Mnemophobia, oleh Nuryati dan Lily dikatakan sebagai istilah kedokteran yang termasuk penyakit kejiwaan. Ia menjadi salah satu dari 76 istilah gangguan jiwa dan perilaku. Hal itu termaktub dalam buku bahan ajar yang diterbitkan BPPSDMK Kemenkes RI, 2018.
"Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa". Itulah ungkapan yang menandakan bahwa yang namanya sehat itu harus komprehensif dan berimbang. Keadaan fisik, mental, spiritual, dan sosial tanpa kecuali harus bisa menunjang kehidupan yang produktif dan positif.
Mnemofobia tergolong penyakit jiwa karena pikiran menjadi terganggu. Seperti halnya tubuh yang bisa sakit, begitu pula pikiran. Gangguan pikir itu mengakibatkan emosi dan tingkah laku menjadi labil. Bahkan itu sudah di luar nilai budaya dan kepribadian penderita.
Banjir Embun
Kejadian trauma di masa lalu, yang walaupun itu sebenarnya bukan persoalan buruk atau salah, dapat muncul secara tiba-tiba. Tentu bila berlarut-larut dan sering terjadi berulang, akan mengakibatkan efek negatif. Tidak hanya bagi kehidupan diri penderita tapi juga keluarganya.
Hubungan interaksi atau komunikasi penyandang mnemophobia dengan keluarganya jadi beda. Ia tak mampu lagi memecahkan masalah hidup dengan tepat. Kehilangan nikmat berhubungan baik dengan teman-teman, rekan, keluarga, maupun orang lain.
Trauma masa lalu yang terus berlanjut dapat menimbulkan rasa takut dan stres berlebihan. Inilah yang masuk kategori gangguan jiwa sehingga butuh psikoterapi yang dilakukan psikeater. Akan tetapi bagi sebagian lain, ingatan traumatis dapat mudah hilang dan tak hinggap lagi dalam waktu lama.
Bagi penderita mnemofobia rasa cemas dan kenangan buruk akan terus hinggap. Dalam jangka waktu yang lama dan dengan kondisi yang bertambah buruk. Dengan itu, otak dipaksa untuk terus siaga dalam merespon ingatan yang menganggu itu.
Akibatnya sangat fatal. Banyak kejadian tak mengenakkan hadir. Seperti insomnisa (susah tidur), amarah yang tak terkendali, sulit mengontrol jiwa, hingga pada merubah kebiasaan hidup sehari-hari. Penyakit itu bisa menghinggap selama tahunan. Bahkan sampai seumur hidup.
Banyak faktor penyebab seseorang bisa terkena mnemophobia. Beberapa di antaranya suka menyalahkan diri atas peristiwa yang pernah dialami. Selain itu ada penyalahgunaan obat. Selanjutnya ada tekanan psikologis sehingga depresi. Serta tidak ada dukungan orang sekitar.
Cara Menghilangkan Trauma Masa Lalu
1. Hindari kontak fisik dengan segala hal atau peristiwa yang membangkitkan kenangan
Ingatan masa lalu yang tak disukai atau tak mau lagi diingat kadang timbul lagi begitu saja. Seringkali disebabkan karena mengalami atau melihat kejadian serupa atau mirip di masa lalunya (flashback). Secara tiba-tiba memori menyakitkan bagi dia itu muncul kembali.
Ilustrasi gejala mnemofobia muncul karena melihat foto (sumber gambar) |
Misalnya, sedang menonton TV tentang pertengkaran. Serta merta, ingatan masa lalu tentang pertengkaran hebat dengan orang lain menyembul lagi. Solusinya ialah segera menjauh secara fisik maupun fikiran dari paparan informasi atau segala hal yang dapat membangkitkan kenangan lampau.
Banjir Embun
Mengingat sepintas masa lalu merupakan hal normal. Namun itu tak boleh berlarut. Perlahan cobalah tenangkan diri. Alihkan traumatis pada aktivitas lain yang lebih bermanfaat dan menyenangkan. Jangan biarkan pikiran terus melayang atau melamun ke mana-mana.
2. Berdamai dengan masa lalu
Barangkali bagi penderita, masa lalunya merupakan hal memuakkan, memalukan, menyakitkan, atau yang semacamnya. Akan tetapi bagi orang lain, menganggap itu hal lumrah yang tak perlu dipikirkan berlarut. Apalagi sampai terus teringat lagi di kemudian hari.
