Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat nabi yang bisa baca tulis. Beliau keturunan Quraisy dari keluarga kelas menengah. Meski Khattab (ayah umar) orang terpandang tapi tidak kaya dan tak punya budak. Lahir sekitar tahun 584 M, ada riwayat lain yang mengatakan tahun 586 dan 581 M.
Sebelum memeluk Islam pada tahun 616 M (sekitar 6 tahun pasca pertama kali Islam turun) dia dikenal sebagai peminum berat. Teramat sering mabuk khamr dan berada di tempat hiburan. Di sisi lain, beliau adalah sosok pegulat hebat dan mahir serta gemar olah raga menunggang kuda.
Umar saat masih muda sudah sangat disegani dalam pertandingan gulat di sekitar pasar Ukaz. Uniknya, walau senang bergulat ternyata beliau adalah salah satu dari kalangan penduduk Makkah yang gemar mendengarkan penyair membacakan sajak-sajaknya.
Seperti halnya ayahnya Khattab, Umar adalah seorang yang cerdas dan dihormati di kalangan masyarakatnya. Sejak dini beliau termasuk istimewa di antara teman-teman sebaya. Tubuhnya pun juga beranjak tumbuh lebih tinggi dan kekar daripada orang seusianya.
Tak hanya masalah kebaikan dari Ayahnya yang diwarisi. Sejak kecil Umar berwatak tegas, tanpa basa-basi, dan jarang tersenyum. Itu juga diwarisi dari bapaknya. Selain itu beliau dikenal sebagai orang yang tidak pandai berdagang. Wajarlah bila beliau tetap hidup pas-pasan.
Kesederhanaan Umar terjadi salah satunya karena lebih mengutamakan mengasah pemikirannya daripada untuk urusan duit. Beliau lebih banyak membaca dan memperluas pengetahuan. Itulah yang membuat beliau bertambah ilmu tapi tidak bertambah hartanya.
Adapun dari segi pemikiran dan keyakinan sebelum masuk Islam, Umar sangat fanatik terhadap agama nenek moyangnya. Tak heran ketika Islam mulai bersemi di tanah Makkah, ia salah satu orang yang paling membenci Islam. Bahkan saking bencinya tak segan untuk berbuat aniaya.
Postur tubuh tinggi besar dan kaki panjang merupakan pawakan yang melekat pada Umar. Ketika berjalan langkahnya yang cepat dan lebar sangat sulit diikuti yang lain. Segala kelebihan dan kekurangan beliau sudah menjadi kebiasaan sedari muda.
Kenyataan di atas jauh berbeda dengan 3 Khulafa Rosyidin lainnya. Di mana Abu Bakar (Abdullah bin Abu Quhafah), Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Tholib sebelum mendapat hidayah Islam hidupnya terjaga dari kemusyrikan. Mereka semua tak pernah menyembah berhala.
Umar bin Khattab Memeluk Islam
Sebelum jadi khalifah, benih semangat berdakwah dan tegas dalam menghadapi kaum fasiq, munafiq, dan kair sudah ada pada zaman Rasulullah. Umar menjadi penopang dakwah nabi yang begitu gigih dan disegani. Umat Islam jadi lebih berani untuk berdakwah dan beribadah secara terbuka.
Umar sendirilah yang menghendaki kaum kafir Quraisy tahu tentang keislamannya. Seakan memperingatkan dan menantang siapa saja yang berani mengganggu nabi Muhammad dan umat Islam dalam menjalankan keyakinannya.
Pada masa permulaan Islam beliau bersama Abu Bakar senantiasa mendampingi Nabi. Bila ada Abu Bakar di sisi Rasul hampir dipastikan ada Umar di sana. Setelah mengenal Islam dan akhlak umat Islam perangai Umar cukup mengalami perubahan.
Beliau lebih memilih damai dan berdiskusi daripada menggunakan kekerasan. Terbukti pada periode Makkah tak ada peperangan atau bahkan pertumpahan darah sedikitpun. Bahkan Umar bin Khattab rela menuruti kemauan Nabi dan Allah untuk berhijrah daripada tetap di Makkah untuk melawan kaum kafir.
Keislaman beliau menambah kekuatan Islam, baik pada masa Makkah (610-622) maupun fase Madinah (622-632). Lebih-lebih pada masa kekhalifahan Umar sendiri (632-644), Umat Islam nampak begitu kuat dan ditakuti musuh-musuhnya. Beliau disegani sahabat dan lawan.
Masa Kekhalifahan Umar bin Khattab
Umar bin Khattab yang berjuluk Amirul Mukmikmin merupakan khalifah yang banyak berjasa pada umat Islam. Jika Abu Bakar berjasa "menyelamatkan" Islam dari kepunahan akibat pemberontakan kaum murtad maka Umar bin Khatab "membesarkan" Islam.
