu tubuhnya sendiri.
Burung Unta Diternakan untuk Diambil Manfaatnya
Burung unta merupakan salah satu burung yang sudah terdomestikasi pada kehidupan rumah tangga manusia. Namun, ia itu terjadi masing tergolong baru pada akhir-akhir ini. Tidak seperti kucing, ayam, kambing, sapi, burung, kuda, kelinci, dan lain-lain yang sudah dipelihara manusia sudah sejak lama sekali.
Proses domestikasi masih berlangsung hingga sekarang. Bahkan burung unta yang bebas di alam liar juga tidak bisa dibilang punah. Oleh sebab itu wajar bila harga burung unta sangat mahal. Sebab ilmu memelihara dan pengembangbiakan masih minim. Selain itu jumlah ketersediaannya juga tergolong terbatas.
Burung unta dijadikan ternak oleh manusia karena memiliki nilai jual yang mahal. Ia jadi komoditas jual beli untuk diambil daging. Kulit dan bulunya dapat dijadikan pakaian. Kadang juga diambil telurnya karena jumlah sekali bertelur pada musim kawin tergolong banyak. Mencapai 40-60 butir.
Hingga kini burung unta telah banyak diternakan di beberapa negara. Terutama yang beriklim hangat sesuai dengan habibat aslinya. Di Indonesia sendiri burung unta tergolong hewan mahal. Baik untuk dimakan maupun untuk dipelihara. Begitu pula di Amerika hewan itu merupakan makanan mewah.
Harga sepasang anakan burung yang memiliki leher seperti unta itu mencapai 30 juta. Info tersebut berdasarkan dari salah satu peternak dari Magelang Jawa Tengah. Di mana anakan burung unta itu sudah setinggi 1 meter. Sedangkan anakan yang baru menetas dihargai 20-25 juta perpasang.
Sebenarnya tradisi makan daging burung unta liar sudah ada sejak lama. Akan tetapi karena populasinya semakin menipis membuat manusia sadar. Mereka akhirnya melakukan budidaya burung unta. Tepatnya pada sekitar abad 19 budidaya burung unta pertama kali dilakukan di Afrika Selatan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Burung Unta Bisa Dipelihara, Harga Sepasang Anakan 30 Juta di Indonesia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*