Tak perlu merasa bersalah dan menyesal pada hal yang tak pantas dibegitukan. Mulai sekarang cobalah hidup berdamai dengan masa lalu. Buat sugesti bahwa diri kalian bisa menghadapinya tanpa ada stress. Kembalikan kualitas hidup kalian seperti semula. Tak boleh terpengaruh.
Segala apa yang terjadi pada masa lalu, bukan hanya jadi kesalahan satu orang saja. Namun, itu bukan berarti boleh untuk menyalahkan orang lain. Hidup ini untuk hari ini. Bukan untuk mengenang, menyesali, atau mengurusi masa lalu.
Segala apa yang terjadi pada masa lalu, bukan hanya jadi kesalahan satu orang saja. Namun, itu bukan berarti boleh untuk menyalahkan orang lain. Hidup ini untuk hari ini. Bukan untuk mengenang, menyesali, atau mengurusi masa lalu.
3. Menceritakan pengalaman masa lalu melalui tulisan
Masa lalu bisa datang kembali seakan memaksa, mungkin memang saatnya untuk dikeluarkan. Jiwa seseorang ada batas untuk menampung segala hal tak mengenakkan baginya. Selain lewat bercerita atau curahan hati kepada teman, juga bisa dengan menulis.
Bagi kalian yang tak nyaman membocorkan kehidupan pribadi masa lalu pada orang lain, lebih baik menceritakannya lewat tulisan. Dengan bercerita rasa lega akan hadir. Segala uneg-uneg yang menyumbat pikiran menggerojog deras begitu saja.
Tatkala tulisan itu dipublikasikan maka penderita tidak akan merasa sendiri lagi. Selain itu, menulis juga dapat menjadi media terapi yang bagus. Seiring berjalan waktu rasa rileks dan terlarut akan bercampur menjadi kenikmatan. Lebih dari itu, pikiran menjadi tersapih (lepas) dari lamunan tak faedah.
Bercerita tentang diri sendiri tersebut merupakan bentuk pengakuan atas kelemahan pribadi. Walau mungkin identitas penulis dibuat anonim. Serta gaya penulisan cerita dibuat sudut pandang pihak ketiga. Artinya, seolah penulis bercerita tentang orang lain. Padahal ia menceritakan diri sendiri.
4. Tuntaskan trauma masa lalu yang bisa ditangani
Ada sebagian masa lalu yang masih memberi kesempatan bagi pelakunya untuk memperbaiki. Begitu pula pada kasus pengalaman hidup yang terus membayangi. Bila trauma masa lalu tidak diselesaikan dengan baik, maka ketika ada pemicu ia akan menghantui kembali.
Kenangan mengganggu atau bahkan buruk, di masa lalu kadang memang mudah dilupakan. Sayangnya, itu hanya sesaat. Dengan gampang pula di kemudian hari hadir mendadak. Nah, kalau tiga cara di atas dicoba tetap tidak bisa, Banjir Embun menyarankan untuk bersikap kestaria.
Temui segala hal yang terkait masa lalu. Lalu beranikan diri untuk bersikap dan berkata sejujurnya, yang membuat ganjalan jadi hilang. Sikapi masalah tersebut dengan benar. Tidak mengulang lagi kesalahan masa lalu. Dengan begitu, kenangan kalian akan berubah dari sebelumnya.
5. Pengobatan non medis dan medis
Bagi penganut agama Islam segala bentuk gangguan dalam jiwa bisa juga disebabkan oleh makhluk gaib seperti jin. Salah satu cara menanganinya selain meningkatkan spiritualitas diri yaitu dengan melakukan terapi ruqyah. Dilakukan oleh ahli agama dalam bidang meruqyah.
Adapun penanganan medis ialah terapi perilaku kognitif. Serta mengonsumsi obat-obat tertentu seperti beta-blocker (anti kecemasan) dan antidepresan. Semuanya atas resep dokter jiwa. Lantas ditunjang dengan melakukan hipnoterapi (terapi hipnotis) baik oleh diri sendiri maupun dibimbing ahli.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Lima Cara Menghilangkan Gejala Mnemofobia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*