Pada saat masa Abu Bakar pun umat Islam disibukkan masalah internal. Oleh sebab itu beliau tidak sempat untuk mensukseskan dakwah Islam ke sekitar negeri. Sedangkan pada masa Umar, berangsur-angsur urusan internal mulai tertata sambil umat Islam melakukan perluasan pengaruh.
Umar berperan dalam pengembangan umat Islam untuk pertama kali hampir dari berbagai lini. Mulai dari makin meluasnya wilayah pembebasan hingga inovasi ekonomi. Misalnya pada masa Umar yang memperkenalkan uang logam (dinar dan dirham) untuk pertama kali dalam dunia Islam.
Pada tahun 642 M untuk pertama kalinya umat Islam membuat dirham "sendiri" sebagai alat tukar atau transaksi resmi dalam perdagangan. Pada saat itu pula umat Islam mencetak mencetak uang logam sendiri dengan cara menempa.
Adapun inovasi dari segi pemerintahan beliau telah membentuk dewan (departemen). Membentuk baitul mal, pengadilan (mengangkat dan menggaji hakim/mujtahid), jawatan pajak, lembaga permasyarakatan (penjara), jawatan kepolisian, hingga bea cukai.
Tak cukup dengan hal di atas. Pada masa Umar terjadi kodifikasi hukum. Yakni, membuat undang-undang tertulis secara detail. Baik itu untuk urusan pasar (jual beli) hingga urusan umum. Di masa beliau juga guru, imam, dan muazin mendapat gaji dari pemerintah.
Adapun kemajuan umat Islam pada masa pemerintahan Umar secara eksternal juga tak kalah fenomenal dari internal. Bila kebijakan internal beliau lebih menikankan pembaruan sistem pemerintahan maka untuk eksternal beliau memutuskan melakukan pembebasan wilayah tertentu yang dijajah bangsa lain.
Di masa kepemimpinan beliaulah negeri Persia (dinasti Sassaniyah) hancur lebur tak tersisa. Salah satu dari 2 negeri adikuasi (satunya Romawi) yang menonjol pada zaman itu takluk hanya dalam waktu dua tahun (624-644 M).
Sebelum itu, pada masa awal pemerintahan Umar antara tahun 632 hingga 639 serangkaian prestasi terkait perluasan wilayah sudah nampak cerah. Mulai dari bumi Syam (suriah, lebanon, palestina, yordania, dan sekitarnya) hingga Iraq.
Disusul pada tahun 641 Mesir yang pada saat itu juga di bawah penjajahan Romawi dapat dikuasai dan diselamatkan dari penjajahan. Pada masa Khulafa al Rosyidin (632-661 M), Umar-lah yang paling berprestasi dalam perluasan wilayah syiar dan dakwah Islam.
Terlepas dari presatasi yang nampak seperti di atas, Umar merupakan sosok pemimpin yang piawai. Langkah ivonatif, strategi, taktik, politik, manajemen organisasi kepemerintahan, dan kebijakan beliau menjadi penyebab umat Islam jadi kuat.
Keutamaan Umar bin Khattab
Manaqib atau keutamaan Umar bin Khattab terangkum dalam jabaran berikut:
1. Umar bin Khattab dikenal sebagai orang yang berilmu. Keutamaan berilmu beliau sadari sejak awal akan bermanfaat bagi Islam kelak. Dengan ilmu itulah beliau menjadi mujtahid.
2. Umar bin Khattab merupakan mujahid yang ulang. Hasil ijtihad atau inovasi beliau baik terkait hukum agama maupun langkah politik pemerintahan sangat berperan dalam membangun peradaban Islam.
3. Luasnya pembebasan wilayah negara lain dari para penjajah. Itu merupakan pencapaian yang amat cepat. Hanya butuh 12 tahun wilayah Mesir, Syam, hingga Persia berhasil dilindungi di bawah naungan umat Islam. Beliau adalah pembangun pondasi (cikal bakal) berkembang pesatnya Islam ke penjuru dunia.
4. Dimakamkan di sisi Rasulullah. Tidak hanya pada masa hidupnya Umar dekat selalu mengiringi Nabi. Saat beliau wafat beliau juga memiliki karunia disemayamkan mendampingi Nabi.
5. Paling tegas dalam menegakkan agama Allah. Seperti halnya watak beliau sedari muda, saat menjadi khalifah beliau menerapkan hukum Allah secara tegas. Tanpa pilih kasih dan dengan seadil-adilnya.
Referensi:
1. الفاروق عمر, oleh محمد حسين هيكل
2. البداية والنهاية, oleh ابن كثير
3. Buku dosen saya di STAIN Kediri, Dr. Taufiqurahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam: Daras Sejarah Peradaban Islam (Surabaya: Pustaka Islamikan, 2003).
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Sejarah Singkat Umar Bin Khattab Sebelum Memeluk Islam, Masa Kekhalifahan, dan Keutamaannya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*